Sabtu, 14 Juni 2014

Morally Straight: "Hardcore Sudah Mati!"

Photo by MS doc.
Band hardcore yang satu ini, mungkin akan menjadi pengecualian untuk kamu yang lebih senang mendengarkan wejangan positif penuh kalimat motivasi dalam balutan musik yang menghentak ala band-band youth crew. Sebabnya, Morally Straight, menawarkan sesuatu yang akan membuat telinga kita (hardcore kids puritan) merasa shock oleh sederet kata-kata dalam lirik yang mereka sampaikan. (Baca review album mereka di sini).

Dan sejak kemunculan EP Normalitas pada 2012 lalu, perhatian saya pun tercuri. Terlebih ketika mereka mengeluarkan album split dengan Underline, yang semakin membuat rasa penasaran saya bergelora tentang band asal Bandung ini. Dan beberapa saat yang lalu saya berhasil melemparkan beberapa pertanyaan kepada mereka. Berikut adalah hasil obrolan kami. (AL)

Apa yang tengah menyibukan kalian saat ini ?
Yusuf: Macul lahan orang, ngumpulin uang buat nikah!
Luthfi: Mem-buruh setiap hari!
Whisnu: Kerja, memperkaya dompet orang lain!
Iwan: Sibuk di-didik oleh orang lain, mudah-mudahan bisa segera men-didik orang lain!

Saya tertarik dengan warna cover EP Normalitas. Cukup unik bagi saya. Apa yang menjadi landasan untuk memilih warna tersebut ?
Tak ada landasan pasti, hanya saja menurut kami, warna pink gak bikin urat dahi berkerut. Mencoba agar tidak terlihat hc/punk banget..haha! Apaan sih!

Agar tidak terlihat seram. Agar menarik minat anak-anak kecil untuk membeli, jadi dipilihlah warna pastel pink. Invasi pelangi sebelum senja menjelang telah meratapi dini pucat pasi hakiki yang dikebiri!

Dalam lagu “Fairytale Kingdom”, kalian menyoalkan proses band-band cepat saji. Lantas bagi kalian, bagaimana idealnya sebuah band itu harus terbentuk ?
Bagi kami, bikin band itu gak gampang, gak segampang ngisi TTS (Teka Teki Silang). Karena kami pikir sebuah band dikenal/dihargai melalui karya & proses yang panjang. Bukan karena ada “sesuatu” di belakang band-nya (tren musik saat ini, orang-orang yang berpengaruh di scene hc/punk yang jadi personil band tersebut, dll).

Tak ada idealnya, cukup menjadi band itu sendiri dan berusaha untuk tidak menjadi “your roots.” We’re all have roots, right?! Don’t forget your roots! Those words is fucking true! But you don’t have to be your roots exactly, you just you, man! You have your own style. Kalo kata SSDecontrol: “The Kids Will Have Their say”

Apakah kalian sedang membahas scene di mana kalian berasal dalam lagu “Walk Me Out of Here!” ? Apa yang sebenarnya terjadi ?
Ya! Seharusnya scene hc/punk bisa jadi tempat yang netral/paling aman buat segala macam pemikiran: agama, tak beragama, tuhan, tak bertuhan, suku, ras, budaya hingga rivalitas dalam sepak bola. Buat kami, lucu aja kalo alasan-alasan tadi bikin kita terpecah belah. Kami merasa banyak sekat dalam beragamnya definisi musik saat ini. Kemajuan teknologi dan kemudahan mengakses internet gak jadi jaminan orang-orang menjadi terbuka dalam berpikir, termasuk tentang keberagaman selera musik. Satu sama lain saling mengkultuskan seleranya sehingga menjadi kacamata-kuda bagi kusir-nya, bukan kuda-nya!

Oh yah, ceritain dong tentang split kalian dengan Underline. Bagaimana proses awal hingga akhirnya tuh ?
Berawal dari akhir tahun 2012 yang tidak sengaja kami pikirkan dan rencanakan bersama Underline. Namun saat itu, kami baru saja selesai main di luar kota dan itu membuat kami semua (baca: Morally Straight) dilanda sindrom“saku berlubang”cukup lama, karena biaya ongkos kirim kami ke luar kota saat itu pas-pasan. Jadi, kami harus memutar otak kembali untuk menutupi biaya rekaman selanjutnya. Akhirnya dari receh ke receh yang kami kumpulkan, terealisasi rekaman di awal tahun 2013 yang cukup terbilang kebut-kebutan. Kami harus segera merampungkan lagu-lagu baru kami. Sebenarnya, rencana split album ini akan rilis di pertengahan tahun 2013, namun apa daya jadwal kebutuhan memacul kami dan teman-teman Underline di Padang, Jakarta, dan kota yang lain lumayan padat, akhirnya split album ini dirilis pada awal tahun 2014 sebanyak 100 keping, tidak lebih.

Ada yang berminat untuk merilis kembali split album kami dan Underline dalam bentuk yang lain? Versi piringan hitam (vinyl), mungkin?! Haha! :P

Pernah punya pengalaman yang berhubungan dengan LGBT ?
Pernah, yang paling sering Morally Straight disangka band homo gara-gara setiap manggung bawain lagu Limp Wrist terus, dan kami gak pernah bawa cewek saat manggung. Haha! Moron!

Pengalaman baik dan buruk masing-masing dari kami pernah mengalaminya. Namun, secara umum itu adalah konsekuensi yang harus diterima dari apa yang kami lakukan. Banyak dari teman-teman yang pro-LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) mendukung kami dalam berkarya karena kami telah mau menghilangkan sekat dan tabu tentang apa itu LGBT di scene hc/punk, dan kami banyak mendapatkan pelajaran hidup dari situ. Tak jarang juga kami mendapatkan ancaman, makian, sampai putusnya pertemanan kami dengan beberapa teman yang kontra terhadap pandangan kami tentang LGBT. Kami hanya ingin memakai hati kami untuk sedikit melihat kenyataan yang ada dari sisi yang lain, kami sedang berusaha menghilangkan stigma LGBT dari otak kami terlebih dahulu, tentang apa arti cinta sesungguhnya, tentang cinta yang melebihi bentuk atau wujud.

Kalo kata Tulus sih: “Cinta memang banyak bentuknya, mungkin tak semua bisa bersatu.” Aiihhh! Mari mewarnai diri dengan cinta! :*

Saya yakin “Doger Hardcore” akan membuat panas hc kids manapun yang mendengarkannya. Apa yang membuat kalian pada akhirnya menulis lirik tersebut ? empiriskah ?
Perasaan geli, hc/punk sekarang dijadikan alat gaya-gayaan, cari uang (hampa makna), cari popularitas, sampai alat cari “adik-adik” Haha! :P

Hardcore is dead! hc/punk sekarang bukan lagi sebuah “ancaman” melainkan menjadi sebuah sebuah pamer sandang (kaos, sepatu, dll).

Ya, pastinya. Karena Morally Straight tidak meng-impor lirik dari Boston. Ini murni berita dari; Ujung Berung, Riung Bandung, hingga Pasar Tumpah Caringin (baca: domisili Morally Straight). Haha!

Btw, bagaimana Bandung secara keseluruhan hari ini ? Adanya jam malam sungguh membosankan pastinya, bukan ?
Semakin penuh sesak, semakin banyaknya ruang terbuka hijau untuk rakyat berbanding lurus dengan semakin banyaknya pula lahan kosong produktif yang dijadikan apartemen, hotel, vila, dan mall. Bandung juara! My ass!

Bagi kami, tidak berpengaruh sama sekali. Karena kami jarang keluar malam. Haha!
Salam kuper! :P

Sebentar lagi kita akan menjelang Pil-Pres. Apakah kalian menaruh harapan kepada para kandidat untuk Indonesia yang lebih baik ?
Ya, harapan selalu ada untuk Indonesia yang lebih baik. Anjis! Nasionalis banget gak sih kita?! :P
Setelah interview ini dimuat, tampaknya kami akan segera di-ganyang oleh Dani (Milisi Kecoa). Hihi! :D

Kami memilih untuk tidak memilih!

Apa rencana kalian selanjutnya ?
Untuk dalam waktu dekat ini belum ada, tapi doakan saja rencana kami akhir tahun ini dapat terealisasi! Fingers crossed! ;)

Terima kasih yah sudah meluangkan waktu untuk menjawab.
Sama-sama! Terima kasih juga buat Alfian dan Lemari Kota yang telah meluangkan waktu untuk membuat pertanyaan. Maaf juga nih baru dibales. Baru sempet ketemuan sama yang lain, maklum pekerjaan sudah terlalu banyak menyita waktu kami. Kapan kita maen band bareng lagi?! Haha!

Artikel Lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar