Sabtu, 14 Januari 2012

Maximun Thrash Lebih Mengutamakan Rilisan Daripada Manggung


"Kami lebih memilih produktif rilisan. Kenapa? karena kami sudah sepakat tidak mengejar target untuk manggung." ungkap OT, frontman dari kuartet power violence asal Jakarta Selatan, Maximum Thrash, sewaktu diinterview mengenai keproduktifitasan mereka.

Ucapannya tersebut bukanlah sebuah omong kosong belaka. Band yang mengaku terinspirasi oleh Spazz, Suffering Mind, Warsore dan Sore Throat ini memang lebih produktif dalam rilisan dari pada manggung. Itu terbukti dari jumlah rilisan mereka yang cukup banyak terhitung sejak awal kehadiran mereka pada tahun 2010 silam. Dimulai dari merilis sebuah demo bertajuk Demo Bastard kemudian disusul oleh sejumlah split bersama beberapa band seperti AxDxS, Matka Teresa, Cunt saw, Crime Think, T.O.D.A., Complusion To Kill, Agathocles, Archagathus, Pizza Hi-Five, sampai yang paling terbaru adalah split mereka dengan LT.DAN yang dirilis oleh Incursion Records (USA) dalam format vinyl 7". Tidak hanya itu mereka tercatat juga mengikuti sejumlah album kompilasi dan salah satunya adalah Mustache Mincers Compilations 10" Vinyl yang dirilis oleh Pan Del Muerte Records, sebuah label DIY yang juga merilis split Terror of Dynamite Attack dengan Repulsione.

Namun amat disayangkan, saat ini lebih banyak diantara kita yang lebih tertarik untuk membeli merchandise band ketimbang rilisan dari band tersebut. Hal yang sama yang diutarakan juga oleh OT, "Sangat disayangkan ketika band mengeluarkan merch atau sebuah rilisan, support untuk membeli sangat minim. Lebih cendrung ke merch seperti kaos, sweater dan topi atau apalah. Ini lah yang terjadi discene kita support untuk membeli produk lokal sangat minim, lebih suka produk luar.".

Tidak hanya merchandise yang kini menjadi primadona khususnya dikalangan scenester hardcore/punk lokal, link downloadpun menemui poros yang serupa dan nyaris mengalahkan kepopuleran dari sebuah rilisan fisik yang beberapa tahun silam justru berada pada puncak tertinggi. Namun untuk ini OT mencoba bersikap fleksibel dengan mengatakan, "Link download menurut kami juga sangat membantu untuk media promosi, tapi ingat ketika band membuat rilisan kenapa tidak memilih untuk mensupport daripada mendownload.". OT juga menambahkan, "Kalau kami lebih memilih mendownload bokep dari band-band, kalau memang beberapa band yang stuff sudah rare, yah terpaksa kami mendownload.".

Meski diakui kondisi scene yang saat ini lebih cenderung tertarik dengan merchandise dan link download ketimbang rilisan fisik, OT tidak pernah takut rilisan mereka (Maximum Thrash) tidak laku, karna mereka berpendapat masih banyak diluar sana yang lebih mendukung untuk membeli rilisan fisik mereka. Bahkan untuk rilisan yang masih berstatus akan rilis-pun, mereka mengatakan terkadang sudah ada yang memesannya terlebih dahulu.

Saat disinggung soal kiat khusus untuk tetap produktif menghasilkan sebuah rilisan, OT mengatakan, "Tidak ada tips khusus dari kami. Semua kami jalankan hanya spontanitas dan berkomitmen." Namun ia berpesan, "Buat lagu sebanyak mungkin, buat komunikasi dan jangan pernah malu akan karya kita sendiri. Kita bisa melakukan ini asal semua terkonsep. Gunakan media sebagai sarana promosi dan komunikasi, bukan cari cewe atau membicarakan sebuah kejelekan orang. Kalian bisa kok !". (AL)

Artikel Lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar