Selasa, 20 Agustus 2013

Gebrakan Baru Skena Hardcore Depok

Photo by Limerence Official
Skena hardcore kota Depok kembali mengalami pancaroba dalam kurun waktu belakangan ini. Setelah invasi musik cepat (baca: fastcore/thrashcore/grindcore) memudar dan dilanjutkan oleh new school/beatdown yang tak terlalu lama menjajah, kemudian beranjak keranah youth crew/oldschool hardcore, kini Modern/melodic /post-hardcore yang mengambil tatah.

Adalah Limerence sebuah kuintet melodic hardcore/post-hardcore asal Depok yang baru saja menetas pada awal 2013. Berangkat dari embrio Elmer Fadhillah vokal, Ichad Prataman gitar, Ryan Alfa gitar, Fithra Agung bass, dan Kevin Bukhari drum. Mereka mencoba menyemarakan siklus pancaroba yang sebelumnya telah dilakukan oleh Struggle Of Youth, Our Spirit, Fuise, Modern Guns, Looking Back, dan Disdain.

Berangkat dari wahyu yang tersampaikan berkat intens mendengarkan Miles Away, To The Wind, The Ghost Inside, dan Landscapes. Mereka mencoba menghadirkan repetoar yang agresif namun tetap dibalut secara se-melodius mungkin. Sehingga pendengar seperti mendengarkan “bajingan bijak” berkeluh kesah.

Dan pada Agustus ini mereka merilis dua buah single teaser dengan masing-masing judul ‘The Only Reason” dan ‘A Story To Tell’ yang dapat di akses secara gratis melalui akun Soundcloud (https://soundcloud.com/LimerenceHC). Dimana rencananya dua buah single ini akan menjadi pintu utama menuju mini album yang akan dirilis pada akhir tahun ini melalui sebuah label sederhana, Optical Records. Sesuatu yang rasanya patut dinantikan buat para hardcore kids. (AL)





Contact:
LimerenceHC@yahoo.com
https://twitter.com/LimerenceHC
https://soundcloud.com/LimerenceHC

Rabu, 07 Agustus 2013

Video of Today: Ayuniawati - Anak Punk (The best song ever!)


Fuck off! Damn! Siapa penyanyi dengan talenta melebihi Adele ini ? Krisdayanti-pun akan bersembah sujud. Tuli-kan semua senior jurnalis Rolling Stone jika tidak memberi applause bagus terhadap musik ini. Ayuniawati, adalah penyanyi yang kami taksir akan melebihi kejayaannya Madonna atau Doris Day dimana silam. Interscope Records harus berani menjadikan Ayuniawati sebagai salah satu artis-nya jika ia tidak mau kolaps. Beyonce pun harus bermawas diri, jika suatu saat Columbia Records tidak lagi meng-anak emas-kan dirinya karena teken kontrak sang label dengan Ayuniawati. Satu hal yang perlu diingat, musik sebagus ini tentu memiliki lirik yang begitu jenius. Yups! Bagaimana tidak jenius, lirik ini penuh pencerahan layaknya pendengar disuguhi petuah Mario Teguh.

Namun sayangnya ia kurang mengkaji lagi mengenai muatan lirik-nya. Ia tidak mencoba mempelajari tentang sejarah Punk itu sendiri. Dan hanya menilai dari luarnya saja. Terlihat banal memang. Jika kita hanya melihat orang dari luarnya saja dan mencoba menyamakan semua orang yang berpenampilan sama. Sialnya, Ayuniawati adalah calon penyanyi yang akan meramaikan industri musik tanah air. Ini sebuah lelucon, industri musik tanah air di isi oleh orang-orang yang instan; dalam musikalitas dan pemikiran (pragmatis).

Oh yah, siapa anak punk yang jadi talent dalam video clip ini yah ? Semoga saja mereka hanyalah model yang dibayar dan di suruh berdandan ala Casualties. Terlihat sama menjijikannya. (AL)