Senin, 01 September 2014

Sedikit Cerita Di Balik Album Split Milisi Kecoa

Photo by Dinda Advena
Milisi Kecoa mungkin bisa dikatakan sebagai band punk rock yang lumayan produktif. Selain terkenal sering melakukan touring dalam negeri dan luar negeri. Mereka juga rajin merilis album. Masih ingat album mereka yang terakhir ? Yups, sebuah split album dengan band punk rock asal Malaysia, Pusher.

Entah kenapa setiap mereka membuat split album, pembeli tidak hanya disuguhkan dua band yang berbeda dalam satu kemasan. Tapi juga disuguhkan artwork yang keren hasil kolaborasi masing-masing personil. Kalau kalian ingat split Milisi Kecoa/Harda Tider (Swedia), nah di album tersebut mereka melakukan kolaborasi artwork. Tremor sang vokalis Milisi Kecoa dan Erik yang megang kendali microphone di Harda Tider ulahnya. Hal itu terulang ketika split dengan Pusher. Tremor berkolaborasi dengan Alak (vokalis Pusher).




Ternyata hal tersebut memang sengaja mereka lakukan. "Karena kebetulan vokalis Pusher dan MK sama-sama bekerja di bidang yang sama, desain grafis/ilustrasi, jadi yah, kenapa tidak kita berkolaborasi juga dalam desain cover," tutur Milisi Kecoa.


Selain kolaborasi artwork yang menjadi poin plus, dalam split dengan Pusher ada sesuatu yang menarik juga. Baik Milisi Kecoa dan Pusher saling bertukar sebuah lagu. Milisi Kecoa membawakan "Artificialzed"-nya Pusher dan sebaliknya membawakan "Ini Bukan Arab, Bung!" namun diubah menjadi versi yang berbeda dengan aslinya. Cenderung lebih danceable. "Menarik sekali, apalagi lagu itu dikemas sedemikian rupa dengan cara yang sangat Pusher."

Usut punya usut awalnya album split ini hanya akan dirilis dalam bentuk kepingan hitam berukuran 7" di Malaysia dan didistribusikan kebeberapa negara tetangga dimana piringan hitam masih cukup populer. Karna menurut mereka, piringan hitam masih belum populer di Indonesia, meskipun ada peminatnya namun masih sebatas kalangan kolektor saja. Apalagi untuk harga Indonesia, piringan hitam termasuk benda mahal.

Namun pada akhirnya album split ini dirilis dalam format kaset hasil co-release beberapa label lokal seperti WHMH, Alternaive, Grimloc, dan Suhatkor. Dengan pertimbangan bahwa kaset masih lumayan populer dan harganya pun terjangkau ketimbang piringan hitam. (AL)

Artikel Lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar