Minggu, 30 November 2014

Sintax: Menebus Dosa Dan Membayar Pajak

Satu lagi nih band crust-punk dari Jember, Sintax, merilis full album dengan tajuk Menebus Dosa Dan Membayar Pajak.
Mereka merilisnya dalam dua format berbeda yakni digital (free-streaming) via Soundcloud dan fisik (Cdr) oleh Akar Rumput Records.

Untuk kalian yang penasaran dengan materi Sintax, bisa langsung dengarkan dibawah sini. (AL)

Kamis, 27 November 2014

Video of Today: Bored - I Don't Need Your Shit (Live at Youth Reaction #1)

Mooikite Menggandeng Takanmati Record Rilis Strange Invitation

Seperti yang sebelumnya dikabarkan (baca beritanya disini) bahwa group musik asal Surabaya, Mooikite, akan merilis album baru bertajuk Strange Invitation.

Mooikite bekerja sama dengan sebuah label rekaman baru asal kota yang sama, Takanmati Records, untuk merealisasikan semua itu. Dirilis dalam bentuk kaset dengan disertai kode unik untuk mengunduh materi album dalam format digital. Hal ini dianggap sebagai sebuah sifat edukatif dengan harapan dapat mengurangi pembajakan karya.

Untuk mendapatkan rilisan Strange Invitation ini, cukup berkunjung ke takanmatirec.net, ikuti instruksi berserta syarat dan ketentuan yang ada di halaman situ tersebut. (AL)

Nafas Perlawanan Neurosesick Dalam "Hancurkan Tiran"

Photo by Neurosesick doc.
Band hardcore/punk asal Malang, Neurosesick, akan merilis EP terbaru bertajuk Sic Semper Tyrannis yang akan dirilis Alaium Records. Dalam EP tersebut, nantinya akan berisi 5 lagu dan 1 instrumental yang semuanya berkaitan dengan satu dan lainnya.

Sic Semper Tyrannis sebenarnya sebuah track intrumental yang kemudian dijadikan tajuk utama dalam EP tersebut. Kata ini diambil dari bahasa latin yang berarti hancurkan tiran.

Dalam arti yang lebih luas, mereka memaparkan, "Bisa kita lihat bahwa kehidupan kita masih dikelilingi oleh para tiran yang siap melumat dan menyingkirkan kita kapan mereka mau. Konflik tanah yang masih terjadi di berbagai daerah, dengan dalih atas nama peradaban."

Untuk menghindari dugaan sebagai martir dadakan dan pahlawan kesiangan, mereka mengatakan bahwa hal ini didasari dari keinginan untuk menceritakan sebuah sisi lain tentang apa yang harusnya kita perjuangkan dan pertahankan.

"Tak usah jauh-jauh ke Palestina karena di negara kita sendiri masih ada yang khawatir kita akan tinggal di mana keesokan harinya. Mungkin juga bakal menimpa Anda yang kelak tergusur dan harus pindah secara paksa. Itu yang seharusnya kalian perjuangkan," ungkap mereka.

Track "Sic Semper Tyrannis" sendiri sudah mereka rilis pertanggal 18 November kemarin via akun resmi Soundcloud. (AL)

Kamis, 20 November 2014

Ansaphone Resmi Rilis Maxi-Single Bertajuk ‘Frame’

Photo by Ansaphone doc.
Ansaphone, band bliss-pop / art-rock / post-rock andalan kota Bandung, resmi merilis single terbaru mereka berjudul “Frame”.

“Frame” merupakan single kedua dari album Dancing In The Colours (2013) yang telah dirilis Ansaphone pada November 2013 lalu, setelah sebelumnya meluncurkan lagu “Sirenical” sebagai single pertama.

Untuk single terbarunya ini Ansaphone yang bekerjasama dengan Wasted Rockers Recordings, merilisnya dalam bentuk fisik, tepatnya sebuah maxi-single format cassette/tape.

Maxi-single Frame berisi lagu “Frame” sebagai single utama, yang diambil dari album Dancing In The Colours (2013), plus bonus beberapa buah lagu b-sides, rarities, akustik dan live dari Ansaphone.

Ansaphone berdiri sejak awal tahun 2004. Selama eksistensinya tersebut, Ansaphone sudah tampil live di banyak tempat dan mengeluarkan cukup banyak rilisan.

Municipal Waste Bajak Jakarta

Photo by Rigel Haryanto
Municipal Waste fuck... Municipal Waste fuck... Municipal Waste fuck...

Masih terngiang ditelinga saya ketika rombongan crossover trash metal dari Richmond, Virginia, Municipal Waste membajak Jakarta dengan 18 lagu, yang nyaris membuat circlepit terlama sepanjang sejarah metal show Jakarta.

Acara yang bertajuk Teror Dari Belantara (pesta peluncuran album teranyar Kapital dari Kalimantan). Hari itu dibuka oleh unit hc/metal Burgerkill dari Bandung yang bermain cukup sore untuk membuka pagelaran tersebut. Selesai break acara dilanjutkan dengan penampilan sang punya hajat, Kapital, yang diawal penampilannya menyajikan tarian hudoq khas Kalimantan yang jarang sekali kita saksikan dimetal show sperti ini. Kapital tampil cukup energik walaupun beberapa kali sering dihinggapi kesalahan teknis.

Pesta malam itu tidak berhenti disitu, band yang ditunggu-tunggu akhirnya onstage, Municipal Waste! Tony Foresta Cs yang malam itu tidak dibantu oleh official crew cukup apik untuk mengeset peralatannya sendiri. Pemandangan yang cukup langka bagi band sekelas mereka. Ajaibnya cukup cepat.

Municipal Waste tampil cepat kilat dengan bermetode medley yang berhasil menghentak Rollingstone untuk melakukan cirlcepit. Koor-koor massal pun berkumandang ketika lagu-lagu yang dinantikan mulai dibawakan seperti "You're Cut Off", "Beer Pressure", dan "Headbanger Face Rip".

Overall, Municipal Waste sangat menghibur dengan 18 lagu (walaupun kentang aka kena tanggung). Hahaha... Kredit lebih saya berikan untuk Kapital & Distorsirock yang berhasil menggelar acara ini. (Budi Cole)

#youshouldknow | Chewing Sparkle: "Far East" dan Negri Imajiner

Photo by Chewing Sparkle doc.
Chewing Sparkle adalah band Jakarta yang dibentuk oleh Ryan (vokal/gitar) pada May 2012, dengan mengajak Dheny (Gitar), Nabyl (Bass/Vokal) dan Hars (Drum/Vokal). Dalam kompisisi bermusiknya, mereka mencoba memadukan unsur indie rock, pop noise, dan elemen musik 60's - 70's.

Hal tersebut bisa disimak melalui single perdana mereka "Far East", yang telah dirilis sejak 23 Oktober kemarin. Ketukan drum yang enerjik berbalut sound gitar yang kasar. Serta pembawaan vokal yang seakan tanpa daya. Mampuh menjadikan single tersebut teman yang asyik ketika berdansa atau (mungkin) slamming dance. Namun pada detik-detik terakhir, nuansa akan cenderung menjadi gelap. Sepertinya disitulah titik klimaks single ini.

Menurut press release yang kami terima, single ini menceritakan tentang negri imajiner. Namun Ryan selaku penulis lirik menyerahkan semua penafsiran kepada pendengar.

Single ini dapat didownload resmi, melalui Tumblr mereka: http://chewingsparkle.tumblr.com/releases. Selain itu, mereka pun mengemas single ini dalam format audio-visual yang dapat kalian saksikan di bawah. (AL)

Jumat, 07 November 2014

#YouShouldKnow | Trenggiling: Cepat, Kasar, Dan Marah

Photo by Trenggiling doc.
Trenggiling yang satu ini bukanlah nama binatang pemakan serangga yang apabila sedang terancam akan menggulung layaknya bola kaki. Trenggiling yang satu ini adalah unit fastcore/grind/power violence asal Sukoharjo.

Band ini dibentuk oleh empat remaja yang masih berseragam SMA, diantaranya Anggit gitar, Rama vokal, Harun drum, dan Nicholas bass, pada awal 2014. Berangkat dari kejenuhan rutinitas yang itu-itu saja: nongkrong dan dengerin musik. Akhirnya mereka sepakat untuk mendirikan band. "Kita membentuk band ini sih bukan karena suka saja. Melainkan ini adalah sebuah simbol kritikan keras dari kami yang berupa lagu," ujar Nicholas melalui press release yang kami terima.

Band ini benar-benar marah. Mereka mengutarakan ketidak sukaannya pada keadaan sekitar, orang-orang yang "mentuhankan" benda elektronik", dan selain itu mereka juga menyindir proses seseorang yang sedang kasmaran. "Bukannya kita melarang mereka jatuh cinta, tapi perilaku mereka sudah sok yes dan bangga. Ah itu sangat menjijikan!"

Saat ini mereka baru saja merilis Demo 2014 dengan kualitas rekaman standar latihan yang dapat distreaming dan diunduh via Soundcloud. (AL)

Kamis, 06 November 2014

#YouShouldKnow | The Dirty Glass: Band Jogyakarta Nuansa Irlandia

Photo by Dirty Glass doc.
Beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan band-band punk bernuansa Irish/Scottish yang umumnya disebut Folk Punk atau Celtic Punk dalam skena lokal. Tidak seperti band punk rock biasanya yang cenderung bermain dengan set-alat yang konvensional (gitar listrik, bass, dan drum), Celtic punk melibatkan bebunyian dari Mandolin, Banjo, dan Akordion pada kontruksi musiknya.

Adalah The Pogues dari London yang mulai memperkenalkan jenis musik Celtic punk ini. Kemudian menyebar kebelahan dunia lainnya, hingga Indonesia. Salah satu dampaknya mewabah ke Jogyakarta dan melahirkan sebuah band Celtic punk, The Dirty Glass. Dibentuk pada 2010 dengan formasi Jr. Miko vokalis, Emil bassis, Ganang violins, Ryan mandolin, Ratna gitar (kemudian digantikan oleh Brata dan akhirnya oleh Nathan), Yasu twin whistle, dan Ardyan drummer (yang kemudian digantikan oleh Rude).

Nama Dirty Glass sendiri berangkat dari kebiasaan ketika mabuk dan menjatuhkan gelas ke lantai kontrakan.

Meski berangkat dari latar kesukaan musik yang berbeda-beda, namun tetap terdapat benang merah di masing-masing personil. Benang merah tersebut ialah musik Celtic Punk. Yang menjadikan poin plus bagi karakteristik musik Dirty Glass.

Terlebih mereka memainkan Celtic punk karena menyukai semangat yang dibawa pada musik Celtic punk ini. "Walaupun seorang Shane MC Gowan memainkan musik irish nya secara pelan, tapi semangat perlawanannya tetap kuat," ungkap Jr. Miko saat kami hubungi via email.

Hingga saat ini Dirty Glass sudah mengikuti sejumlah proyek kompilasi diantaranya Kompilasi Paddy Punk untuk lagu "Let's Joke", Kompilasi Guyub Rukun Nyawidji untuk lagu yang sama, Kompilasi Wind From The Foreign Land untuk lagu "Anthem", dan sebuah debut album bertajuk Drunken Summer Night yang baru mereka rilis pada September kemarin. (AL)

Rabu, 05 November 2014

Indonesian Netaudio Festival Kembali Diselenggarakan

Setelah sukses menggelar event Indonesian Netaudio Festival pada 2012 lalu di Jogyakarta. Kini, pihak Indonesian Netlabel Union (INU) selaku penggagas dan penyelenggara dibantu Sorge Sindikasi, KKBM Unpar, IFI Bandung kembali menggelar acara serupa di Bandung pada 14 hingga 16 November mendatang.

Dimana dalam dua hari pertama pengunjung akan disuguhi oleh diskusi buku dan musik, workshop radio online,  pemutaran film, live music, booth sharing, hingga bazaar karya. Pada hari ketiga pengunjung akan di ajak untuk menikmati kota Bandung sambil berpiknik ria dan ditemani set-akustik dari performer lokal. Untuk mengikuti serangkaian acara diskusi dan workshop diharapkan calon peserta melakukan registarasi. (Lihat info kontak registrasi di bawah)

Acara Indonesian Netaudio Festival sendiri adalah festival bertujuan sebagai penyambung tali silahturami antar pelaku, pemerhati, dan penikmat netaudio (aktivitas audio di Internet).

Selain itu, acara tersebut pun menjadi ajang sosialisasi dan edukasi mengenai budaya bebas kepada khalayak luas. Didasari pula oleh semakin diminatinya Netaudio seperti Netlabel (label rekaman berbasis Internet) dan juga online streaming.

"Pentingnya sosialisasi dan edukasi mengenai budaya bebas kepada publik bisa membantu distribusi dan produksi pengetahuan yang lebih baik, berkelanjutan, dan mandiri," tulis pihak INU dalam press release yang kami terima.

Hal tersebut kemudian diwujudkan dalam sebuah event offline oleh para pegiat dan penikmat netaudio sebagai bentuk kontribusi kepada lingkungan terdekat dan masyarakat luas. (AL)

Berikut ini adalah susunan acara Indonesian Netaudio Festival #2 yang akan terselenggara di Bandung pada 14 hingga 16 November 2014 mendatang: