Selasa, 31 Desember 2013

Ed's Words: Bye 2013. Hallo 2014.

Tinggal hitungan jam maka 2013 akan segera berganti menjadi 2014. Dan tak terasa blogzine ini masih memiliki sisa energi untuk tetap memberitakan apa yang sedang terjadi di skena punk/hardcore lokal maupun global. Meskipun pada bulan-bulan terakhir jumlah postingan cenderung menurun. Dengan keterbatasan waktu dan tenaga, Lemari Kota (LK) terus mencoba untuk berdiri -menjadi media yang otonom.

2013 ini banyak cerita unik yang terjadi pada redaksi LK. Mulai dari undangan meliput untuk sebuah acara fashion show sekaliber internasional di Jakarta beberapa waktu silam, undangan grand launching sebuah brand cloth yang melibatkan salah satu band Ska ternama sebagai brand ambassadornya, diminta mereview band baru milik salah satu ex-Zivillia, hingga diminta menjadi subdomain untuk salah satu website. Ketiga hal tersebut tentu kami tolak atas pertimbang perbedaan tujuan LK dan yang bersangkutan. Lagi pula kami merasa tidak berkompeten untuk hal-hal tersebut. Namun kami tetap menghormati ketersediaan pihak bersangkutan untuk menghubungi redaksi LK.

Selain cerita unik tadi. Sempat pada beberapa waktu lalu LK merasa lelah dan hampir berujung pada hiatus. Namun seiring banyaknya email yang masuk dari kawan-kawan yang mengirimkan karya-karyanya, kami merasa seperti berdosa jika pergi begitu saja. Semangat untuk tetap jalan bergelora begitu saja seiring dukungan dari kalian yang masih setia mempercayai LK sebagai wadah berbagi. Memang itu yang kami harapkan. Kami ada karna kalian. Kami melakukan semua ini untuk kalian.

Di tahun 2013 ini pula, banyak kejutan. Diantaranya datang dari sahabat kami, Dudy Ali (ex-AwanXKinton, Nod Off, dan Dissorgrind), yang menawarkan untuk membuatkan sebuah website untuk LK. Yang kemudian kami rencanakan akan rampung pada tahun 2014 mendatang. Semoga saja. Sementara ini LK sendiri masih berjuang mencari tambahan dana untuk membayar hosting serta domain demi keperluan website tersebut. Kami berniat untuk menjual kaos sebagai bagian dari pencarian dana tersebut.

Dan juga kini LK mendapat penulis baru yakni Ahmad Fauzan (New Random). Perlu diketahui, LK hanya memiliki satu orang reporter tetap sekaligus merangkap sebagai founder. Tentu, kami sempat merasakan kewalahan ketika ada banyak permintaan liputan dan ulasan yang masuk ke email. Hadirnya Fauzan menjadi bagian di LK tentu begitu membantu. Thanks ma' bro.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman baik itu band, zine, kolektif, label, artist, gig organizer, dan lain-lain. Atas kerjasama dan dukungannya selama setahun ini. Sampai jumpa di tahun depan dengan semangat yang sama dan semoga kian bergelora.

Depok, 31 Desember 2013.

Editor in chief,
Alfian Putra A.

Senin, 30 Desember 2013

Photo Set: Pesta Pora Sinterklas x Stay Free #2

Minggu terakhir di bulan Desember 2013, benar-benar penuh kejutan. Salah dua nya adalah terselenggaranya dua gig keren yakni Pesta Pora Sinterklas yang bertempat di Borneo Beer House Jakarta pada 24 Desember kemarin. Di mana pada gig kali itu menampilakan para dewa-dewa peminum dari Malang yakni Begundal Lowokwaru (BL) yang sukses hangover, Morfem yang mempesona -terlebih aksi musisi pendukung (Buluk Superglad) yang nekad naked, Error Crew yang total awesome dan tetap menunjukan gejolak jiwa mudanya, Trendkill Cowboy Rebellion yang kick ass, serta penampilan enerjik bin humoris dari veteran hardcore Ibu Kota yakni Straight Answer.

Dan juga gig Stay Free #2 yang bertempat di Pasar Segar Depok pada 28 Desember. Meskipun gig kali itu sempat terjadi aksi baku hantam antara penonton dengan panitia yang dipicu oleh penonton yang maksa masuk meski tak punya tiket (aduh masih ada saja yah penonton seperti ini). Namun gig tetap berjalan dengan penuh suka cita. Gig kali itu juga bertepatan dengan second strike nya perayaan tujuh belas tahun Straight Answer.

Nah berikut ini kami berhasil mengabadikan moment seru yang terjadi pada dua gig kemarin. So, let's see mate! (AL)

Buluk jadi vokal tamu untuk Morfem di Pesta Pora Sinterklas.

Kartika Jahja menjadi penampil pendukung untuk Error Crew.

Vokalis foto depan mic lah.
(kiri-kanan) Aca Straight Answer
dan Chipeng (Begundal Lowokwaru)

Aca melakukan magic mic di Pesta Pora Sinterklas.

Chipeng yang gontai.

Kapal miring kapten!!! 

Bagol dari Deadness mencoba terbang dengan
bass miliknya di Stay Free #2.

Aang Deal Statement angkat mic, tanda terima kasih untuk malam itu
di Stay Free #2

Kode jari antara Mels Real Project dengan penonton di Stay Free #2.
Hanya mereka yang tau artinya.

**Semua foto hasil jepretan kamera Alfian Putra A. Untuk melihat hasil foto secara lengkap mari kunjungi http://cmonalf.blogspot.com/search/label/Iseng%20Poto

Kamis, 26 Desember 2013

Revolt: "Bring That Beat Back Adalah Motivasi Kami"

Titan Revolt.
Photo by Revolt doc.
Fenomena hardcore yang terjadi di Indonesia pada dekade pertengahan 90-an memicu lima orang pemuda dari Bogor untuk mendirikan sebuah band. Hasilnya pada 1998, ke lima pemuda tersebut mendirikan Revolt. Terinspirasi oleh skena New York Hardcore dan Lost&Found Records. Dan pada tahun 2000, mereka berhasil merilis sebuah demo tape dan satu buah split tape bareng band Bogor lainnya yakni Destruction Out Of Mind (RIP.Red).

Bongkar pasang personil yang terjadi pada kubu Revolt turut menyebabkan perubahan musik secara signifikan. Mereka bantir stir untuk memainkan musik tipikal fast hc/punk dan sempat pula merilis sebuah 4 waysplit bersama Unmistake, Everybody's Enemies dan Scream 7 Shower (Keduanya dari Jepang.Red).

Bayang-bayang kelam akan bongkar pasang personil tidak serta merta menjauhkan dari pandangan mereka. Pada tahun 2008, perubahan personil kembali terulang. Beruntungnya, dewi fortuna kali ini memihak pada mereka dan formasi tersebutlah yang bertahan hingga kini (2013). Titan sebagai vokal, Aip pada gitar, Eric pada gitar, Yermi pada Bass, dan Attep pada drum.

Formasi tersebut unjuk kebolehan dengan menghasilkan sebuah album bertajuk Bring That Beat Back yang di rilis pada pertengahan 2012 lalu.

Sayangnya band yang satu ini tergolong yang jarang sekali manggung. Entah faktor apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Berikut ini Titan akan menjelaskan tentang kendala apa saja yang terjadi pada band yang ia dirikan 15 tahun silam ini. (AL)

Hallo Revolt. Bagaimana kondisi kalian saat menjawab interview ini ? Apa yang baru dari kalian ?
Titan: Halo Alfian! Halo Lemari Kota! kabar kami baik-baik aja, maafkan atas super keterlambatan menjawab interview ini. Hehe... Yang baru dari kami saat ini, kalau akhir tahun ini salah satu gitaris kami, Eric akan menikah, congrats for him!

Kenapa sih beberapa tahun belakangan ini kalian jarang manggung ? Hal apa yang menjadi kendala kalian ?
Titan: Hahaha.. Iya nih, terlalu woles kali kita ya. Selain itu mungkin karena masing-masing personil sudah pada sibuk dengan rutinitas dan keluarganya. Mungkin itu salah satu yang jadi kendala kita. Tapi balik lagi ke awal, kalo kita ngga terlalu woles mungkin semua tadi itu sebenernya ya bisa aja ngga jadi kendala. Haha..

Ceritain dong tentang situasi terakhir gig yang kalian rasakan ?
Titan: Situasi gig yang terakhir kita rasakan itu, saat pas kemarin tur ke Sragen bulan November. Dan ya, Small Gig Great Friends, itu yang dari dulu kita suka banget! Sebuah studio show dengan jumlah audience yang memadati studio, ngga peduli panasnya studio tapi semuanya menikmati aura kebersamaan itu. Dan juga setelah gig selesai pun ga langsung pada pulang, tapi mengobrol sambil ngeteh/ngopi-ngopi bareng. Buat kita, Hc/punk is all about network of friends.

Bicara mengenai album Bring That Beat Back. Seberapa berartinya album tersebut untuk kalian ?
Titan: Sejujurnya title Bring That Beat Back itu sendiri untuk memotivasi kita untuk supaya lebih produktif lagi, ‘Beat’ yang terdahulu pernah ada pada kita, ingin kita kembalikan lagi dengan yang lebih matang dalam materi, tanpa mengurangi spirit itu sendiri tentunya.

Revolt di Stamina Maksimum Vol.3, 2008.
Photo by Revolt doc.

Jika diperhatikan. Musik dalam album tersebut sedikit berbeda dari rilisan-rilisan kalian sebelumnya. Lebih bernuansa crossover/thrash metal jika saya dengar. Hal apa yang membuat warna musik kalian menjadi beda ?
Titan: Iya betul banget. Saat meramu materi album itu kita memang lagi keranjingan dengan album dari Slayer yakni Undisputed Attitude. Semacam ramuan hardcore/punk era 80an yang diracik dengan sentuhan oldskool metal tanpa mengurangi tempo cepat itu sendiri. Play fast or die bray! Hahaha..

Apa saja sih referensi ketika mengerjakan materi untuk album tersebut ?
Titan: Saat pengerjaan materi album itu, kita lagi banyak dengerin Slayer Undisputed Attitude, Bones Brigade, DFA, Minor Threat.

Bicara sedikit mengenai skena hardcore Bogor. Apa yang berbeda dari skena itu sejak kalian berdiri hingga saat ini ?
Titan: Banyak banget yah, kalo di lihat dari sisi teknologi saat ini yang segala halnya cukup gampang didapatkan, beda dengan masa terdahulu kita alami yang sampe pas nemu materi lagu pada kaset mendem juga masih kita paksain rekam. Hahaha.. Tapi kalo di lihat segi positifnya, saat ini semakin banyak banget band hardcore yang rekomended bermunculan. Mungkin karena cukup seringnya hardcore gig yang diadakan. Jadi membuat banyak temen-temen yang ‘tergugah’ pengen ikutan bikin band kali ya. Hahaha... Tapi itu seru banget jadinya. Dengan semakin banyaknya band, selain bisa jadi teman saat tour bareng atau saat bikin gig gak bingung lagi nyari band-bandnya.

Rekomendasikan dong, band-band lokal sana yang saat ini sedang kalian dengarkan ?
Titan: The Kuda (hardcore punk rock 77s), Common Goals (youthcrew hardcore semacam Mindset), Stand Clear (youthcrew hardcore semacam Keep It Clear), Let’s Go (hardcore punk80s), A Curious Voynich (Post Hardcore semacam Counterparts-Defeater), Cause (indiepop semacam Coldplay-Radiohead)


Apa yang kalian ketahui tentang Lemari Kota Webzine ? Tolong berikan sedikit pendapat untuk itu.
Titan: Ya sesuai filosofinya ya, lemari kan biasanya isinya macem-macem tuh, kalo kita butuh sesuatu nyarinya di lemari, nah ini kalo kita butuh segala info perihal dunia 'persilatan' tinggal kita cari aja di Lemari Kota Webzine.

Rencana jangka pendek dari kalian. Apa yang akan kalian lakukan ?
Titan: Semoga awal tahun 2014 nanti, setelah Eric mulai ‘tenang’ kita mau coba meramu beberapa materi untuk album selanjutnya, doakan kami untuk terus produktif yah..

Last words ?
Titan: Stay you! Stay punk!

Selasa, 24 Desember 2013

#youshouldknow | Benigno Anthony

Kalau mendengar nama band ini sering teringat kepada penyanyi dangdut yang namanya hampir mirip, yah Benigno juga. Tapi yaudah lupain deh intermezzonya. Langsung saja nih perkenalkan empat anak muda kota hujan (baca: Bogor) yang mengawali semua potensi mereka, dengan skill prima. Mengusung Metalcore yang sangat kental dengan aroma Melodic Death Metal juga sedikit kadar Thrash Metal. Seperti layaknya mencampur adukkan As I lay Dying, Lamb of God , Opeth Hingga Metallica.

Band yang digawangi oleh Damar pada Vokal, Kiki pada Gitar, Ola pada Bass, dan Ade pada Drum ini sudah menelurkan sebuah full album nya yang ber title "Logically Unlogical Logic" pada 28 Oktober silam. Direkam satu tahun lamanya sejak Juli 2012 hingga Juli 2013 di studio rekaman paling terkenal di Bogor yaitu Xumber Makmur Studio. Pendistribusian nya pun sudah hampir merata di seluruh kota, awesome. Dan yang terakhir mereka telah mengupload official video clip dari salah satu single di album Logically Unlogical Logic yaitu "As Due Forever", luar biasa! (Fauzan)

A Curious Vonich Siap Dengan Debut Mini Album

Skena hardcore punk Bogor sedang pada masa subur–suburnya, karena banyak sekali band dari kota ini yang merilis EP atau Full Album nya. Dan tidak ketinggalan band yang cukup mengkilap namanya di tahun 2013 yaitu A Courious Voynich. Mereka akan menelurkan debut EP nya yang akan dirilis oleh Hujan! Rekords.

Band yang diotaki oleh dua orang lama di skena hardcore punk kota hujan yaitu Gustmar Helmy dan Dito Budrianto. Menariknya adalah rilisan fisik perdana dari Hujan! Rekords. Yang diketahui bahwa sebelumnya Hujan! Rekords adalah sebuah netlabel (label digital.Red).

Walaupun sedang dalam masa hiatus karena gitaris mereka Dito Budrianto sedang tinggal di luar negeri, A Courious Voynich akan tetap menendang pantat kalian semua dengan nuansa post hardcore yang kental. Kabarnya akan ada 2 format berbeda yakni reguler dan deluxe rilisan kali ini. So, kita tunggu saja. (Fauzan)

Persembahan Let's Go Di Penghujung Tahun

Setelah sempat dibahas pada segmen You Should Know di awal bulan lalu. Kali ini rookie oldschool hardcore punk asal Bogor yang berkolaboratorkan Novan, Indra, Ijey, dan Kimeng akan rilis EP perdana mereka yang diberjudul EP 2013 pada minggu terakhir 2013. Sungguh rilisan berbahaya karena kalau meleset sedikit bakalan ganti judul EP tuh kayanya. EP yang dirilis oleh Alternaive label ini sudah membuka pre-order, karena rilisan ini terbatas, so grab it fast aja langsung dikontak ke 08888249520 atau 3167ADEC. (Fauzan)

Senin, 23 Desember 2013

Tanah Dirampas Perhutani, Warga Diintimidasi dan Mengungsi

Kasus pertanahan sepertinya masih tak hilang di Kabupaten Blora. Setelah kasus dugaan penggelapan lahan bumi perkemahan Bentolo di Tinapan, Todanan kali ini muncul lagi dugaan kasus perampasan lahan warga oleh pihak Perhutani di Dukuh Jambeyan, Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung.

Dalam laporan tertulisnya, seorang warga bernama Suwono (68 tahun) menyatakan keberatan atas hilangnya tanah garapannya. Padahal tanah tersebut sudah digarap selama puluhan tahun dan membayar pajak. Perampasan tanah ini dilakukan oleh petugas Perhutani KRPH Bogorjo Asper Tanggel KPH Randublatung, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora bersama Kadus dan Ketua RT.006/RW.004 Dukuh Jambeyan. Menurut keterangannya tanah tersebut adalah warisan dari nenek moyang dan orangtuanya yang bernama Surohardjo Samidjan (Alm) yang sudah menjadi hak atas namanya.

Surat laporan tertanggal 1 Desember 2013 tersebut ditujukan ke Bupati Blora dengan tembusan Camat Randublatung, Kepala Desa Tanggel, Kapolres Blora, Kapolsek Randublatung, Danramil Randublatung, DPRD Blora, LSM Blora dan Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asazi Manusia) yang diantar sendiri ke Jakarta dengan bukti tanda terima. Dari kronologis yang dibuat, inti dari surat tersebut adalah memohon agar para penegak hukum segera menyelesaikan permasalahan yang ada. Tuntutan warga yaitu pengembalian hak atas tanah garapan kepada para petani seperti sediakala.

Dari sekitar lebih kurang 5 (lima) hektar luasan lahan yang diserobot Perhutani ada 12 orang pemilik lahan, di antaranya adalah Radi, Dami, Kohar, Wadi, Winarto, Jarum, Warni, Joko, Mitro, Broto, Lasinah dan Suwono sendiri.

Pal-pal untuk tanda batas pun sudah tidak pada tempat asalnya, dari lokasi awal di perbatasan dipindah masuk dan ditanam di tanah pemajakan lahan garapan warga sejauh kurang lebih 50 meter.

Bahkan menurut keterangan dari Suwono sebagai pelapor, semenjak ia melaporkan kejadian ini, warga yang ikut menggarap sawahnya

diintimidasi pula oleh seorang mantri KRPH Tanggel bernama Hadi yang melakukan ancaman bahwa “Sawah tersebut tidak boleh digarap, dan bila tetap digarap, (petani penggarapnya) akan dilaporkan dan dikecrek oleh polisi.” Kejadian itu pada hari Sabtu, 23 November 2013.

Rumah yang ditinggali bersama istrinya pada malam hari pun diteror ‘orang tak dikenal’ dengan lemparan batu-batu di genting rumahnya hingga menyebabkan shock dan kerusakan atap rumah. Untuk menyelamatkan diri, istrinya mengungsi ke rumah tetangganya, dan keesokan harinya bersama hewan peliharaannya dibawa mengungsi ke rumah saudaranya di daerah Jati (Doplang), trauma hingga jatuh sakit.

Saat ini Pak Suwono beserta warga Dukuh Jambeyan, Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung menunggu keseriusan penanganan dari para penegak hukum di Kabupaten Blora untuk melindungi hak hidup warga dan petani atas tanah garapannya.

STOP PERAMPASAN TANAH WARGA OLEH PERHUTANI RANDUBLATUNG, KABUPATEN, BLORA, JAWA TENGAH!
STOP MANIPULASI, INTIMIDASI DAN KESEWENANGAN APARAT!!
SOLIDARITAS UNTUK PARA PETANI BLORA SELATAN!!!

(Sumber)

Rabu, 18 Desember 2013

Video of Today: M.I.L.F. (Live at One Studio)

Ictus: Siluman Asal Spanyol Yang Mengesankan

Band yang satu ini memang gila dan tidak tertandingi. Dengan durasi musiknya yang "tidak lazim". Kenapa tidak lazim? Karena durasi lagu yang lama sekali. Ada beberapa lagu mereka yang berdurasi belasan menit dalam satu lagunya dan satu lagu mereka yang berjudul "Imperivm" berdurasi sampai tiga puluh sembilan menit. Apa tidak gila ?

Kombinasi musik cerdas yang dikemas dalam satu lagu, tentunya gak gampang diciptakan. Dengan konsep yang sangat berlebihan band ini memadukan unsur neo crust dengan death metal dipadu lagi dengan unsur post dan experimetntal. Lengkap part-part ala metal dan singkut ketukan drum 3/1 ala d-beat/crust eropa, namun agak cepet ini. Dan gak sekedar ketukan 3/1 nya saja, sewaktu-waktu merubah ketukan menjadi ketukan ala metal dan ga jarang lagi sang drumer juga meng-grinding drumnya.

Yang anehnya lagi band ini ya benar-bener siluman alias susah dicari (Ya lama kelamaan sih kalau mau berusaha yah dapet video-videonya). Dan pada lirik pun mereka membahas tentang kemirisan atas perlakuan orang-orang yang tidak betanggung jawab yang telah merusak alam atau hutan dan penembakan atau peng-eksekusian hewan secara tak logis pada lagu "Los Retos De La Esfera". Membahas pertempuran atau perang yang mengakibatkan rusaknya keindahan alam, bumi, hutan-hutan, harapan dan kehidupan mahluk pada lagu "Sed De Venganza". Menyentil kelasahan sistem (tanpa sadar) negara yang di perlakukan oleh penguasa yang selalu memputar balikan fakta, Penyamaran , fundamentalisme, kapitalis, menjadikan orang-orang (rakyatnya) seperti keledai, menginjak-injak dan membahas masalah ekonomi, rezim teror dengan mengorbankan kebebasan warga negara, polarisasi dunia selama Perang Dingin, dan menyinggung Amerika yang telah memulai perang salib untuk kepentingan ekonomi. Pemaksaan politik dan mencari bahan baku. Mereka telah menciptakan perang, disabotase pendanaan dan mempertahankan masyarakat demokratis. Rezim teror dengan mengorbankan kebebasan warga negara.

Bagaimana bisa memaafkan penolakan untuk reunifikasi Jerman pada tahun 1952 yang kerusakan lingkungan dan manusia dalam konflik di Indocina serta mendukung dukungan politik dan logistik kepada rezim-rezim diktator di Amerika Selatan, Asia, dan Afrika. Polarisasi dunia selama Perang Dingin . Provisioning kelompok paramiliter dan regu kematian menentang pemerintah demokratis atau populer dilembagakan . Konvensional Terrrorismo . memblokir ilegal dan tidak manusiawi ke Kuba dan Irak. Kebijakan dukungan tanpa syarat, ekspansionis pemerintah Israel di Palestina. Penggunaan senjata nuklir melawan Jepang. Pada lagu yang berjudul "Imperivm". Harapan dan usaha untuk menemukan suatu titik jalan terang dari suatu ruang lingkup yang selalu memaksakan (menindas) naluri dan ilusi pada lagu "Letra De Hilos Que Sujetan El Mundo".

Dalam blog yang mereka kelola pun membuat dokumentasi yang menyinggung masalah krisis global yang diceritakan oleh Matt Damon. Ditembak pada lokasi di Eropa, Amerika, dan Asia seperti Amerika Serikat, Islandia, Inggris, Perancis, Singapura, dan China.

Kelima personil di band ini, yang patut di lihat yah bassisnya -seorang wanita. Mereka pun salah satu band yang mempunyai pergerakan juga, seperti animals right/leberation animal dan meraka menjalani pola serta gaya hidup vegetarian/vegan juga. (David)





The End Of State: Kegelapan Baru Paris Van Java

Selain Imperanium, pada awal 2013 ini kembali dikejutkan lagi oleh The End Of State, salah satu band Bandung. Band yang cukup membuat saya ngiler untuk bikin band semacam ini. Banyak variasinya, dengan konsep yang sangat cerdas. Harmonis namun gahar dengan karakter musik yang padat. Lengkap dengan suara vokal yang saling sahut-sahutan. Kalau mendengarkannya berasa kembali mendengarkan band-band asal Eropa sana. Seperti lagu "You Are Not Realize That Your President is Dead", pada awalannya semacam Ekkaia dan pertengahan waktu drumnya nge-blasting sudah seperti Axidance. Simak pula "Mereka Kira Kami adalah Kiamat" yang mantap, perpaduan aransemen musiknya terdapat part-part yang dibuat menyerupai Ictus dan ketukan drumnya yang 1/1 dan kocokan gitarnya pun semacam metal. Pokonya Ictus banget. Btw, saya mau dong demo fisiknya dan ditunggu lagu baru nya, ya akang-akang yang manis. (David)



Rabu, 11 Desember 2013

Morally Straight ‘Normalitas’ CD (Presure Records, 2013)

Biasanya band hardcore itu selalu ingin menampilkan image jantan, seram, dan macho hampir di setiap celah yang ada pada diri-nya. Hal yang sebaliknya justru terjadi dalam sebuah mini album milik unit oldschool hardcore asal Bandung yang satu ini, Morally Straight. Cover album mereka dominan pink, yang sebagian besar diasosiasikan sebagai warna-warna kasmaran dan penuh cinta.

Benar saja. Putar rotasi cakram padat berisi 5 tracks tersebut lebih dulu maka pendengar akan segera merasakan kasih sayang yang mereka balut dalam alunan oldschool hardcore yang enerjik. Tengok saja seperti pada track “Normalitas”, mereka mencoba menyebarkan benih-benih toleransi terhadap semua manusia dan mencoba menegasikan ‘siapa yang normal dan siapa yang tidak normal’. Mereka-pun mencoba mengajak pendengar untuk memerdekakan diri sendiri dan terlepas dari segala bentuk-bentuk titah yang diciptakan oleh orang lain yang seolah baik untuk diri kita yang mereka sampaikan melalui track “Stop It!”.
Lihat pula bagaimana cara band yang satu ini untuk memotivasi pendengar agar lebih percaya pada diri serta kemampuan diri sendiri yang mereka tuturkan pada track “Fairytale Kingdom”. Mereka pun mencoba bersikap bijak melalui track “Walk Me Out Of Here” dengan menyatakan bahwa perseteruan dalam scene yang berlomba menyatakan ‘siapa yang paling superior’ adalah sesuatu yang nihil esensi. Semuanya ditambah dengan cover song milik We The Peolple bertajuk “parTai Politik” yang semakin menjadikan album ini adalah album yang penuh dengan rasa kasih sayang dan cinta akan diri sendiri, kehidupan, dan scene.

Direkomendasikan untuk kalian yang gemar mendengarkan Hooded, Feel the Burn, Better Than a Thousand, Get The Mosh, dan sejenisnya. (AL)

Suara Anwar Congo Dalam Lagu Terbaru Mooseo

Lagu terbaru dari unit punk rock nyeleneh asal Bandung, Mooseo. Lagu dengan judul "Reuni Penjahat (ngeri)" ini sebelumnya telah dirilis terlebih dahulu. Namun dalam kualitas yang masih raw. Kini mereka merilisnya dengan kualitas yang lebih bagus dari sebelumnya. Lengkap dengan penambahan sampling suara Anwar Congo dari film dokumenter The Act Of Killing.

Lagu tersebut menjadi pemanasan sebelum mereka benar-benar merilis penuh album terbaru yang diberi judul Punk Percontohan. (AL)

Feel The Burn Akan Menggelar Launching Party Untuk EP Terbaru

Kuintet old school hardcore asal Jakarta, Feel The Burn, merilis sebuah mini album yang berisikan tiga buah lagu. Di rilis dalam format CD dan hadir dalam jumlah yang terbatas pada awal bulan Desember ini.

Melalui akun resmi di Twitter, mereka mengabarkan sedang mempersiapkan launching party untuk mini album tersebut. "Yo! rencana kita bakal bikin acara Screaming At The Rain EP Release Party di DS Studio Bekasi, Sabtu 18 Januari 2014," kicau mereka pada 10 Desember kemarin. Beberapa band seperti No Request, The Jinx, Tepi Lurus, Common Goals, dan Out Defence didaulat sebagai band pembuka pada pesta rilis nanti.

Sementara itu, mereka menggratiskan "Screaming At The Rain" -satu lagu dari tiga lagu yang ada. Lagu tersebut dapat segera diunduh melalui akun resmi di Reverbnation mereka. (AL)

Sabtu, 07 Desember 2013

Laporan Mata Bergoyang Bersama Total Jerks

Meski diisi dengan line-up yang cukup mumpuni nyatanya tidak membuat Porsea Studio yang terletak di Sawangan-Depok menjadi ramai. Jika bisa diperkirakan, hiruk pikuk malam itu tercipta berkat para penampil serta rombongannya dan sisanya barulah individu-individu yang memang berniat untuk menyaksikan.

Kondisi tersebut berdampak pada dinginnya crowd. Jarang terjadi aksi pogo kecuali pada beberapa band. Outlive dan Limerence yang didaulat menjadi pembuka, tampil bergantian. Di sinilah baru, profesionalitas band di uji. Meski tampil di hadapan kurang dari dua puluh orang. Mereka tetap menyuguhkan penampilan terbaik. Alih-alih malas-malasan, mereka justru begitu bersemangat.

Begitu juga dengan The Spikeweed, trio ramonescore dari Jakarta yang sudah dua kali bertandangan ke Porsea. Meski tidak mendapatkan respon balik yang begitu panas ketimbang pertunjukan pertama. Mereka tetap tampil optimal. Walaupun tetap saja raut wajah kikuk tidak bisa disembunyikan. Rentetan tembang dari album Psycho Drama digelontorkan, lengkap dengan beberapa tembang cover milik Ramones.

Hal serupa terjadi pula pada penampilan trio post-hardcore asal Jakarta, Vague dan kuartet punk rock 77 asal Bogor, The Kuda. Meskipun jumlah penonton meningkat ketika mereka tampil secara bergiliran. Tetap saja penonton masih dingin. Sepertinya penonton cukup hanya dengan memperhatikan bagaimana Yudhis (gitaris Vague) bersenang-senang dengan gitarnya ataupun ketika Adipati (vokalis The Kuda) sibuk meracau sendirian.

Seperti yang dikatakan pada paragraf awal: aksi pogo hanya terjadi pada beberapa band. Suasana pecah ketika CBA tampil. Band hardcore/punk/rock satu ini memang langganan gig di Porsea dan Depok pada umumnya. Suatu hal wajar apabila crowd sedikit bergejolak ketika mereka tampil. Crowd pecah pun ketika veteran punk rock ibu kota, Antiseptic tampil. Mungkin ini adalah crowd tergila malam itu, karna penonton tak henti-hentinya untuk melakukan pogo, sing along, hingga crowd surfing.

Malam yang dingin itu ditutup oleh penampilan enerjik Ricky Cs. dalam Total Jerks. Mereka membawakan semua materi yang ada di demo pertama lengkap cover song milik Black Flag. Kehadiran Total Jerks tidak berbeda jauh dengan band-band sebelumnya. Penonton nampaknya terkesima dengan aksi liar Total Jerks yang kali itu tampil tanpa diperkuat gitaris Cemung yang digantikan oleh Zamalik dari CBA. (AL)

Limerence

The Spikeweed

CBA

Adipati dari The Kuda

Mels (depan) dan Rio (belakang)
dari Real Project

Ricky dari Total Jerks

Segera Beredar Another Space #3


Another Space adalah zine musik yang cukup informatif. Mereka mengulas berbagai berita mengenai musik dan seni. Tidak seperti media pada umumnya, mereka banyak mengulas band-band berkualitas yang sayangnya luput oleh media "besar". Terbit sejak Juni tahun ini, kini mereka sedang mempersiapkan edisi ketiga yang rencananya rampung pada bulan Desember ini. Namun jika di antara pembaca ada yang tertarik untuk berkontribusi, silahkan langsung hubungi kontak yang tersedia pada flyer di atas. Dan satu lagi yang perlu diingat, Another Space adalah media cetak dan bukan online. Sekian.

Jumat, 06 Desember 2013

#youshouldknow | Let's Go!

Terbentuknya Let's Go dikarenakan obrolan para personil yang kebetulan sudah berteman lama, yaitu Novan (vocal) & Ijey (gitar) yang sudah berteman sejak kecil. Disusul oleh Indra (bass) yang ternyata memiliki passion intens mengobrol tentang musik, hususnya punk rock. Kimeng (drum) memiliki selera musik yang sama dan akhirnya “nyambung” satu sama lain.

Masing-masing personil memiliki band yang berbeda awalnya. Ijey berada di dua band Hardcore Straight Edge, yaitu TakeXOneXStep dan Tepi Lurus, Indra bermain bass di band punk D.O.S, Novan ini dikenal dengan band hardcore punknya NoDeal, dan Kimeng bermain drum juga di band modern hardcore Crazy Talk.

Karena merasa cocok pada bulan Juli 2013 Let’s Go Terbentuk, lima lagu baru yang lumayan berisik dibuat dan rampung dalam waktu dekat. Genre musik yang dimainkan tidak jauh dari Hardcore Punk, namun dalam ranah yang lebih “suka – suka” yang terpenting adalah merasa suka ketika memainkannya.

Nama Let's Go sendiri berasal dari “celetukan” Novan, yang ia artikan sebagai sebuah ajakan “semangat”. Dan karena kebetulan sebagian besar dari personil Let's Go mengidolakan Rancid yang sempat menamakan salah satu albumnya dengan judul Let's Go dan Ramones yang menggunakan kata tersebut dalam “Hey Ho Let's Go”.

Di bulan Agustus 2013 Let's Go memutuskan untuk masuk studio rekaman, sebulan penuh adalah waktu yang diperlukan untuk merampungkan materi rekaman. Indra memiliki peran penuh untuk mengatur seluruh teknis rekaman, dibantu oleh Edu (operator rekaman Xumber Maxmur Studio). Proses mixing pun diatur oleh Indra dibantu oleh Norman (Nine studio). Proses tersebut ditujukan dengan maksud segala sesuatunya dikerjakan sendiri.

Di tengah proses rekaman tersebut Let's Go merilis merchandise t-shirt sendiri dan bertujuan menggunakan hasil dari penjualan merchandise tersebut untuk merilis lagu – lagu yang sudah direkam dalam bentuk cd/kaset. Namun ternyata di tengah jalan sebuah label distribution bernama Alternaive bersedia untuk membantu merilis album pendek pertama dalam bentuk kaset. Sedangkan hasil penjualan t-shirt yang tadinya akan digunakan untuk produksi rilisan fisik dialihkan untuk merekam materi baru yang akan dilakukan awal tahun 2014.

Berikut adalah preview lagu yang akan dirilis dalam album pendek berjudul E.P 2013. Track pamungkas yang berjudul “Spirit” ini dibantu proses mixing oleh salah satu kawan baik Let's Go, yaitu masboi Aris Nugraha dari Terapi Urine. Fasten your seatbelt, here’s the new hardcore punk unit from Bogor, Let's Go! Enjoy!

https://twitter.com/LETSxGO

https://www.facebook.com/LETSXGO

Evolusi We The People Menjadi Tukang Rebutan

Sebuah evolusi musik terjadi pada We The People. Band asal Bandung ini sebelumnya dikenal sebagai band oldschool hardcore melalui debut album mereka It's The True Reality. Belum lama ini mereka meluncurkan single terbaru berjudul "Tukang Rebutan" yang bernuansa post-hardcore. Menggiring ingatan akan Rites Of Spring, Fugazi, The Nation Of Ulysses, dan sejenisnya. Single terbaru tersebut rencananya akan menjadi sebuah langkah baru bersama Ancaman Records yang akan merilis full album mereka. Belum jelas, kapan mereka akan segera merampungkan album tersebut. Tidak ada salahnya untuk menunggu. (AL)

Floco, Sonata, Ninja Hattory, Dan Obsesif Kompulasif Akan Rilis Proyek Split Bersama

Kabar gembira untuk para pendengar setia grindcore/thrashcore karena dalam waktu dekat ini akan segera rilis sebuah 4 ways split bertajuk 4 The Eyes Of Blast Beat antara Floco, Ninja Hattory, Sonata, dan Obsesif Kompulsif. Proyek split ini rencananya akan di rilis dalam format kaset oleh Tarung Records yang berkoaliasi bersama Movement Records. Dilansir dari halaman resmi Tarung Records di Facebook, mereka mengabarkan bahwa split ini sudah bisa dipesan terhitung hari senin mendatang (9/12). Pastikan bahwa kalian memiliki satu. (AL)


Free Streaming: Kontrasosial Vol.4

Sebuah album terbaru milik kuintet d-beat/crust/punk asal Bandung bertajuk Kontrasosial Vol.4 sudah bisa diakses secara gratis terhitung hari ini (6/12).

Dalam album kali ini berisikan tujuah lagu dengan total durasi mencapai empat belas menit. Penasaran ? Seperti apa warna musik mereka sekarang ini. Langsung saja klik tautan di bawah ini. (AL)


Rabu, 04 Desember 2013

Revenges Records Rilis Album Dari Proyek Lain Drummer Magrudergrind

Sick Fix, band hardcore/punk asal Washington D.C/Baltimore resmi mengkonfirmasi rilis cassette tape bersama Revenges Records beberapa bulan lalu. Tidak asing bagi mereka yang sering mendengar Coke Bust atau Magrudergrind karena salah satu dari mereka, Chris Moore, bermain di Sick Fix.

Terpengaruh musik musik cepat dan intense seperti Infest,Health Hazard, dan Ripcord yang cukup menghentak telinga, mereka merilis album Vexed dalam bentuk 12” oleh salah satu records terkenal di luar sana A389 Records.

Dan mulai hari ini kami resmi, dan tidak ada pemalsuan dalam merilis album mereka Vexed dalam bentuk Cassette Tape dengan jumlah yang terbatas dan hand-numbered . Go Grab it !

Senin, 02 Desember 2013

V/A. IMPOSSIBLE TO GIVE IN (Mass Hysteria Records, 2013)

Kompilasi ini menjadi semacam peta skena hardcore hari ini dengan menampilkan sepuluh band lintaskota: Lemah Syahwat (Batu), Stay On (Padang), Feel The Burn (Jakarta), Last Victim (Salatiga), Lose Your Self (Malang), Real Project (Depok), The Shantoso (Sidoarjo), Stand Clear (Bogor), Reunion (Samarinda), dan Project Struggle (Batam).

Meskipun dari segi style, masing-masing band menyajikan hardcore yang relatif hampir tak jauh berbeda- mayoritas di dominasi oleh youth crew hardcore era 80an akhir, 90an, dan 2000 awal. Bukan berarti kompilasi ini membosankan. Tentu kompilasi ini masih layak simak, melihat beberapa band hadir dengan kualitas rekaman yang cukup mumpuni.

Namun sayangnya, style yang hampir seragam ini diikuti pula oleh tema lirik yang serupa. Sepertinya masih banyak hal yang dapat dituangkan dalam sebuah lagu daripada terus berkutat pada tema-tema klise: brotherhood, unity, dan pride. Bukan maksud mencoba sinikal. Tidak ada salahnya melakukan eksplorasi tema dan sedikit keluar dari pattern yang ada.

Terlepas dari dua hal yang telah disinggung pada paragraf atas. Kompilasi ini tetap menjadi sesuatu yang layak didengar. Dapat menjadi pematik semangat di hari mu yang melelahkan. (AL)

CD ini bisa didapatkan dengan cara menghubungi :

Twitter: @MASSxHYSTERIAA
Telp: 085214043604 / 081555777182