Tampilkan postingan dengan label AL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AL. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Januari 2014

Tepati Janji, Gerbang Singa Rilis Mini Album Gratis


Setelah sebelumnya merilis single sebagai permulaan untuk mini album ketiga mereka. Kini, Gerbang Singa akhirnya merilis Beast EP secara gratis pada Jumat (17/01) kemarin.

Mereka sengaja merilis Beast secara gratis unduh, karna menyadari bahwa mereka belum bisa maksimal dalam hal pendistribusian album fisik. Selain itu mereka mengatakan, "Kami yakin teman-teman sekalian bila benar-benar suka dengan materi EP ini pasti juga akan membeli rilisan fisik kami," ungkap mereka.

Jadi, tunggu apalagi. Mari unduh mini album ini dan kita sama-sama nantikan album fisiknya benar terwujud. (AL)

Download

Jumat, 17 Januari 2014

Morfem 'Hey Makan Tuh Gitar!', CD (MRFM Records, 2013)

Ada dua alasan yang mempengaruhi kenapa album kedua Morfem ini patut berada dalam tumpukan cakram padat dirumah. Adalah pertama, sebuah video testimoni para personil yang meliputi cerita betapa seru nan penuh eksperimentalnya sewaktu sesi produksi hingga kenapa album ini patut untuk dibeli, yang begitu persuasif. Kedua, single “180 Derajat” yang begitu catchy dan memikat melalui untaian kata dalam liriknya dilepas gratis beberapa bulan sebelum album ini resmi rilis, sontak menimbulkan pertanyaan ‘apakah semua lirik ditulis dengan keindahan kata yang sama ?’. Dua alasan tersebut menimbulkan impuls yang akhirnya mengiring langkah menuju toko cd terdekat.

Benar saja, alasan pertama terjawab, beragam bebunyian hadir dalam kontruksi musik Morfem kali ini. Mulai dari bebunyian ala klenengan sapi di “180 Derajat” hingga kinciran yang biasa anak balita mainkan di “Jalan Darat (Anti-Boring)” yang menyemarakan instrument yang drummer Freddie mainkan. Belum lagi ditambah kekayaan akan karakter sound milik gitaris Pandu Fathoni yang dominan raw namun terdengar mengalir di telinga, memberi kesan ramah. Di dukung oleh bass line berdistorsi milik bassis Yanu Fuadi yang menambah kekayaan bebunyian dalam album ini.

Morfem dalam album kali ini bisa dibilang lebih berwarna secara musikal ketimbang satu album terdahulunya “Indonesia” ataupun mini album “Seka Ingus Mu”. Selain mempertahankan image raw ala indie rock, mereka juga memasukan beberapa sentuhan garage rock pada “Legenda Berbalut Ngeri” yang bernuansa 60-an, atmosfer psikedelia meraung dalam “Era Gelap Sirna” yang instrumental, membumbui “Senjakala Cerita” dengan taburan noise rock, bermain punk rock dalam “Seka Ingus Mu” yang kembali mereka persembahkan dalam album ini dan terdengar lebih out ketimbang versi mini album. Kesemuanya dikemas oleh karakter sang vokalis Jimi Multhazam yang terdengar bebas.

Kepiawaian Jimi dalam menulis lirik pun tak perlu diragukan. Ia berhasil merangkum cerita saat melaksanakan Jalan Darat Tour 2012 bersama Jude dan The Experience Brother yang ditransformasi oleh nya menjadi sebuah lagu “Jalan Darat (Anti-Boring)” adalah sebuah hal yang patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, pendengar disuguhi sebuah tour diary versi audio berdurasi 2:21 menit lengkap dengan berbagai kesan serta beberapa penampil pendukung di masing-masing kota yang mereka singgahi. Sinis namun cerdas nan humoris-nya Jimi tergambar dalam “180 Derajat” dan “Hey Tuan Boti Men”, sedikit sarkas pada “Berlagak Gila” (Tumben sekali kau Roni/Kantong mu sedikit berisi/Kau hidup tuk hari ini/Dan esok kaupun kembali merki), dan sedikit bijak pada “Cerdas dan Taktis” (Dunia penuh tipu daya/Jangan sampai kau yang di kadali/Kaulah yang kendali keadaan/Berbahagialah/Senantiasa tertawa). Sebuah nilai plus yang jarang dimiliki oleh musisi lokal yang terkadang lebih terbuai menyanyikan lirik dalam berbahasa asing.

Pemilihan tajuk album ini pun patut diacungi jempol, jika tidak bisa dikatakan menjadi daya tarik bagi siapapun yang pertama kali melihat kepingan cakram padat ini. Applause untuk Morfem! (AL)

Rabu, 15 Januari 2014

Warmouth - Demo 2014

Photo by Warmouth doc.
Awal 2014 ini seketika menjadi gelap. Bukan hanya perihal Jakarta yang dilanda banjir, hujan yang extrim hampir di beberapa penjuru negri, melainkan pula kini banyak band-band bernuansa suram bermunculan. Dan, salah satunya Warmouth dari Yogyakarta. Diusung oleh tiga pemuda yakni Made Dharma (gitar, vokal), Kurniawan Laksono (bass), dan Rahmat Gunawan (drum) yang mencoba mengadopsi musik cepat a la grindcore, muramnya metal, dan beat-beat hardcore/punk yang enerjik. Direkomendasikan untuk yang menyukai Trap Them, All Pigs Must Die, Nails, Modern Life Is War, dan sejenisnya. (AL)

Minggu, 12 Januari 2014

Gerbang Singa Rilis Single Sebelum Mini Album

Band hardcore asal Solo, Gerbang Singa, kembali akan merilis mini album ketiga nya di tahun ini. Prosesnya sendiri sejauh ini baru menyelesaikan satu lagu yang rampung di mastering dan mixing. Dan seperti yang sebelumnya mereka janjikan melalui akun resmi di Facebook, "Insya ALLAH beberapa hari ke depan akan kita keluarkan versi free download," tulis mereka pada 9 Januari kemarin.

Band yang terpengaruh oleh 50 Lions, Sick Of It All, Madball, dan Throwdown ini, akhirnya pun menepati janji mereka. Kemarin (11/01), mereka merilis single teranyar secara gratis*. Meski mereka mengakui hasil mastering pada lagu tersebut baru rampung 90% namun mereka berjanji hasil akhir akan lebih maksimal. Single tersebut diharapkan bisa menjadi gambaran akan bagaimana musik mereka pada mini album nanti. Saat ini belum ada kabar kelanjutan tentang tanggal resmi perilisan mini album tersebut. Tentu tidak jadi barang yang salah untuk menantikannya. (AL)

*Download

Sabtu, 11 Januari 2014

Transformasi Death Of President

Photo by DOP doc.
Kami cukup mengikuti perkembangan Death Of President sejak era Mokondo Terror, 2008 silam. Yah, kami mengenalnya sebagai sebuah band thrashcore yang cepat, singkat, tanpa basa-basi, dan pastinya to the point. Tipikal band sejenis lainnya. Hal tersebut tak berubah hingga rilisan terakhir mereka ketika melakukan split dengan The Insurgence (Amerika Serikat) pertengahan tahun lalu.

Dan pada akhir Desember kemarin, DOP kembali melakukan split dengan sebuah band Italia, Carlos Dunga, di bawah bendera Tarung Records dan CKPYH Records. Apa yang kamu temukan ? Sebuah pendewasaan musik. Yah begitulah kami menyebutnya. Meski belum bisa move on dari tempo cepat. Namun line gitar mereka kini bernuansa thrash metal, kian heavy terdengar. Seperti mendengarkan Bones Brigade, D.R.I. era Dirty Rotten rasanya.

Jika kami perhatikan memang ada beberapa band lokal yang sebelumnya bermain dengan style fastcore/thrashcore awalnya kemudian seiring waktu merambah ke thrash metal/crossover. Dan sayangnya beberapa dari band tersebut terkesan gagal bertransformasi. Tapi DOP ? mereka tidak termasuk yang gagal namun juga sukses. Mereka berada di antara. Meski begitu bukan berarti apa yang mereka lakukan sia-sia, tentu masih layak didengar. Dan salahkan Katon W. De Pena jika DOP tidak bisa membuat mu meliar di moshpit (Apa hubungannya ?.Red). (AL)

Album Split Tersanjung13xLocal Fruits Dirilis Gratis

Veteran grindcore Jakarta, Tersanjung13 merilis album splitnya bersama Local Fruits dari Malang pada akhir Desember lalu (29/12).

Tidak seperti album Ears Slaughter 2002-2013 mereka yang dirilis dalam format CD. Kini mereka merilis splitnya dengan cara sistem download via Stone Age Records.

Terdapat sembilan track beringas, cepat, a la Unholy Grave hingga No Comment. (AL)

Download

Debut EP Cyco Vision Akan Dirilis Alternaive

Setelah sukses dengan debut demo nya yang rilis tahun kemarin. Kini, Cyco Vision berencana untuk menggarap debut EP yang masih dirahasiakan judulnya. Namun para prajurit crossover asal Bandung ini mengabarkan bahwa EP tersebut nantinya akan dirilis oleh label Alternaive, salah satu label kondang yang juga menaungi beberapa band seperti Hellowar (RIP), Hooded, Hantamrata, Grave Dancers, dan Milisi Kecoa. Rencananya EP tersbut akan rilis awal tahun ini. Sepertinya tidak dalam waktu yang lama lagi. (AL)

Bankeray Berbagi Pengalaman Lewat Thrash Attack

Photo by Bankeray doc.
Kuintet thrash metal asal Surakarta, Bankeray, rilis "Thrash Attack" sebagai awal pertempuran mereka untuk debut album Liar yang saat ini sedang digarap. Lagu tersebut pertama kali diperdengarkan ketika mereka menjadi line-up Rock In Solo 2013. Tapi taukah kalian ? Kalau lagu tersebut bukanlah berbicara mengenari genre musik melainkan bercerita soal pengalaman mereka ketika menjadi pengisi acara musik di Pekalongan pada 28 Oktober 2012. Di mana ketika itu, mereka bersama beberapa band lainnya (Problem Overstay, Burial, Undying Suicide, dan Evil Circle) ditempatkan oleh pihak panitia dalam satu atap. Di sana (penginapan. Red) mereka semua melebur menjadi satu, tidak peduli asal, usia, semua larut dalam tawa dan canda. Dan tak lupa pula untuk saling tukar menukar "minuman" lokal. "Kami justru merasa waktu itu adalah hal paling berkesan selama kami pernah bermain di manapun," kenang mereka.

Tidak hanya itu. Mereka-pun melanjutkan cerita, "Venue acaranya memanglah pinggiran, namun semangat dan niat penonton yang datang memang untuk bersenang-senang, moshpit liar, persetan debu tanah lapangan yang membumbung saat mereka pogo. Tak perduli mau band besar atau kecil, tak perduli darimana asalnya, mereka benar-benar menikmatinya. Semangat dan pengalaman ini, ditambah beberapa hal dari keseharian kami, coba kami tulis dalam lirik lagu," terang mereka. Dan "Thrash Attack" lah yang mereka maksudkan.

Saat ini mereka sedang dalam tahap pengerjaan artwork dan layout cover guna kebutuhan debut album Liar. Nantinya, album tersebut akan berisi sepuluh lagu dan satu lagu akustik. Mereka merencanakan semuanya akan terealisasi pada tahun 2014 ini. "Semoga segera kelar!" tandas mereka. (AL)

Jumat, 10 Januari 2014

LKTDOV 'Self Tilted', Tape Cassette (Optical Records, 2013)

Belum apa-apa rilisan ini sudah mengharu biru pendengar melalui sampling milik salah satu iklan asuransi jiwa Thailand yang mampuh mengundang tangis di sela-sela track "Welcome To Another World" bergema. Yang kemudian disusul petikan manis berpadu dentuman piano dari track "Is It a Dream Within Dream ?" yang lembut mengiringi Janitra Ayu bekeluh kesah. Sebelum akhirnya gelegar vokal Indra Menus menghentak. Track "Parting Away From You" bernuasa tak jauh berbeda dengan track lainnya. Yah, jangan harapkan kamu akan mendapatkan nuansa ceria di sini karna LKTDOV akan mengajak mu untuk merenung sembari menyelami nuansa musik mereka yang kelam nan membuai a la Post-rock dan seagresif Screamo. Semua itu kamu bisa dapatkan pada side A rilisan tape kaset ini.

Sementara untuk side B kamu akan mendapatkan sesuatu yang lebih kotor, raw, sekaligus suram. Dua track yakni "This Love Has No Jealousy" dan "Live at JNM" semua direkam secara langsung ketika mereka latihan dan manggung.

Rilisan ini adalah hasil kerja sama berbagai label di antaranya Optical Records, Sailboat Records, Relamati Records, dan Rizkan Records. Kamu bisa mendapatkan rilisan ini dengan cara menghubungi label-label terkait ataupun bisa langsung mengkontak Optical Records (kontak tersedia di bawah.Red).

Rilisan ini direkomendasikan untuk kalian pendengar setia Envy, Russian Circles, Mogwai, etc. (AL)

Kontak: Optical Records (Phone: +6285779200282)

Prabu Pramayougha 'YA! WAH!', Tape Cassette (Rizkan Records/Blah Records, 2013)

Prabu Pramayougha sebelumnya dikenal sebagai frontman unit pop-punk, Saturday Night Karaoke. Sebelum akhirnya memutuskan untuk bersolo karir. Bisa jadi ini adalah trik atau semacam aspirin dari mandeknya langkah bersama SNK yang memang dalam beberapa tahun terakhir ini seperti kehilangan arah -sempat dikabarkan bubar namun sesekali aktif bermain.

YA! WAH! sebenarnya adalah dua album berbeda yang dirilis bersama. YA! lebih dulu dirilis pada 2012 dalam format cakram padat via label Jepang, SP Records. Sementara WAH! adalah album paling muktahir, direkam akhir Agustus 2013 dan rilis via Blah! Records. Yang akhirnya kedua album tersebut dipersatukan layaknya sepasang suami-istri yang telah lama pisah ranjang oleh Rizkan Records yang berkongsi dengan Blah! Records dalam format tape kaset. Bersampulkan pink yang dominan, album ini seperti seruan iklan soda "membawa kebahagiaan".

Secara keseluruhan (dalam segi musik) Prabu masih belum menawarkan sesuatu yang berbeda dari apa yang ia mainkan ketika di SNK dulu. Masih menyediakan Pop-Punk enerjik, ceria, dan penuh warna begitulah kiranya kalimat untuk menggambarkan bagaimana musiknya. Sekilas, kita akan tetap menerka bahwa ini adalah SNK. Sepertinya bayang-bayang SNK masih melekat pada Prabu (atau bisa jadi sebaliknya) layaknya Morrissey ketika hijrah dari The Smiths atau Sammy Simorangkir ketika hijrah dari Kerispatih.

Tapi siapa yang peduli dengan itu ? Halah! Bagaimanapun juga album ini tetap mampuh membuat kita meliar di kamar. Mampuh membuat kita merasakan muda selayaknya remaja belasan tahun -meskipun usia anda sudah berkepala tiga. Mampuh mengembalikan memoar kita ketika pertama kali mendengarkan Dookie-nya Greenday, Dude Ranch-nya Blink182, atau sekedar membayangkan wajah kikuknya Milo Aukerman.

Total ada delapan track dengan bonus-bonus yang tidak akan kamu kira sebelumnya, bahwa bonus lagu seperti itu yang Prabu masukan dalam albumnya. Sedikit bocoran, ada Prabu versi Punk-kentrung (WTF!!! Term apa lagi itu?!.Red). (AL)

Kamis, 09 Januari 2014

Real Project Perkenalkan Materi Baru

Real Project.
Photo by Alfian Putra
Hey, salah satu "jagoan" hardcore asal Depok, Real Project baru saja merilis materi baru melalui akun resmi Soundcloud mereka. Lagu yang berjudul "Value Driven" tersebut terdengar segar dan berbeda dari EP In My Heart yang rilis pada 2011 silam.

Kali ini mereka rupanya gemar berbasa-basi sedikit -tidak to the point seperti biasanya. Namun tidak mengurangi energi yang terpancar dalam musik mereka yang agresif. Sepertinya mereka mencoba lebih harmonis dalam meramu komposisi pada materi kali ini. Dan, karakter vokal Mels lebih terdengar "ngotot" di sini. Keren!

Yang penasaran dengan materi baru Real Project. Kami menyediakan link streaming nya di bawah sini. (AL)

Selasa, 31 Desember 2013

Ed's Words: Bye 2013. Hallo 2014.

Tinggal hitungan jam maka 2013 akan segera berganti menjadi 2014. Dan tak terasa blogzine ini masih memiliki sisa energi untuk tetap memberitakan apa yang sedang terjadi di skena punk/hardcore lokal maupun global. Meskipun pada bulan-bulan terakhir jumlah postingan cenderung menurun. Dengan keterbatasan waktu dan tenaga, Lemari Kota (LK) terus mencoba untuk berdiri -menjadi media yang otonom.

2013 ini banyak cerita unik yang terjadi pada redaksi LK. Mulai dari undangan meliput untuk sebuah acara fashion show sekaliber internasional di Jakarta beberapa waktu silam, undangan grand launching sebuah brand cloth yang melibatkan salah satu band Ska ternama sebagai brand ambassadornya, diminta mereview band baru milik salah satu ex-Zivillia, hingga diminta menjadi subdomain untuk salah satu website. Ketiga hal tersebut tentu kami tolak atas pertimbang perbedaan tujuan LK dan yang bersangkutan. Lagi pula kami merasa tidak berkompeten untuk hal-hal tersebut. Namun kami tetap menghormati ketersediaan pihak bersangkutan untuk menghubungi redaksi LK.

Selain cerita unik tadi. Sempat pada beberapa waktu lalu LK merasa lelah dan hampir berujung pada hiatus. Namun seiring banyaknya email yang masuk dari kawan-kawan yang mengirimkan karya-karyanya, kami merasa seperti berdosa jika pergi begitu saja. Semangat untuk tetap jalan bergelora begitu saja seiring dukungan dari kalian yang masih setia mempercayai LK sebagai wadah berbagi. Memang itu yang kami harapkan. Kami ada karna kalian. Kami melakukan semua ini untuk kalian.

Di tahun 2013 ini pula, banyak kejutan. Diantaranya datang dari sahabat kami, Dudy Ali (ex-AwanXKinton, Nod Off, dan Dissorgrind), yang menawarkan untuk membuatkan sebuah website untuk LK. Yang kemudian kami rencanakan akan rampung pada tahun 2014 mendatang. Semoga saja. Sementara ini LK sendiri masih berjuang mencari tambahan dana untuk membayar hosting serta domain demi keperluan website tersebut. Kami berniat untuk menjual kaos sebagai bagian dari pencarian dana tersebut.

Dan juga kini LK mendapat penulis baru yakni Ahmad Fauzan (New Random). Perlu diketahui, LK hanya memiliki satu orang reporter tetap sekaligus merangkap sebagai founder. Tentu, kami sempat merasakan kewalahan ketika ada banyak permintaan liputan dan ulasan yang masuk ke email. Hadirnya Fauzan menjadi bagian di LK tentu begitu membantu. Thanks ma' bro.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman-teman baik itu band, zine, kolektif, label, artist, gig organizer, dan lain-lain. Atas kerjasama dan dukungannya selama setahun ini. Sampai jumpa di tahun depan dengan semangat yang sama dan semoga kian bergelora.

Depok, 31 Desember 2013.

Editor in chief,
Alfian Putra A.

Senin, 30 Desember 2013

Photo Set: Pesta Pora Sinterklas x Stay Free #2

Minggu terakhir di bulan Desember 2013, benar-benar penuh kejutan. Salah dua nya adalah terselenggaranya dua gig keren yakni Pesta Pora Sinterklas yang bertempat di Borneo Beer House Jakarta pada 24 Desember kemarin. Di mana pada gig kali itu menampilakan para dewa-dewa peminum dari Malang yakni Begundal Lowokwaru (BL) yang sukses hangover, Morfem yang mempesona -terlebih aksi musisi pendukung (Buluk Superglad) yang nekad naked, Error Crew yang total awesome dan tetap menunjukan gejolak jiwa mudanya, Trendkill Cowboy Rebellion yang kick ass, serta penampilan enerjik bin humoris dari veteran hardcore Ibu Kota yakni Straight Answer.

Dan juga gig Stay Free #2 yang bertempat di Pasar Segar Depok pada 28 Desember. Meskipun gig kali itu sempat terjadi aksi baku hantam antara penonton dengan panitia yang dipicu oleh penonton yang maksa masuk meski tak punya tiket (aduh masih ada saja yah penonton seperti ini). Namun gig tetap berjalan dengan penuh suka cita. Gig kali itu juga bertepatan dengan second strike nya perayaan tujuh belas tahun Straight Answer.

Nah berikut ini kami berhasil mengabadikan moment seru yang terjadi pada dua gig kemarin. So, let's see mate! (AL)

Buluk jadi vokal tamu untuk Morfem di Pesta Pora Sinterklas.

Kartika Jahja menjadi penampil pendukung untuk Error Crew.

Vokalis foto depan mic lah.
(kiri-kanan) Aca Straight Answer
dan Chipeng (Begundal Lowokwaru)

Aca melakukan magic mic di Pesta Pora Sinterklas.

Chipeng yang gontai.

Kapal miring kapten!!! 

Bagol dari Deadness mencoba terbang dengan
bass miliknya di Stay Free #2.

Aang Deal Statement angkat mic, tanda terima kasih untuk malam itu
di Stay Free #2

Kode jari antara Mels Real Project dengan penonton di Stay Free #2.
Hanya mereka yang tau artinya.

**Semua foto hasil jepretan kamera Alfian Putra A. Untuk melihat hasil foto secara lengkap mari kunjungi http://cmonalf.blogspot.com/search/label/Iseng%20Poto

Kamis, 26 Desember 2013

Revolt: "Bring That Beat Back Adalah Motivasi Kami"

Titan Revolt.
Photo by Revolt doc.
Fenomena hardcore yang terjadi di Indonesia pada dekade pertengahan 90-an memicu lima orang pemuda dari Bogor untuk mendirikan sebuah band. Hasilnya pada 1998, ke lima pemuda tersebut mendirikan Revolt. Terinspirasi oleh skena New York Hardcore dan Lost&Found Records. Dan pada tahun 2000, mereka berhasil merilis sebuah demo tape dan satu buah split tape bareng band Bogor lainnya yakni Destruction Out Of Mind (RIP.Red).

Bongkar pasang personil yang terjadi pada kubu Revolt turut menyebabkan perubahan musik secara signifikan. Mereka bantir stir untuk memainkan musik tipikal fast hc/punk dan sempat pula merilis sebuah 4 waysplit bersama Unmistake, Everybody's Enemies dan Scream 7 Shower (Keduanya dari Jepang.Red).

Bayang-bayang kelam akan bongkar pasang personil tidak serta merta menjauhkan dari pandangan mereka. Pada tahun 2008, perubahan personil kembali terulang. Beruntungnya, dewi fortuna kali ini memihak pada mereka dan formasi tersebutlah yang bertahan hingga kini (2013). Titan sebagai vokal, Aip pada gitar, Eric pada gitar, Yermi pada Bass, dan Attep pada drum.

Formasi tersebut unjuk kebolehan dengan menghasilkan sebuah album bertajuk Bring That Beat Back yang di rilis pada pertengahan 2012 lalu.

Sayangnya band yang satu ini tergolong yang jarang sekali manggung. Entah faktor apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Berikut ini Titan akan menjelaskan tentang kendala apa saja yang terjadi pada band yang ia dirikan 15 tahun silam ini. (AL)

Hallo Revolt. Bagaimana kondisi kalian saat menjawab interview ini ? Apa yang baru dari kalian ?
Titan: Halo Alfian! Halo Lemari Kota! kabar kami baik-baik aja, maafkan atas super keterlambatan menjawab interview ini. Hehe... Yang baru dari kami saat ini, kalau akhir tahun ini salah satu gitaris kami, Eric akan menikah, congrats for him!

Kenapa sih beberapa tahun belakangan ini kalian jarang manggung ? Hal apa yang menjadi kendala kalian ?
Titan: Hahaha.. Iya nih, terlalu woles kali kita ya. Selain itu mungkin karena masing-masing personil sudah pada sibuk dengan rutinitas dan keluarganya. Mungkin itu salah satu yang jadi kendala kita. Tapi balik lagi ke awal, kalo kita ngga terlalu woles mungkin semua tadi itu sebenernya ya bisa aja ngga jadi kendala. Haha..

Ceritain dong tentang situasi terakhir gig yang kalian rasakan ?
Titan: Situasi gig yang terakhir kita rasakan itu, saat pas kemarin tur ke Sragen bulan November. Dan ya, Small Gig Great Friends, itu yang dari dulu kita suka banget! Sebuah studio show dengan jumlah audience yang memadati studio, ngga peduli panasnya studio tapi semuanya menikmati aura kebersamaan itu. Dan juga setelah gig selesai pun ga langsung pada pulang, tapi mengobrol sambil ngeteh/ngopi-ngopi bareng. Buat kita, Hc/punk is all about network of friends.

Bicara mengenai album Bring That Beat Back. Seberapa berartinya album tersebut untuk kalian ?
Titan: Sejujurnya title Bring That Beat Back itu sendiri untuk memotivasi kita untuk supaya lebih produktif lagi, ‘Beat’ yang terdahulu pernah ada pada kita, ingin kita kembalikan lagi dengan yang lebih matang dalam materi, tanpa mengurangi spirit itu sendiri tentunya.

Revolt di Stamina Maksimum Vol.3, 2008.
Photo by Revolt doc.

Jika diperhatikan. Musik dalam album tersebut sedikit berbeda dari rilisan-rilisan kalian sebelumnya. Lebih bernuansa crossover/thrash metal jika saya dengar. Hal apa yang membuat warna musik kalian menjadi beda ?
Titan: Iya betul banget. Saat meramu materi album itu kita memang lagi keranjingan dengan album dari Slayer yakni Undisputed Attitude. Semacam ramuan hardcore/punk era 80an yang diracik dengan sentuhan oldskool metal tanpa mengurangi tempo cepat itu sendiri. Play fast or die bray! Hahaha..

Apa saja sih referensi ketika mengerjakan materi untuk album tersebut ?
Titan: Saat pengerjaan materi album itu, kita lagi banyak dengerin Slayer Undisputed Attitude, Bones Brigade, DFA, Minor Threat.

Bicara sedikit mengenai skena hardcore Bogor. Apa yang berbeda dari skena itu sejak kalian berdiri hingga saat ini ?
Titan: Banyak banget yah, kalo di lihat dari sisi teknologi saat ini yang segala halnya cukup gampang didapatkan, beda dengan masa terdahulu kita alami yang sampe pas nemu materi lagu pada kaset mendem juga masih kita paksain rekam. Hahaha.. Tapi kalo di lihat segi positifnya, saat ini semakin banyak banget band hardcore yang rekomended bermunculan. Mungkin karena cukup seringnya hardcore gig yang diadakan. Jadi membuat banyak temen-temen yang ‘tergugah’ pengen ikutan bikin band kali ya. Hahaha... Tapi itu seru banget jadinya. Dengan semakin banyaknya band, selain bisa jadi teman saat tour bareng atau saat bikin gig gak bingung lagi nyari band-bandnya.

Rekomendasikan dong, band-band lokal sana yang saat ini sedang kalian dengarkan ?
Titan: The Kuda (hardcore punk rock 77s), Common Goals (youthcrew hardcore semacam Mindset), Stand Clear (youthcrew hardcore semacam Keep It Clear), Let’s Go (hardcore punk80s), A Curious Voynich (Post Hardcore semacam Counterparts-Defeater), Cause (indiepop semacam Coldplay-Radiohead)


Apa yang kalian ketahui tentang Lemari Kota Webzine ? Tolong berikan sedikit pendapat untuk itu.
Titan: Ya sesuai filosofinya ya, lemari kan biasanya isinya macem-macem tuh, kalo kita butuh sesuatu nyarinya di lemari, nah ini kalo kita butuh segala info perihal dunia 'persilatan' tinggal kita cari aja di Lemari Kota Webzine.

Rencana jangka pendek dari kalian. Apa yang akan kalian lakukan ?
Titan: Semoga awal tahun 2014 nanti, setelah Eric mulai ‘tenang’ kita mau coba meramu beberapa materi untuk album selanjutnya, doakan kami untuk terus produktif yah..

Last words ?
Titan: Stay you! Stay punk!

Rabu, 11 Desember 2013

Morally Straight ‘Normalitas’ CD (Presure Records, 2013)

Biasanya band hardcore itu selalu ingin menampilkan image jantan, seram, dan macho hampir di setiap celah yang ada pada diri-nya. Hal yang sebaliknya justru terjadi dalam sebuah mini album milik unit oldschool hardcore asal Bandung yang satu ini, Morally Straight. Cover album mereka dominan pink, yang sebagian besar diasosiasikan sebagai warna-warna kasmaran dan penuh cinta.

Benar saja. Putar rotasi cakram padat berisi 5 tracks tersebut lebih dulu maka pendengar akan segera merasakan kasih sayang yang mereka balut dalam alunan oldschool hardcore yang enerjik. Tengok saja seperti pada track “Normalitas”, mereka mencoba menyebarkan benih-benih toleransi terhadap semua manusia dan mencoba menegasikan ‘siapa yang normal dan siapa yang tidak normal’. Mereka-pun mencoba mengajak pendengar untuk memerdekakan diri sendiri dan terlepas dari segala bentuk-bentuk titah yang diciptakan oleh orang lain yang seolah baik untuk diri kita yang mereka sampaikan melalui track “Stop It!”.
Lihat pula bagaimana cara band yang satu ini untuk memotivasi pendengar agar lebih percaya pada diri serta kemampuan diri sendiri yang mereka tuturkan pada track “Fairytale Kingdom”. Mereka pun mencoba bersikap bijak melalui track “Walk Me Out Of Here” dengan menyatakan bahwa perseteruan dalam scene yang berlomba menyatakan ‘siapa yang paling superior’ adalah sesuatu yang nihil esensi. Semuanya ditambah dengan cover song milik We The Peolple bertajuk “parTai Politik” yang semakin menjadikan album ini adalah album yang penuh dengan rasa kasih sayang dan cinta akan diri sendiri, kehidupan, dan scene.

Direkomendasikan untuk kalian yang gemar mendengarkan Hooded, Feel the Burn, Better Than a Thousand, Get The Mosh, dan sejenisnya. (AL)

Suara Anwar Congo Dalam Lagu Terbaru Mooseo

Lagu terbaru dari unit punk rock nyeleneh asal Bandung, Mooseo. Lagu dengan judul "Reuni Penjahat (ngeri)" ini sebelumnya telah dirilis terlebih dahulu. Namun dalam kualitas yang masih raw. Kini mereka merilisnya dengan kualitas yang lebih bagus dari sebelumnya. Lengkap dengan penambahan sampling suara Anwar Congo dari film dokumenter The Act Of Killing.

Lagu tersebut menjadi pemanasan sebelum mereka benar-benar merilis penuh album terbaru yang diberi judul Punk Percontohan. (AL)

Feel The Burn Akan Menggelar Launching Party Untuk EP Terbaru

Kuintet old school hardcore asal Jakarta, Feel The Burn, merilis sebuah mini album yang berisikan tiga buah lagu. Di rilis dalam format CD dan hadir dalam jumlah yang terbatas pada awal bulan Desember ini.

Melalui akun resmi di Twitter, mereka mengabarkan sedang mempersiapkan launching party untuk mini album tersebut. "Yo! rencana kita bakal bikin acara Screaming At The Rain EP Release Party di DS Studio Bekasi, Sabtu 18 Januari 2014," kicau mereka pada 10 Desember kemarin. Beberapa band seperti No Request, The Jinx, Tepi Lurus, Common Goals, dan Out Defence didaulat sebagai band pembuka pada pesta rilis nanti.

Sementara itu, mereka menggratiskan "Screaming At The Rain" -satu lagu dari tiga lagu yang ada. Lagu tersebut dapat segera diunduh melalui akun resmi di Reverbnation mereka. (AL)

Sabtu, 07 Desember 2013

Laporan Mata Bergoyang Bersama Total Jerks

Meski diisi dengan line-up yang cukup mumpuni nyatanya tidak membuat Porsea Studio yang terletak di Sawangan-Depok menjadi ramai. Jika bisa diperkirakan, hiruk pikuk malam itu tercipta berkat para penampil serta rombongannya dan sisanya barulah individu-individu yang memang berniat untuk menyaksikan.

Kondisi tersebut berdampak pada dinginnya crowd. Jarang terjadi aksi pogo kecuali pada beberapa band. Outlive dan Limerence yang didaulat menjadi pembuka, tampil bergantian. Di sinilah baru, profesionalitas band di uji. Meski tampil di hadapan kurang dari dua puluh orang. Mereka tetap menyuguhkan penampilan terbaik. Alih-alih malas-malasan, mereka justru begitu bersemangat.

Begitu juga dengan The Spikeweed, trio ramonescore dari Jakarta yang sudah dua kali bertandangan ke Porsea. Meski tidak mendapatkan respon balik yang begitu panas ketimbang pertunjukan pertama. Mereka tetap tampil optimal. Walaupun tetap saja raut wajah kikuk tidak bisa disembunyikan. Rentetan tembang dari album Psycho Drama digelontorkan, lengkap dengan beberapa tembang cover milik Ramones.

Hal serupa terjadi pula pada penampilan trio post-hardcore asal Jakarta, Vague dan kuartet punk rock 77 asal Bogor, The Kuda. Meskipun jumlah penonton meningkat ketika mereka tampil secara bergiliran. Tetap saja penonton masih dingin. Sepertinya penonton cukup hanya dengan memperhatikan bagaimana Yudhis (gitaris Vague) bersenang-senang dengan gitarnya ataupun ketika Adipati (vokalis The Kuda) sibuk meracau sendirian.

Seperti yang dikatakan pada paragraf awal: aksi pogo hanya terjadi pada beberapa band. Suasana pecah ketika CBA tampil. Band hardcore/punk/rock satu ini memang langganan gig di Porsea dan Depok pada umumnya. Suatu hal wajar apabila crowd sedikit bergejolak ketika mereka tampil. Crowd pecah pun ketika veteran punk rock ibu kota, Antiseptic tampil. Mungkin ini adalah crowd tergila malam itu, karna penonton tak henti-hentinya untuk melakukan pogo, sing along, hingga crowd surfing.

Malam yang dingin itu ditutup oleh penampilan enerjik Ricky Cs. dalam Total Jerks. Mereka membawakan semua materi yang ada di demo pertama lengkap cover song milik Black Flag. Kehadiran Total Jerks tidak berbeda jauh dengan band-band sebelumnya. Penonton nampaknya terkesima dengan aksi liar Total Jerks yang kali itu tampil tanpa diperkuat gitaris Cemung yang digantikan oleh Zamalik dari CBA. (AL)

Limerence

The Spikeweed

CBA

Adipati dari The Kuda

Mels (depan) dan Rio (belakang)
dari Real Project

Ricky dari Total Jerks

Segera Beredar Another Space #3


Another Space adalah zine musik yang cukup informatif. Mereka mengulas berbagai berita mengenai musik dan seni. Tidak seperti media pada umumnya, mereka banyak mengulas band-band berkualitas yang sayangnya luput oleh media "besar". Terbit sejak Juni tahun ini, kini mereka sedang mempersiapkan edisi ketiga yang rencananya rampung pada bulan Desember ini. Namun jika di antara pembaca ada yang tertarik untuk berkontribusi, silahkan langsung hubungi kontak yang tersedia pada flyer di atas. Dan satu lagi yang perlu diingat, Another Space adalah media cetak dan bukan online. Sekian.

Jumat, 06 Desember 2013

Evolusi We The People Menjadi Tukang Rebutan

Sebuah evolusi musik terjadi pada We The People. Band asal Bandung ini sebelumnya dikenal sebagai band oldschool hardcore melalui debut album mereka It's The True Reality. Belum lama ini mereka meluncurkan single terbaru berjudul "Tukang Rebutan" yang bernuansa post-hardcore. Menggiring ingatan akan Rites Of Spring, Fugazi, The Nation Of Ulysses, dan sejenisnya. Single terbaru tersebut rencananya akan menjadi sebuah langkah baru bersama Ancaman Records yang akan merilis full album mereka. Belum jelas, kapan mereka akan segera merampungkan album tersebut. Tidak ada salahnya untuk menunggu. (AL)