Benar saja, alasan pertama terjawab, beragam bebunyian hadir dalam kontruksi musik Morfem kali ini. Mulai dari bebunyian ala klenengan sapi di “180 Derajat” hingga kinciran yang biasa anak balita mainkan di “Jalan Darat (Anti-Boring)” yang menyemarakan instrument yang drummer Freddie mainkan. Belum lagi ditambah kekayaan akan karakter sound milik gitaris Pandu Fathoni yang dominan raw namun terdengar mengalir di telinga, memberi kesan ramah. Di dukung oleh bass line berdistorsi milik bassis Yanu Fuadi yang menambah kekayaan bebunyian dalam album ini.
Morfem dalam album kali ini bisa dibilang lebih berwarna secara musikal ketimbang satu album terdahulunya “Indonesia” ataupun mini album “Seka Ingus Mu”. Selain mempertahankan image raw ala indie rock, mereka juga memasukan beberapa sentuhan garage rock pada “Legenda Berbalut Ngeri” yang bernuansa 60-an, atmosfer psikedelia meraung dalam “Era Gelap Sirna” yang instrumental, membumbui “Senjakala Cerita” dengan taburan noise rock, bermain punk rock dalam “Seka Ingus Mu” yang kembali mereka persembahkan dalam album ini dan terdengar lebih out ketimbang versi mini album. Kesemuanya dikemas oleh karakter sang vokalis Jimi Multhazam yang terdengar bebas.
Kepiawaian Jimi dalam menulis lirik pun tak perlu diragukan. Ia berhasil merangkum cerita saat melaksanakan Jalan Darat Tour 2012 bersama Jude dan The Experience Brother yang ditransformasi oleh nya menjadi sebuah lagu “Jalan Darat (Anti-Boring)” adalah sebuah hal yang patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, pendengar disuguhi sebuah tour diary versi audio berdurasi 2:21 menit lengkap dengan berbagai kesan serta beberapa penampil pendukung di masing-masing kota yang mereka singgahi. Sinis namun cerdas nan humoris-nya Jimi tergambar dalam “180 Derajat” dan “Hey Tuan Boti Men”, sedikit sarkas pada “Berlagak Gila” (Tumben sekali kau Roni/Kantong mu sedikit berisi/Kau hidup tuk hari ini/Dan esok kaupun kembali merki), dan sedikit bijak pada “Cerdas dan Taktis” (Dunia penuh tipu daya/Jangan sampai kau yang di kadali/Kaulah yang kendali keadaan/Berbahagialah/Senantiasa tertawa). Sebuah nilai plus yang jarang dimiliki oleh musisi lokal yang terkadang lebih terbuai menyanyikan lirik dalam berbahasa asing.
Pemilihan tajuk album ini pun patut diacungi jempol, jika tidak bisa dikatakan menjadi daya tarik bagi siapapun yang pertama kali melihat kepingan cakram padat ini. Applause untuk Morfem! (AL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar