Selasa, 08 Desember 2015

Ayo Bikin Album, Karena Band Bukan Brand

Para personil Sex Pistols saat tekan kontrak dengan A&M
Records ntuk album God Save the Queen pada
Maret 1977 di Buckingham Palace, London.
Photo by bettman/CORBIS
Salah satu impian dari sebuah band adalah memiliki albumnya sendiri, yang kemudian dapat diperdengarkan ke telinga khalayak. Karena memang sejatinya produk utama dari sebuah band ialah karya, entah formatnya extended play, long play, atau hanya single. Terlepas pula dari apapun orientasi band tersebut, entah sekedar untuk bersenang-senang atau bahkan memang untuk menambah pendapatan ekonomi. Semua band perlu menghasilkan albumnya sendiri, karena band bukan brand (clothing).

Untuk band yang terlahir dari rahim budaya non-pop atau katakanlah underground, terbilang cukup beruntung. Kenapa ? karena pada tatanan musik tersebut memiliki kedekatan yang erat dengan etos mandiri atau Do It Your Self (DIY). Setidaknya mereka bisa merekam, merilis, lalu mendistribusikan albumnya sendiri atau yang dikenal dengan istilah self released. Yang diperlukan hanyalah semangat dan pengetahuan yang mumpuni untuk melakukan itu semua.

Namun bagaimana jika tak ingin merilis album sendiri ? Apakah perlu menunggu A&R label major menawari kontrak kerja ? Untuk pertanyaan yang kedua, sepertinya terlalu mustahil, selama jenis musik yang dimainkan tidak "beraroma" rupiah. Beruntungnya lagi, etos DIY pada sebuah komunitas underground tidak hanya melahirkan band, melainkan records label. Dua elemen yang pada akhirnya saling beriringan.

Yaps, solusi telah didapatkan. Yang diperlukan oleh sebuah band hanyalah mempersiapkan materi dengan sebaik-baiknya, menghubungi pihak records label yang sesuai, dan membuat kesepakatan -yang tentunya tidak merugikan kedua belah pihak. Berikut ini, Lemarikota akan merangkum beberapa records label Indonesia, yang bisa merealisasikan mimpi sebuah band untuk memiliki album. (AL)

1. Samstrong Records
Salah satu label produktif yang dimiliki skena hardcore/punk pada dekade ini. Berbasis di Jogyakarta, Samstrong telah menjadi rumah bagi band-band lokal seperti Knockdown, Revolt, Striker, LKTDOV, To Die, The Shantoso, Reason To Die, Dirty Glass, dan masih banyak lagi. Tidak hanya bermain pada ranah lokal, label yang dinahkodahi oleh Aditya Ageng ini, tercatat pernah merilis band-band bertaraf internasional seperti Second Combat, Nine Eleven, Alea Jacta Est, Rykers, dsb.

Mereka juga didaulat sebagai distributor resmi album terbaru Terror bertajuk The 25th Hour. Tidak hanya itu, mereka juga akan merilis ulang album Live by the Code (2013) milik punggawa hardcore asal Los Angeles, Amerika Serikat, tersebut.

2. Movement Records
Kredibilitas label asal Jakarta satu ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Sejak eksistensinya dimulai pada 1998, Movement Records telah menjadi rumah bagi beberapa unit punk lokal seperti Error Crew, Straight Answer, Unrest, Street Voices, The Raws, Dirty Edge, The Jinxz, Triple X, The Sabotage, Septictank, Elloco, Stupidity, Silly Riot, Total Damage, Trendy Reject, The Valid, dsb.

Movement Records pun tercatat pernah merilis album The Viruz (Philadelphia punk) bertajuk Indonesian Split Release. Mereka juga menjadi distributor resmi untuk sebuah proyek kompilasi Punk Aid 2012, yang berisi berbagai band punk dari mancanegara yang diproyeksikan sebagai bentuk dukungan moral untuk insiden penangkapan punk di Aceh.

3. Alternaive
Datang dari kota Bandung, label satu ini telah berhasil menaungi beberapa band yang berasal dari Paris Van Java. Sebut saja Hooded, Milisi Kecoa, Kroia, Haramarah, Cyco Vision, Terror of Dynamite Attack, dsb. Sedangkan untuk yang di luar Bandung, mereka pernah merilis Hellowar, Peace or Annihilation, Grave Dancer, Hantamrata, GunxRose, dsb.

4. True Side Records
Tempat bersemayamnya band-band hardcore keren dari Jakarta seperti Final Attack, A Thousand Punches, Brave Heart, Feel The Burn, Strike Hard, dsb.

Apabila dilihat dari daftar band yang mereka rilis, label asal Jakarta satu ini memfokuskan diri pada genre hardcore.

5. Necros Division
Salah satu label asal Depok yang sedang on fire. Beberapa band lintas genre, mulai dari punk rock, hardcore, hingga post-metal berada dibawah naungan label satu ini. Meskipun dominan merilis nama-nama yang masih asing di telinga khalayak, namun Necros cukup jitu melirik potensi yang ada. Hasilnya label ini berhasil memberikan penyegaran pada skena musik underground, khususnya hc/punk.

Sebut saja Total Jerks, The Kuda, True Hell, Koteka Is The Reason, Tarrkam, Limerence, Ensena, adalah nama-nama yang masih asing. Namun jangan lihat seberapa lama umur band-band tersebut, silakan dengar apa yang mereka mainkan.

Necros beberapa kali menjadi rumah bagi band-band mancanegara seperti Latest Fashion (Swedia), Data Control (Swedia), dan Teenagers (Swedia).

6. Sailboat Records
Rumah bagi band-band berhaluan skramz, post-hardcore, post-rock, screamo, dsb. Yang mana menjadikan label asal Jakarta ini menjadi pelabuhan bagi beberapa nama seperti Amuk Redam, A City Sorrow Built, Senja Dalam Prosa, Forever Always, Woodcabin, dan Seems Like Yesterday.


p.s. keenam label di atas, tidak hanya bertindak sebagai pihak yang memproduksi dan mendistribusikan album band saja. Terkadang label-label tersebut turut serta menjadi organizer gigs, tour booking, dan menjual merchandise band.

Artikel Lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar