Tampilkan postingan dengan label Live Report. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Live Report. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Januari 2016

Atas Nama Api Dari Langit Utara, Crutches Menghantam Kembali Jakarta

Untuk kedua kalinya unit D-beat/Crust Tsunami dari kota malmo Sweden, Crutches menyambangi Jakarta, dalam rangkaian South East Asia Tour yang bertajuk Fire From The Northen Sky, mereka datang ke 12 kota dalam 3 negara berbeda, Jakarta adalah kota ke 10 setelah hari sebelumnya mereka menuntaskan gigs di Rumah Pirata Bandung.

Di Jakarta gigs diselenggarakan di Kampus Moestopo Senayan pada hari minggu 3 januari 2016. Pukul 19.30 Rundown bergulir, gigs dibuka dengan penampilan Ratpack, unit D-beat hardcore pendatang baru, setelah ratpack menyapu habis setlist mereka, giliran band kedua Zudas Krust, band raw hardcore punk inferno yang di motori oleh Anugerah Esa selaku bos rekot Doombringer records yang menghandle tour Crutches Chapter Jakarta, Trio ini benar benar memanaskan atmosfir malam itu. Selanjutnya The Roof, Jakarta punx menghajar pit dengan track track liar mereka.

Akhirnya Oskar, Andreas, Tom & Daniel memulai set mereka, dengan beberapa track dari album Lurad dan album FörlOrAD, pit berubah panas, beberapa mangel-punx terjun ke pit, hampir 11 track mereka muntahkan. Meskipun sound sederhana dengan ampli vocal yang di direct ke ampli bass, crutches tidak kehilangan ke agresifannya. Yang menarik mereka benar benar mabuk malam itu, Oskar sang vokalis menenteng botol aqua 1 liter yang di isi full intisari atau mereka lebih senang menyebutnya Black Wine.

Setelah Crutches menyelesaikan setlist, giliran band ke empat, Heuristik Unit Hardcore Raw Distort Punx dengan sound Distrort Disclose mereka berbagi noise khas Kawakami dengan penonton, Setelah itu Band Veteran D-beat Punk Jakarta Total Conflict adalah band terakhir yang akhirnya menutup gigs malam itu. (Hdrkadns)

Kamis, 10 Desember 2015

Pesta Peluncuran Album The Edge Tanpa Jarak

Bernyanyi bersama di pesta peluncuran album The Edge.
Photo by The Edge doc.
Sehabis melangsungkan launching album mereka yang pertama di Grand Charly Rawamangun beberapa minggu yang lalu (21/11), gerombolan hc/punk Pamulang ini kembali menggelar launching album mereka untuk kedua kalinya di Khansa studio, Cisauk, pada 5 Desember kemarin.

Waktu menunjukan pukul 20.30 WIB menandakan band pertama untuk tampil memanaskan party malamitu. Total ada 12band yang meramaikan party malam itu, satu hal yang menarik perhatian adalah di mana lineup yang akan tampil 80% merupakan band baru yang menjamur diranah skena hc/punk Jakarta, Tanggerang Selatan, Bogor, dan Depok. Diantaranya adalah No Choice, Tsamscore, B.U.R.R.I.E.D, One Step Beyond, Aerlele, Antahberantah, The Silent, Whereless, Perfectshionshit, Nutmeg, Roosterfight, dan Beneath the Whele.

Para band pembuka tampil secara gerilya nyaris tanpa jeda memanaskan ruang sempit 5x5m stage diving dan circlepit pun tak terelakan dengan oksigen yang semakin berkurang, menambah euphoria pada launching album jilid 2 ini. Keintiman dan intensitas pertemanan menambah semarak acara malam itu, di mana tidak ada jarak sama sekali anatara penonton dan penampil.

The Edge yang digawangi oleh Lepoy, Amon, Apong, Hendra, dan Tommy berhasil mengorganisir acara dengan baik plus menghadirkan band-band baru yang berkembang di sekelilingnya secara kasat mata tittle Don’t Foget Your Roots memulai genderangnya dengan baik.

Bagi yang suka mendengarkan 80’shc/punk seperti Bad Brains, Black Flag dan Minor Threat, sila memburu album mereka. (Budi Cole)

Rabu, 28 Januari 2015

SelamART menikMATI art exhibition

Photo by Fauzan doc.
Pameran yang di inisiasi oleh grup/klub gambar hari minggu, Sketching Sunday ini diadakan di tempat penyebrangan bawah underpass yang di multifungsikan menjadi gallery. Sebelumnya anak-anak Sketching Sunday ini membuat eksibisi serupa di tempat yang sama, namun hanya berjalan tiga hari saja karena adanya masalah protokoler, aseeekk.

Nah kali ini mereka diberi kesempatan memakaigallery tersebut selama sebulan penuh, dari tangga 23 November – 23 Desember 2014 kemarin. Mengambil tema Selamart menikmat, sebagai satir terhadap aktivitas kesenian yang mati suri di Bogor.

Dengan memajang hampir 60 karya perupa muda kota hujan(baca:Bogor), yang memiliki style gambar berbeda-beda, membuat ejakulasi mata ini bung,halah hihi. Eksibisi ini juga didukung penuh dari berbagai komunitas yang ada di Bogor sendiri, jadi banyak konten acara nya, tak hanya pameran seni rupa saja. Disetiap weekend nya disuguhkan berbagai acara, dari mulai akustik, screening film, teater, video mapping, seni tari, hingga gigs di penghujung acaranya, edan. Dan rencananya merekaa bakalan ngadain eksibisi serupa tapi tak sama di bulan maret nanti. Dinanti ya gaish, segan. (Fauzan)

Kamis, 18 Desember 2014

#gigreport | Vicious Divine "Loathe Relese Party"

Vicious Divine. Photo by Rumah Rimba doc.
13 Desember 2014 adalah hari yang membahagiakan haha. Sabtu itu adalah hari besar band Vicious Divine, yang mana kami akan melaksanakan ibadah Release Party Debut EP yang berjudul Loathe.

Rumah Rimba menjadi saksi bisu pesta pora yang kami lakukan malam itu. Studio yang terbagi menjadi 3 ruangan kamar mandi, backstage, dan ruanganutama. Ruangan utama yang kurang lebih berukuran 6mx14m sudah bukan lagi ruangan bersih dengan tembok coklat dan lantai yang rata. Gambaran bodoh kami sudah mengotori semua dinding. Ada panggung setinggi 1m dengan lightning disekitarnya. Tak luput dari pandangan semua orang yang datang ke venue ada Graffiti bertuliskan Vicious Divine dengan warna dominan Merah, Kuning, Hijau menyambut di belakang Gerbang Masuk Rumah Rimba yang digambar oleh FJS. Di depan ada Booth kecil dengan sofa sofa yang berhias lampu lampu kecil yang digunakan teman teman untuk bersantai sebelum masuk ke venue dan tepat disamping gerbang ada lapakan kecil yang tentunya menjual Rilisan fisik dari band band lokal seperti AJTHC danBully Brat yang baru merilis Debut Album mereka ikut serta juga beberapa Rilisan keren dari Arabian Records, Sidoarjo.

Kamis, 20 November 2014

Municipal Waste Bajak Jakarta

Photo by Rigel Haryanto
Municipal Waste fuck... Municipal Waste fuck... Municipal Waste fuck...

Masih terngiang ditelinga saya ketika rombongan crossover trash metal dari Richmond, Virginia, Municipal Waste membajak Jakarta dengan 18 lagu, yang nyaris membuat circlepit terlama sepanjang sejarah metal show Jakarta.

Acara yang bertajuk Teror Dari Belantara (pesta peluncuran album teranyar Kapital dari Kalimantan). Hari itu dibuka oleh unit hc/metal Burgerkill dari Bandung yang bermain cukup sore untuk membuka pagelaran tersebut. Selesai break acara dilanjutkan dengan penampilan sang punya hajat, Kapital, yang diawal penampilannya menyajikan tarian hudoq khas Kalimantan yang jarang sekali kita saksikan dimetal show sperti ini. Kapital tampil cukup energik walaupun beberapa kali sering dihinggapi kesalahan teknis.

Pesta malam itu tidak berhenti disitu, band yang ditunggu-tunggu akhirnya onstage, Municipal Waste! Tony Foresta Cs yang malam itu tidak dibantu oleh official crew cukup apik untuk mengeset peralatannya sendiri. Pemandangan yang cukup langka bagi band sekelas mereka. Ajaibnya cukup cepat.

Municipal Waste tampil cepat kilat dengan bermetode medley yang berhasil menghentak Rollingstone untuk melakukan cirlcepit. Koor-koor massal pun berkumandang ketika lagu-lagu yang dinantikan mulai dibawakan seperti "You're Cut Off", "Beer Pressure", dan "Headbanger Face Rip".

Overall, Municipal Waste sangat menghibur dengan 18 lagu (walaupun kentang aka kena tanggung). Hahaha... Kredit lebih saya berikan untuk Kapital & Distorsirock yang berhasil menggelar acara ini. (Budi Cole)

Jumat, 24 Oktober 2014

Lorong Waktu: Eksibisi Bawah Tanah

Sangat jarang kegiatan berkesenian diadakan di Bogor, baik di ruang alternatif maupun di ruang publik, entah mengapa, apa eiks yang ngga tau? Hufttt sungguh kekuperan yang setinggi fuji (red;gunung) eiks yang berdomisili di kota Bogor ini sungguh harus membubarkan geng Persatuan Cah Urban Interlokal Ranting Bogor. Ah sudahlah biar itu menjadi romansa gumaman yang melanda hati eiks, yang jelas kali ini eiks bakalan ngasih ulasan tentang eksibisi drawing dan ilustrasi yang di inisiasi oleh klub gambar minggu pagi bernama Sketching Sunday. Muda mudi asoy tersebut dikomandani oleh sesosok pria maskulin nan cool bernama Aryo Wicaksono yang merupakan inisiator eksibisi Lorong Waktu. Bertempat di ruang publik underground di dekat Botani Square dan Tugu Kujang.

Underground? Yapp, karena tempatnya berada di bawah tanah, sebagai tempat penyebrangan yang diperbaharui dan di multifungsikan sebagai gallery dan ruang terbuka yang sebenarnya dikhususkan bagi muda mudi di Kota seribu angkot tersebut. Kegiatan ini mulai dibuka pada minggu pagi tanggal 19 Oktober 2014 kemarin. Terdapat puluhan karya yang dipamerkan, setengahnya merupakan sketching wajah walikota Bogor dari masa ke masa, seperti dikatakan Aryo, ini merupakan permintaan pemkot, semacam birokrasi , sebagai syarat di izinkan nya kegiatan ini dan makanya dinamai Lorong Waktu,jadi masuk ke lorong ini berasa ada di lorong waktu,gitu hihi . Di pembukaaannya para artist yang terlibat berkumpul dan membuat wheatpaste,juga terdapat lapakan artprint,postcard dan sebagainya. Event ini sebenarnya diadakan sebulan penuh, tapi karena ada sedikit permasalahan eksternal jadi event ini hanya diadakan tiga hari saja, ditututp pada hari Selasa kemarin tanggal 21 September 2014. Aryo juga berujar karena event ini dadakan jadi persiapan kurang terkonsep dengan sempurna, yaa menurut eiks juga begitu sih. Tapi segan buat kalian semua sih, jari jempol ! Dan kabar bagusnya mereka bakalan ngadain eksibisi lagi tanggal 24 November 2014, dan kali ini sebulan penuh! Jadi buat kalian yang penasaran, bisa dateng nanti yaaa. FYI nya tempat penyebrangan underground ini dibuka pagi banget trus ditutup sekitar jam 10 malem. (Fauzan)



Jumat, 15 Agustus 2014

#gigsreport | Echo Park Semarang

Photo by Valetna Records doc.
Valetna records sebuah net label dari semarang menggelar event perdana bertajuk ECHO PARK yang berlangsung di taman kota Semarang yaitu Taman KB pada tanggal 9 Agustus 2014. Rencananya acara ini akan di mulai pada pukul 19:00 WIB namun di karenakan keadaan cuaca yang hendak turun hujan memaksa panitia untuk menunggu hingga keadaan cuaca malam itu membaik.

Gigs yang di meriahkan oleh band-band rilisan valetna records seperti Radiodiffusion, Distorsi Akustik dan didukung oleh Moiss yang baru saja mengeluarkan album ep-nya, kemudian Terasku trio instrumental post rock. Di acara tersebut valetna records juga membuka off line sharing untuk mengenalkan valetna records dan net label secara lebih luas lagi. Setelah menunggu sekitar dua jam akhirnya Tuhan menyelamatkan gigs ini dengan memberikan kami cuaca yang mendukung. Acara ini dibuka oleh Terasku dengan instrumental post rock menuntun pengunjung untuk duduk diam dan menyimak dengan seksama setiap alunan gitar, beat drum yang di suguhkan secara apik.

Setelah pengunjung di suguhkan instrumental post rock kali ini Distorsi Akustik memberikan post rock dengan cita rasa pop dengan membawakan lagu cover milik NOFX yang diubah menjadi versi pop/post rock catchy nan easy listening. Selain membawakan lagu cover version milik NOFX, Distorsi Akustik memainkan “A Man Who Called Eve” yang beberapa waktu lalu dirilis oleh valetna records. Kemudian di penampilan ke tiga malam itu adalah Radiodiffusion yang dibantu oleh Petra Wewra (valetna records) menyuguhkan post rock dengan slap back delay dan beat drum yang cepat berbeda pada band post rock umumnya. Selain memainkan beberapa lagu pada ep terdahulunya ada satu lagu baru yang merupakan salah satu materi album ep yang akan di rilis pada akhir tahun ini. Dan dipenghujung acara Moiss dengan psychedelic post rock nya menghipnotis pengunjung acara untuk enggan beranjak dan mendengarkan materi lagu yang dibawakan. Selain membawakan materi lagu yang terdapat pada album ep mereka”Sensitive” secara apik dengan sound yang sangat mirip dengan versi cd mereka Moiss membawakan satu lagu cover milik My Bloody Valentine. (Pertra)

Photo by Valetna Records doc.

Photo by Valetna Records doc.

Sabtu, 14 Juni 2014

#gigreport | Positif Kolektif #3 (Kediri, 31 Mei 2014)

Positif Kolektif ke 3 terselenggara 31 Mei 2014 kemarin. Lega, senang, bahagia, dan segala macem pokoknya. Studio gigs sederhana ini kesampaian berkat kawan-kawan semua yang sudah ikutan kolektifan buat ongkos sewa studio dan alat.

Malam itu bertepatan hari Sabtu (Malam Minggu), ya kita gak ada target yang dateng berapa orang, kita gak mikir kesitu. Tujuan kita seneng-seneng ketemu temen-temen baru, dan acara yang semula di mulai pukul 6 sore molor menjadi pukul setengah 8 malem. Untung anak-anak udah ngantisipasi dan orang studio enak di ajak kompromi, lebih asik ngajakin kompromi yang punya studio dari pada kompromi sama doi. haha... Akhirnya sepakat acara di hitung jamnya pas band pertama mulai check sound.

Di mulai dari Hazardous setelah itu ada Joystreet yang makin mengentalkan nuasa punk oi! dan kembali setelah Joystreet ada Salah Cetak dengan nuansa Thrashcore/powerviolence gila nya yang vokalisnya sedikit mirip Iqbal Coboy Junior. hahaha... Kayanya dia mulai bosen dengan boyband dan berubah menjadi anak thrashcore. Lanjut, setelah SxC ada Lost Underwear dan Brain87 makin malam makin seru. Let's go punk!

Rabu, 16 April 2014

Kylesa Live In Jakarta: Suguhan Gahar Nan Mempesona Sekaligus Ramah

Kylesa Memukau Jakarta. Photo by @ardymarwan
Veteran sludge asal Savannah, Georgia, Amerika Serikat yang digawangi Laura Pleasants (Guitar,vocal) , Phillip Cope (Guitar,vocal), Chase Rudeseal (Bass), Carl McGinley (Drum, Percussion ), Eric Hernandez (Drum, Percussion) ini memang sudah ditunggu-tunggu kedatangannya. Sejak mereka meng announce tour Southeast Asia nya dan Indonesia jelas menjadi salah satu plesiran band yang terbentuk di tahun 2001 ini. Bandung dan Jakarta menjadi destinasi tour mereka. Indonesia sendiri Kylesa di organize oleh brand asal Bandung yaitu Maternal Disaster bekerjasama dengan Here to Stay jakarta, Grieve Records, juga Lawless Jakarta. Maja House Dago di Bandung dan Rossi Music Fatmawati di Jakarta menjadi pilihan venue nya.

Yap, Minggu tanggal 13 April 2014, Jakarta akan disinggahi Laura Pleasants cs, setelah pesta di Bandung pada sabtu malamnya, yang tampak hatceepp setelah melihat update nya di jejaring sosial, membuat semakin tidak sabar terkontaminasi riff-riff gitar ala psychedelic rock kotor sludgy-sludgy.

Dijadwalkan gerbang dibuka jam 15.00 dan eiks sampai venue sekitar jam setengah 4. Jakarta diguyur hujan, tapi semangat jemaah Kylesiah tetap membara seperti areng yang sedang dikipas kipas oleh pembakar sate dengan dibantu kipas angin mininya, halah hehe. Dan eiks pun tidak telat karena memang gerbang belum dibuka, antrian di depan venue lumayan padat. Eiks ikut mengantri.

Dikabarkan Kylesa sedang sound check di dalam. Oya, catatan my diary: di Jakarta sendiri tidak ada opening act nya, setelah di Bandung Kylesa dibuka oleh Ssslothhh, dan ((AUMAN)), sungguh disayangkan sekali. Bisik-bisik faktornya karena masalah perizinan keramaian di Jakarta. Yap, balik lagi ke venue, setelah menunggu sekitar setengah jam lebih, akhirnya gate dibuka, jam 4 lewat kalo gak salah. Stage berada di Parking Lot Rossi Music, mungkin kalau di dalam 2 drum Kylesa sepertinya tidak cukup, yegak? setelah masuk terlihat booth menjual tshirt, cd, dan vinyl Kylesa.

Laura Pleasants. Photo by Damasus Ekodimus 
Dan sesampainya di depan stage mencari posisi yang asik, tampak Philip Cope dan Laura Pleasants di samping stage. "wow anjingggggg!!!" ucap eiks dalam hati. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Kylesa naik panggung, dengan dadah-dadah mereka menyapa para jemaah kylesiah Jakarta, yeaaahhh pestaaaaaaa! Dibuka dengan "Bottom Line" single dari album lawas mereka di tahun 2005, crowd masih terlihat menganggukan kepala, yeah memang sangat meghipnotis, dilanjut dengan "Dont Look Back", crowd mulai sing along dengan laun. Lalu tanpa henti gaspol Phillip Cope dan kolega nya menghajar Jakarta, lanjut ke nomer pilihan dari album Spiral Shadow, yaitu "Tired Climb", favorit eiks!

Yeaaah sejenak menaruh camera, menikmati dentuman demi dentuman, anjiiiingggg, legaaaa. Lalu crowd mulai memanas di nomor "Quicksand" dari album teranyar mereka -Ultraviolet- circle pit mini di tengah crowd tak terelakan. Tanpa ampun mereka terus menggerus crowd lewat tembang ciamik nan progresive, "To Forget", crowd lebih memilih menikmati dengan seksama berheadbang dengan hikmat. Laura Pleasants dan Mas Phillip Cope menyapa ditengah – tengah laga tandang mereka, berterima kasih pada crowd, basa- basi mereka berlangsung lama. "Said & Done" dari album Static Tension di tahun 2009, membuat crowd yang sedang lengah ekstra bersigap, dilanjut dengan tembang "Unspoken", ekstraaaaaaa!! Duo drums Carl McGinley & Eric Hernandez memang membuat beat-beat yang sangat indah dan groovy, bikin kepala pegal mas, ampuunn. Duo drums Kylesa ini memulai memberikan nada-nada perkusi yang melenggang menembus telinga tersaring di jiwa, halah. Yap tentunya setelah cabikan bass Chase, kalian tau? Yaaa "Unknown Awareness" pun dimainkan, crowd meliar tanpa surfing, circlepit mini masih awet tapi semakin ramai liar.

Lalu kembali laga terus tanpa henti dimainkan dengan apik dari album Static Tension, "Scapegoat" dan "Taking This" dari album biru Ultraviolet. Laura semakin onfire, yeaaahhhhhhh!! Kembali menyeruak single kojo kembali dari album Static Tension, "Running Red". Dan siapa sangka setelah lagu selesai mereka menyudahi rangkaian acara kembali dengan berterima kasih dan dadah dadah turun dari stage dan oh crowd terkaget – kaget dan secera perlahan berkesinambungan semakin keras meminta encore: "we want more, we want more!!!" Tak sampai 5 menit mereka naik kembali memuaskan dahaga crowd, yang kena tanggung banget.  Sebelum memulai encore, Laura sempat meminta foto crowd langsung dari hapenya tjiaaahhh,cekreekkk... "Hollow Severer" dipilih menjadi tembang encore penutup rangkaian tour mereka di Indonesia, aslii pecaaahhh bro. Sebenarnya tak dapat eiks rangkai menjadi kata- kata, menolak move on jelas! Nilai tambah di stage performance mereka lighting cukup menawan, poin plus sekali, indaaahhh.

Setelah selesai pun crowd menunggu sejenak di dalam venue, masih menunggu, dan akhirnya semua personil Kylesa menyapa crowd, dengan ramah tamah, foto-foto bareng, tanda tangan, ngobrol-ngobrol pun tak terduga. Mereka sangat humble, keren sekali, bersyukur bisa menyaksikan mereka, mudah-mudahan sesegera mungkin mereka akan menyambangi Indonesia kembali, mudah – mudahan, big thanks for Kylesa membuat penghujung weekend menjadi indah. (Fauzan)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

(Penulis mengalami trouble pada memory card camera milik nya. Sehingga file-file foto yang menangkap betapa serunya aksi panggung Kylesa pun harus rela hilang begitu saja. Beberapa foto yang kamu lihat di sini adalah hasil dari meminjam berbagai sumber.) -Redaksi Lemari Kota.

Kamis, 27 Februari 2014

Gigs Report: Lemuria Live In Jakarta 2014

Lemuria. Photo by Reza.
Minggu (23/2) itu, menjadi sebuah pengalaman baru bagi Trueside dalam menghandle touring band non-hardcore. Yah, jika sebelumnya mereka lebih dikenal sebagai organizer gigs hardcore yang sekaligus merangkap sebagai label dan distro. Pada hari itu, mereka berkesempatan untuk menghandle tur-nya Lemuria, sebua trio indie-pop asal Buffalo, New York.

Pengalaman baru tersebut sekaligus menjadi gig Trueside dengan line-up paling segar. Yah, bagaimana tidak, mereka benar-benar selektif dalam memilih tandem untuk Lemuria. Tercatat hanya Braveheart yang masuk dalam kategori hardcore, sisanya ? Tengok Saturday Night Karaoke dengan style pop-punk early nya, Vague yang mengingatkan kita semua akan era-Revolution Summer nya anak-anak Washington DC di dekade 80-an, Barefood yang memainkan indie-rock sekaligus menggiring memoar akan kejayaan musik rock MTV pada dekade 90-an, dan terakhir ada Talking Coasty surf-pop yang begitu manis.

Pertunjukan di buka oleh Saturday Night Karaoke, tiga pemuda pencinta wanita Jepang ini membawakan kurang lebih 6 lagu, ditambah cover lagu “Bersepeda Berdua” milik JKT 48. Mereka sempat bertukar alat dan mengajak drumer Amuk Redam untuk naik ke panggung dan membawakan “Dammit”-nya Blink182. Dan Prabu (vokalis SNK) bernyanyi dengan gestur like a Milo Aukerman. Crowd tidak terlalu ramai, tapi kooperatif dengan Prabu yang aktratif dan interaktif, menjadikan moshpit begitu indah.

Prabu SNK. Photo by Alfian Putra A.
Lalu giliran Vague untuk selanjutnya tampil. Crowd sudah hampir puluhan, merapatkan barisan, moshpit akan bertambah seru. Tembang andalan seperti “23”, “Endless Summer”, “A giant Blur”, dan single terbaru yang akan muncul di full length album mereka tahun ini. Notes departemen vokal seperti kurang terdengar, tertutup suara sound gitar dan drum, but Vague tetap taiikk as cool.

Setelahnya, ada Braveheart sebagai perwakilan dari Truseide. Para hardcore kids sudah bersiap di moshpit menanti sang vokalis Yudha aka Katexxx memulai lagu pertama. Kaki bertebaran dimana-mana (crowdsurfing rule!), sing along terasa begitu intim. Yap! mereka membawakan nomor nomor ciamik seperti “Diam Itu Emas”, “Feel at Home”, “Try Harder in Your Life”, “Melaju”, dan cover lagu dari Another Breath berjudul “Racing a Fading Image”. Set ditutup dengan lagu jagoan mereka “KUHP ( Komitmen Untuk Hidup Positif)”.

Setelah set Braveheart berakhir kini giliran band yang sepertinya banyak ditunggu-tunggu, yaitu Barefood. Duo barefood, Mamet dan Dito ini dibantu oleh Pandu (Morfem/ The Porno). Mereka membawakan tembang-tembang istimewa yang ada di debut EP: “Sullen”, “Deep and Crush”, “Teenage Day Dream”, dan cover lagu milik Teenage Fanclub yang “God Knows It’s True” (maafkan saya bila salah karena terkesima melihat penampilan mereka). Di nomor “Perfect Colour” crowd pecah sekali, dari awal memang crowd sudah pecah seperti penggabungan antara anak indie-rock berbaur dengan hardcore kids. Perpaduan loncat-loncat ala indie-rock dan stage dive ala hardcore kids berbaur dengan indah. Barefood, hacep aka pecaaahh!

Vague. Photo by Reza.

Crowd mendadak menjadi dingin ketika jatah tampil Talking Coasty tiba. Sepertinya energi penonton terkuras dan menyebabkan sebagian merasa terlalu haus dan lapar sehingga memutuskan untuk keluar venue. Namun tidak membuat mental anak-anak Yogyakarta ini melemah. Veni Yeah (vokalis) dengan mini skirt dress ditambah high top sk8 begitu manis menyanyikan nomor-nomor seperti “I Love Sunbeam”, “Please Stop Pretending”, “Trap Live”, dan satu lagu baru yang akan dimasukkan ke EP mereka tahun ini. Dan nomor “Second Summer” sudah pasti dibawakan dengan begitu apik dan segar. Penampilan mereka menjadi pemanasan yang tepat sebelum menuju ke puncak acara. Dan sepertinya pilihan sebagian orang untuk keluar venue adalah keputusan yang kurang tepat.

Ditto Barefood. Photo by Reza.
Talking Coasty. Photo by Reza.
Tidak butuh waktu lama untuk Sheena Ozzela, Alex Kerns, dan Max Gregor untuk muncul di stage-mensetting alat. “Brilliant Dancers” yang diambil dari album The Distance is So Big menjadi tombak awal atas serangan Lemuria malam itu. Disambung oleh tembang “Dog” yang diambil dari album Get Better, lagu yang catchy ini membuat semua crowd tak hentinya shake head and body, ditambah sing along yang membahana. Tanpa rehat dilanjut ke lagu berjudul “Wise People” dari album Pebble, lagu yang sedikit kentara drum bit nya ini seperti merasuki crowd dan sing along makin nyata terdengar. Lalu mereka memainkan “Paint the Youth”, “Chautaqua County”, “Lipstick”, “In a World of Ghost”, lalu disambung dengan “Pants” -ketukan drum Alex yang bit-chy banget ditambah suara vocal Sheena membuat badan badan terbang di depan, euforia! Lalu “Bloomer” disuguhkan, crowd mengira ini lagu terakhir, tapi ternyata tidak, mereka diam sebentar mengambil minum dan nafas sejenak. Crowd mulai berteriak teriak dan ternyata benar bahwa ini bukan yang terakhir, show must go on! “Pleaser”, “Length Away”, dan terakhir “Mechanical” menjadi penutup malam itu. (Fauzan/Al)

Sabtu, 07 Desember 2013

Laporan Mata Bergoyang Bersama Total Jerks

Meski diisi dengan line-up yang cukup mumpuni nyatanya tidak membuat Porsea Studio yang terletak di Sawangan-Depok menjadi ramai. Jika bisa diperkirakan, hiruk pikuk malam itu tercipta berkat para penampil serta rombongannya dan sisanya barulah individu-individu yang memang berniat untuk menyaksikan.

Kondisi tersebut berdampak pada dinginnya crowd. Jarang terjadi aksi pogo kecuali pada beberapa band. Outlive dan Limerence yang didaulat menjadi pembuka, tampil bergantian. Di sinilah baru, profesionalitas band di uji. Meski tampil di hadapan kurang dari dua puluh orang. Mereka tetap menyuguhkan penampilan terbaik. Alih-alih malas-malasan, mereka justru begitu bersemangat.

Begitu juga dengan The Spikeweed, trio ramonescore dari Jakarta yang sudah dua kali bertandangan ke Porsea. Meski tidak mendapatkan respon balik yang begitu panas ketimbang pertunjukan pertama. Mereka tetap tampil optimal. Walaupun tetap saja raut wajah kikuk tidak bisa disembunyikan. Rentetan tembang dari album Psycho Drama digelontorkan, lengkap dengan beberapa tembang cover milik Ramones.

Hal serupa terjadi pula pada penampilan trio post-hardcore asal Jakarta, Vague dan kuartet punk rock 77 asal Bogor, The Kuda. Meskipun jumlah penonton meningkat ketika mereka tampil secara bergiliran. Tetap saja penonton masih dingin. Sepertinya penonton cukup hanya dengan memperhatikan bagaimana Yudhis (gitaris Vague) bersenang-senang dengan gitarnya ataupun ketika Adipati (vokalis The Kuda) sibuk meracau sendirian.

Seperti yang dikatakan pada paragraf awal: aksi pogo hanya terjadi pada beberapa band. Suasana pecah ketika CBA tampil. Band hardcore/punk/rock satu ini memang langganan gig di Porsea dan Depok pada umumnya. Suatu hal wajar apabila crowd sedikit bergejolak ketika mereka tampil. Crowd pecah pun ketika veteran punk rock ibu kota, Antiseptic tampil. Mungkin ini adalah crowd tergila malam itu, karna penonton tak henti-hentinya untuk melakukan pogo, sing along, hingga crowd surfing.

Malam yang dingin itu ditutup oleh penampilan enerjik Ricky Cs. dalam Total Jerks. Mereka membawakan semua materi yang ada di demo pertama lengkap cover song milik Black Flag. Kehadiran Total Jerks tidak berbeda jauh dengan band-band sebelumnya. Penonton nampaknya terkesima dengan aksi liar Total Jerks yang kali itu tampil tanpa diperkuat gitaris Cemung yang digantikan oleh Zamalik dari CBA. (AL)

Limerence

The Spikeweed

CBA

Adipati dari The Kuda

Mels (depan) dan Rio (belakang)
dari Real Project

Ricky dari Total Jerks

Senin, 14 Oktober 2013

HTS Fest #2: Terlalu Manis Untuk Dilupakan

Raincoat
Ini adalah kali kedua sebuah distro Here To Stay mengadakan gig. Bertempat di Rossi Music Fatmawati, Jakarta Selatan, perhelatan kedua kali terbilang cukup sepi berbeda dari tahun lalu. Namun atmosfer serta semangat yang dibawa oleh penonton yang hadir tidak berbeda sama sekali.

Di luar venue keadaan tidak terlalu padat meski diisi oleh berbagai lapak yang menjual beraneka ragam merch, rilisan, hingga zine. Namun di dalam semua keadaan 180 derajat berbalik. Semua yang hadir tumpah ruah. Dinginnya malam udara Jakarta tidak terasa di sana.

Saya datang telat dan melewatkan beberapa penampil seperti Walk Fearless, No Front, dan Looking Back yang bermain dari sore hingga senja. Baru ketika Grave Behold mengoyak-ngoyak stage saya masuk melihat mereka. Beberapa nomor dari album terbaru mereka A Sacred of the Future sukses membuat crowd menggila. Terlebih penampilan vokalis Gustmar yang enerjik tak kuasa menghipnotis penonton yang tak henti-hentinya melakukan pointing finger dan sing along.

Kegilaan semakin menjadi dan hawa panas kian menyengat. Tidak berkeringat adalah sesuatu yang mustahil terjadi. Terlebih ketika kuarter youth crew Raincoat mendapat jatah giliran tampil. Ada sesuatu yang baru dari lineup mereka malam itu. Posisi drum tidak lagi di tempati oleh Widi yang kini disi oleh Fadil dari Veins. Beberapa tembang dari EP Can't Close My Head didaulat menjadi amunisi yang siap menaklukan crowd tanpa henti. Penampilan kuartet ini cukup enerjik, yah tipikal band sejenisnya namun tetap tidak jenuh menyaksikannya. Berulang kali vokalis Jan harus rela berebutan mic dengan penonton yang tak kuasa menahan diri untuk menyumbangkan suaranya. Penampilan apik tersebut di tutup oleh sebuah cover song milik Outlast "Positive Hardcore, Positive Youth" yang dinyanyikan oleh vokalis tamu Jimbul (Quest For Justice).

Seharusnya Rooster Fight yang tampil setelah Raincoat. Namun hal tersebut urung terjadi, karna terdengar kabar sang vokalis sedang terbaring sakit. Kesempatan tersebut diambil oleh satu-satunya band pop punk, Starlit, yang tampil cukup anggun. Meskipun mereka bermain dalam satu gig yang dominan diisi oleh band-band hardcore. crowd cukup menikmati penampilan mereka. Beberapa penonton memanfaatkan situasi ini untuk beristirahat dan tidak banyak melakukan moshing.

Karna satu dan lain urusan, saya kembali harus merelakan melewati penampilan dari Common Goals. Suasana di luar venue masih tidak berubah. Bahkan kali ini cenderung lebih sepi dari awal kehadiran saya. Sepertinya semua terlimpahkan ke dalam venue. Yang keadaannya semakin panas.

HTS Fest kali ini tidak hanya menampilkan aksi-aksi dari band lokal saja. Namun juga menghadirkan satu band hardcore dari Malaysia, Kids On The Move, yang sedang dalam rangkaian Directions Indonesian Tour. Ini adalah kali kedua kuintet Straight Edge asal Klang Valley tersebut tampil. Setelah pada beberapa tahun silam mereka sukses bersama Channel X (Malaysia) menggila di De Javu Cafe Jakarta Pusat.

Meskipun ini adalah penampilan kedua mereka. Namun sepertinya penonton yang hadir sudah tidak asing dengan tembang-tembang yang mereka bawakan. Beberapa hits yang ada dalam ep terbaru mereka yang bertajuk Directions sukses membuai penonton untuk ber-singalong ria. Overall. mereka begitu all out malam itu.

Malam yang semakin dingin (namun di dalam venue justru sebaliknya) semakin dibuat menggila oleh penampilan dari Quest For Justice yang tampil tanpa drumer Ojie karna berhalangan dan digantikan oleh drumer dari No Compromise. Beberapa tembang seperti Rebel Till The End, Welcome To The Show, Eternal Flame, dan beberapa lainnya tidak mampuh menahan crowd untuk tidak bergerak. Alhasil, crowd surfing hingga head walk terjadi berkali-kali.

Setelah itu kondisi crowd sedikit mehangat saat Stand Clear memulai set dan melempar berbagai amunisi yang sarat dengan nuansa youth crew hardcore-nya. Tembang-tembang dari debut Demo 2012 yang dirilis oleh Commitment Records Asia mereka persembahkan dengan begitu liar dan apik.

Kondisi seketika kembali memanas saat Straight Answer menjadi penutup acara. Seperti biasa ulah bassis Rian yang jenaka membuat set mereka lebih dari sekedar hiburan musik semata. Ada satu hal yang membuat saya cukup terheran dengan band yang satu ini, saya tidak pernah melihat penampilan mereka yang tidak bagus. Meski dalam beberapa kali kesempatan, saya menyaksikan mereka dengan kondisi sound yang kadang terdengar kurang nyaman di telinga dan bermain cenderung sesukanya. Mereka adalah band hardcore ternyeleneh yang pernah ada di Indonesia. Malam itu mereka tampil dengan tembang lawas "Hantam Prasangka Buruk" dan "Menolak Duduk" (celetukan Rian. Aselinya berjudul Menolak Tunduk). Dan beberapa tembang dari album terbaru Until We Win. Serta sebuah cover song milik Slank "Terlalu Manis" dan Oasis "Don't Look Back In Anger". Satu hal, rasanya mustahil menyaksikan penampilan mereka tanpa crowd yang membeludak, aksi berebut mic tanpa henti, dan sing along sampai akhir.

Dan malam itu berakhir dengan penuh suka cita. Semua yang hadir dapat pulang dan tidur nyenyak. Tinggal tunggu esok harinya merasakan pegal-pegal di sekujur tubuh. (AL)

Grave Behold

Mels of Stand Clear

Kids On The Move

Jimbul of Quest For Justice

Stand Clear

Straight Answer

Gustmar of Grave Behold

Jan of Raincoat

Quest For Justice

Senin, 08 Juli 2013

Youth Of Today Sukses Legitimasi Ratusan Hardcore Kids

Ray Cappo sedang melegitimasi jamaah Jayabaya.
Basket Hall Universitas Jayabaya, Jakarta, menjadi tempat dengan kadar spiritual tertinggi pada Minggu(7/7) tadi. Bagaimana tidak, ratusan orang rela menerabas sesaknya jalan raya serta teriknya ibu kota hanya untuk menjadi legitimaris skena hardcore. Yah, siang itu proses legitimasi di pimpin langsung oleh empat orang "nabi" hardcore yang datang langsung dari New York Amerika Serikat, siapa lagi kalau bukan Youth Of Today.

Prosesi legitimasi lebih dulu dibuka oleh para utusan hardcore seperti Stand Off, Braveheart, No Request, Quest For Justice, dan R.U.Suck yang sukses menambah khidmat siang itu. Kerumunan jamaah yang telah berpeluh di atas pelataran moshpit-pun semakin menyelami jalannya acara manakala ke empat "nabi" mereka berada tepat dihadapan, gitaris John Porcell, bassis Ken Olden, drummer Vinny Panza, dan terakhir vokalis Ray Cappo membuat suasana seketika menjadi sakral.

Tanpa menunggu banyak waktu lagi, mereka langsung menghentakan beberapa nomor klasik macam "Honesty", "Positive Outlook", "Can't Close My Eyes", "Potential Friends", "No More", "Thinking Straight", "Make A Change", dan masih banyak lagi, total mereka membawakan kurang lebih 20 lagu. Jamaah semakin menggila manakala Ray Cs. menghentak dengan sebuah tembang klasik milik 7Seconds "Young Till I Die" yang menyebabkan koor sepanjang lagu.

Meski mereka sudah tidak lagi muda seperti ketika melakukan adegan lipsync untuk video clip "No More" namun penampilan mereka seakan membantah bahwa mereka pantas dibilang orang tua. Terbukti, Ray begitu atraktif nan agresif, Porcell masih begitu liar nan buas. Bagaimana dengan Ken Olden ? Yah, pria yang bergabung bersama Youth Of Today sejak tahun 2010 ini cukup bisa mengimbangi dua sahabatnya tadi. Sedangkan sang drumer Panza adalah pemanis sekaligus pemantik semangat siang itu.

Perjalanan spiritual itu diakhiri oleh sebuah tembang lawas milik Minor Threat yang berjudul sama. Dan prosesi legitimasi pun selesai. Semua yang hadir kini merasa mabrur. (AL)

Ken Olden (kiri) mengadu
terharu pada Porcell (kanan).
AkuTerjebakDanTakBisaKemana-Mana #1.
AkuTerjebakDanTakBisaKemana-Mana #2.

Ray Cappo adu siapa yang paling tinggi
mengangkat tangan.
Ray tak sadar ada seseorang yang menginginkan
microphone nya.
Ken menahan tawa melihat mimik Ray.
AkuTerjebakDanTakBisaKemana-Mana #3.

Senin, 02 Januari 2012

Gig Report : Invasi Awal Tahun

Awal tahun yang benar benar menakjubkan, khususnya buat saya pribadi. Bagaimana tidak, diawal tahun ini dibuka dengan sebuah gigs yang banyak menampilkan band band cadas dari Kota Hujan Bogor. Semuanya itu menjadi semakin menakjubkan ditambah dengan penampilan dari dua band yang sedang menjalani tur panjang (15Des-03Jan), Milisi Kecoa (Bandung,Indonesia) dan Harda Tider (Swedia). Yah gigs kali ini memang diperuntukan dalam rangka tur panjang kedua band tersebut. Sekedar info, Milisi Kecoa dan Harda Tider telah melakukan tur panjangnya yang di mulai dari Singapura lalu ke beberapa kota di Malaysia kemudian kembali ke Indonesia dengan dimulai dari Bali dan lanjut kebeberapa kota di Jawa.

Saya berangkat bersama tiga orang teman dengan mengendarai sepeda motor dari tempat tinggal kita di Depok. Perjalanan dari Depok menuju venue yang kebetulan bertempat di Studio Airin, Kayu Manis, Bogor, memang bukanlah perjalanan yang boleh dibilang dekat namun semuanya itu terimbangi dengan cuaca kala sore itu yang teduh ditambah pemandangan dari Bojong Gede sampai Kayu Manis yang masih banyak alang-alang.

Seharusnya kami bisa sampai venue sebelum magrib namun karna kami sempat kesasar hingga menuju Bogor Kota. Kami tiba divenue sehabis magrib. Sampainya divenue ternyata gigs yang dijadwalkan mulai dari pukul 3 sore belum mulai. Beberapa hardcore kids telah memadati sekitaran venue. Menurut kabar dari Peloy (Grave Behold), gigs ini tidak terpublikasi dari jauh jauh hari, tidak ada publikasi flayer, tidak seperti kebanyakan gigs yang genjar melakukan publikasi dari seminggu bahkan sebulan sebelum hari H. Semuanya itu untuk menanggulangi kapasitas berlebih. Mengingat kapasitas venue yang didalam studio dan lahan parkiran yang terbatas.

Do It Right, pasukan oldschool hardcore dari Bogor membuka gigs dan mencoba menghangatkan suasana dengan sejumlah hits mereka. Klimaksnya mereka mengcover sebuah lagu milik Better Than A Thousand yakni Self Worth dan itu membuat audiens ber-pointing finger ria dan sing along. Mereka berhasil menghangatkan suasana. Kami keluar untuk mencari udara sejenak dan masuk saat Revolt siap memulai setnya. Yah, Revolt sendiri bukan sesuatu yang asing untuk para hardcore kids Bogor pantas jika crowd saat itu begitu padat dan memiliki antusiasme yang tinggi. Kami tidak menyaksikan semua band yang perfom saat itu karna terkendala oleh beberapa faktor antara lain butuhnya udara dan lapar. Kami kembali kedalam studio saat Peloy CS dengan Grave Beholdnya siap memulai setnya. Ini adalah band modern hardcore pertama yang kami lihat penampilannya di gigs ini. Mereka cukup all out meski tampil hanya berempat dari yang seharusnya berlima. Yah nampaknya gitaris yang satunya lagi harus absen malam itu. Band yang baru merilis EP ditahun 2011 lalu ini, tampil dengan mengcover dua lagu milik Threshold dan 7Seconds (kalian sudah pasti tau, apa judul lagunya). Suasana keakraban benar benar terasa sehingga mampu meleburkan batasan antara yang muda dan tua, semuanya membaur menjadi satu.

Lagi dan lagi, kami harus melewatkan penampilan dari band lokal, Tega, pasukan Sludge/thrash metal. Dan memilih untuk stay diluar sejenak sambil sesekali merasakan udara Kota Bogor yang sejuk. Kami masuk kembali saat Hate To Think. Saya pertama dan terkahir kali melihat mereka waktu mereka main di Studio Glotis, Jakarta Selatan, beberapa tahun silam dan kalau tidak salah gigs waktu itu bertempatan sama turnya AnjingxGeladak. Dan pada waktu itu Guzmar (vokal) tidak segemuk seperti sekarang. Dari segi musikalitasnya merekapun menunjukan progress yang signifikan. Mereka membawakan sejumlah hitsnya dan sukses menghangatkan suasana. Setelah Hate To Think menyelesaikan setnya. Crowd semakin terpanaskan oleh penampilan dari Milisi Kecoa yang harus tampil tanpa Ama. Sejumlah hits mereka seperti Ini bukan Arab,bung!, Kami marah, Ganyang nasionalisme, dan Paranoia Massal yang menjadi lagu baru dari cd split bersama Harda Tider pun mereka bawakan. Jangan tanya situasi crowdnya seperti apa saat mereka mulai mengumandangkan sejumlah hitsnya itu. Lebih chaos dari sebelumnya. Meski begitu, semuanya masih berjalan cukup tentram. Tidak ada yang baku hantam karna tersinggung kena pukul sewaktu moshing. Penampilan mereka ditutup dengan hits mereka yang berjudul Milisi Kecoa. Tak hentinya kita semua bernyanyi bersama mengikuti irama nada.

Selesai Milisi Kecoa , kini giliran The Kuda. Saya pribadi mengetahui band ini dari netlabel asal Jogya, YesNoWave, saat netlabel itu merilis album mereka yang bertajuk Mistery Torpedo. The Kuda memainkan punk era awal seperti The Damned sampai Dead Kenneadys. Saya tidak terlalu fokus menyaksikan penampilan mereka karna sudah terlalu lelah. Dan setelah The Kuda menyelesaikan setnya, kini Harda Tider yang harus menutup pesat pora malam itu. Yah, karna saya harus kewarung untuk membeli air minum kemasan terlebih dahulu, saya harus rela menyaksikan mereka dari luar studio, saking begitu padatnya didalam studio.

Overall, gigs kali ini benar benar menjadi Invasi Awal Tahun yang menggembirakan. Semuanya nampak begitu menikmati setiap suguhan yang diberikan oleh masing masing band yang tampil. Tapi ada yang kurang yakni pendokumentasian. Saya menyesal tidak membawa kamera untuk mendokumentasikan momen ini. Tapi yasudalah, nasi sudah menjadi bubur.

Kurang lebih pukul 23.00 WIB, gigs pun selesai. Namun ini bukan akhir dari rangkaian tur panjang Milisi Kecoa dan Harda Tider, karna tanggal 3 Januari nanti mereka akan mengakhiri tur ini di Jakarta. So, yang tidak sempat menyaksikan mereka di Bogor atau dikota kota lain. Masih ada waktu untuk berangkat ke Jakarta. Dan sepertinya saya pun demikian, harus membayar kegagalan menyaksikan penampilan Harda Tider di Bogor dan harus di bayar di Jakarta. (AL)

Flayer Jakarta