|
Ray Cappo sedang melegitimasi jamaah Jayabaya. |
Basket Hall Universitas Jayabaya, Jakarta, menjadi tempat dengan kadar spiritual tertinggi pada Minggu(7/7) tadi. Bagaimana tidak, ratusan orang rela menerabas sesaknya jalan raya serta teriknya ibu kota hanya untuk menjadi legitimaris skena hardcore. Yah, siang itu proses legitimasi di pimpin langsung oleh empat orang "nabi" hardcore yang datang langsung dari New York Amerika Serikat, siapa lagi kalau bukan Youth Of Today.
Prosesi legitimasi lebih dulu dibuka oleh para utusan hardcore seperti Stand Off, Braveheart, No Request, Quest For Justice, dan R.U.Suck yang sukses menambah khidmat siang itu. Kerumunan jamaah yang telah berpeluh di atas pelataran moshpit-pun semakin menyelami jalannya acara manakala ke empat "nabi" mereka berada tepat dihadapan, gitaris John Porcell, bassis Ken Olden, drummer Vinny Panza, dan terakhir vokalis Ray Cappo membuat suasana seketika menjadi sakral.
Tanpa menunggu banyak waktu lagi, mereka langsung menghentakan beberapa nomor klasik macam "Honesty", "Positive Outlook", "Can't Close My Eyes", "Potential Friends", "No More", "Thinking Straight", "Make A Change", dan masih banyak lagi, total mereka membawakan kurang lebih 20 lagu. Jamaah semakin menggila manakala Ray Cs. menghentak dengan sebuah tembang klasik milik 7Seconds "Young Till I Die" yang menyebabkan koor sepanjang lagu.
Meski mereka sudah tidak lagi muda seperti ketika melakukan adegan lipsync untuk video clip "No More" namun penampilan mereka seakan membantah bahwa mereka pantas dibilang orang tua. Terbukti, Ray begitu atraktif nan agresif, Porcell masih begitu liar nan buas. Bagaimana dengan Ken Olden ? Yah, pria yang bergabung bersama Youth Of Today sejak tahun 2010 ini cukup bisa mengimbangi dua sahabatnya tadi. Sedangkan sang drumer Panza adalah pemanis sekaligus pemantik semangat siang itu.
Perjalanan spiritual itu diakhiri oleh sebuah tembang lawas milik Minor Threat yang berjudul sama. Dan prosesi legitimasi pun selesai. Semua yang hadir kini merasa mabrur. (AL)
|
Ken Olden (kiri) mengadu
terharu pada Porcell (kanan). |
|
AkuTerjebakDanTakBisaKemana-Mana #1. |
|
AkuTerjebakDanTakBisaKemana-Mana #2. |
|
Ray Cappo adu siapa yang paling tinggi
mengangkat tangan. |
|
Ray tak sadar ada seseorang yang menginginkan
microphone nya. |
|
Ken menahan tawa melihat mimik Ray. |
|
AkuTerjebakDanTakBisaKemana-Mana #3. |
Artikel Lain:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar