Tampilkan postingan dengan label aksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aksi. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Desember 2013

Tanah Dirampas Perhutani, Warga Diintimidasi dan Mengungsi

Kasus pertanahan sepertinya masih tak hilang di Kabupaten Blora. Setelah kasus dugaan penggelapan lahan bumi perkemahan Bentolo di Tinapan, Todanan kali ini muncul lagi dugaan kasus perampasan lahan warga oleh pihak Perhutani di Dukuh Jambeyan, Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung.

Dalam laporan tertulisnya, seorang warga bernama Suwono (68 tahun) menyatakan keberatan atas hilangnya tanah garapannya. Padahal tanah tersebut sudah digarap selama puluhan tahun dan membayar pajak. Perampasan tanah ini dilakukan oleh petugas Perhutani KRPH Bogorjo Asper Tanggel KPH Randublatung, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora bersama Kadus dan Ketua RT.006/RW.004 Dukuh Jambeyan. Menurut keterangannya tanah tersebut adalah warisan dari nenek moyang dan orangtuanya yang bernama Surohardjo Samidjan (Alm) yang sudah menjadi hak atas namanya.

Surat laporan tertanggal 1 Desember 2013 tersebut ditujukan ke Bupati Blora dengan tembusan Camat Randublatung, Kepala Desa Tanggel, Kapolres Blora, Kapolsek Randublatung, Danramil Randublatung, DPRD Blora, LSM Blora dan Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asazi Manusia) yang diantar sendiri ke Jakarta dengan bukti tanda terima. Dari kronologis yang dibuat, inti dari surat tersebut adalah memohon agar para penegak hukum segera menyelesaikan permasalahan yang ada. Tuntutan warga yaitu pengembalian hak atas tanah garapan kepada para petani seperti sediakala.

Dari sekitar lebih kurang 5 (lima) hektar luasan lahan yang diserobot Perhutani ada 12 orang pemilik lahan, di antaranya adalah Radi, Dami, Kohar, Wadi, Winarto, Jarum, Warni, Joko, Mitro, Broto, Lasinah dan Suwono sendiri.

Pal-pal untuk tanda batas pun sudah tidak pada tempat asalnya, dari lokasi awal di perbatasan dipindah masuk dan ditanam di tanah pemajakan lahan garapan warga sejauh kurang lebih 50 meter.

Bahkan menurut keterangan dari Suwono sebagai pelapor, semenjak ia melaporkan kejadian ini, warga yang ikut menggarap sawahnya

diintimidasi pula oleh seorang mantri KRPH Tanggel bernama Hadi yang melakukan ancaman bahwa “Sawah tersebut tidak boleh digarap, dan bila tetap digarap, (petani penggarapnya) akan dilaporkan dan dikecrek oleh polisi.” Kejadian itu pada hari Sabtu, 23 November 2013.

Rumah yang ditinggali bersama istrinya pada malam hari pun diteror ‘orang tak dikenal’ dengan lemparan batu-batu di genting rumahnya hingga menyebabkan shock dan kerusakan atap rumah. Untuk menyelamatkan diri, istrinya mengungsi ke rumah tetangganya, dan keesokan harinya bersama hewan peliharaannya dibawa mengungsi ke rumah saudaranya di daerah Jati (Doplang), trauma hingga jatuh sakit.

Saat ini Pak Suwono beserta warga Dukuh Jambeyan, Desa Tanggel, Kecamatan Randublatung menunggu keseriusan penanganan dari para penegak hukum di Kabupaten Blora untuk melindungi hak hidup warga dan petani atas tanah garapannya.

STOP PERAMPASAN TANAH WARGA OLEH PERHUTANI RANDUBLATUNG, KABUPATEN, BLORA, JAWA TENGAH!
STOP MANIPULASI, INTIMIDASI DAN KESEWENANGAN APARAT!!
SOLIDARITAS UNTUK PARA PETANI BLORA SELATAN!!!

(Sumber)

Minggu, 25 Desember 2011

Bandung: Solidarity For Aceh Punk!

Aksi solidaritas untuk Aceh masih terus berlanjut diberbagai kota di Indonesia. Salah satunya di Paris Van Java, Bandung. Aksi yang dihadiri lebih dari 100 orang punker ini berlangsung cukup singkat yakni dari pukul 6 sampai 10 pagi tadi yang berbarengan dengan acara Car Free Day yang berlangsung di Dago.

Para punker tersebut membawa serta spanduk spanduk berisi slogan slogan menolak institusi kepolisian (ACAB) dan slogan slogan yang berisi bahwa punk bukanlah sampah. Dalam aksi tersebut mereka juga membagikan selembaran yang berisi informasi tentang kekerasan aparat, kesetaraan hak asasi manusia, dan kebebasan bersuara, kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi. Tidak hanya itu mereka juga menggelar lapak gratis serta berbagi makanan gratis. Itu sebagai usaha untuk menunjukan bahwa punk bukan sebatas gaya berpenampilan saja, seperti yang dikutip dari seorang voluntir, Acil Fardiaz (Vokalis Hellraiser).

Namun sayang, Acil mengatakan respon masyarakat disekitaran lokasi masih berbanding 50:50. Masyarakat masih ada yang melabeli punk dengan stigma negatif dan kebanyakan mereka yang beranggapan demikian hanya melihat punk dari luarnya. Namun ada juga yang bertanggapan positif.

Dalam aksi tersebut turut pula diputar beberapa lagu dari band band punk/hc/crust hingga hip hop yakni Homicide. (AL)

Berikut adalah beberapa pendokumentasian yang diambil oleh Rizal Ikhsan Fadilla sewaktu aksi solidaritas berlangsung tadi pagi:

Tampilkan foto











Sabtu, 24 Desember 2011

From London To Aceh

Setelah para punker di Moskow melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk solidaritas terhadap 65 kawan punk yang tertangkap di Aceh. Kini London melakukan hal yang serupa. Beberapa punker melakukan demonstrasi di depan kantor Kedutaan Besar Indonesia pada tanggal 20 Desember kemarin. Aksi serupa juga pernah terjadi tidak hanya didunia kota dari dua negara yang berbeda tersebut saja, melainkan dibeberapa belahan dunia lainnya juga menyerukan hal yang sama yakni mengecam kefasismean yang terjadi di Aceh.

Mereka mengekspresikan rasa solidaritas tidak hanya ke dalam bentuk aksi turun kejalan dan merekamnya. Mereka juga membentuk sebuah page solidaritas di jejaring sosial milik Mark Zuckerberg. Serta menyerang page milik pemerintah Indonesia dengan berbagai kalimat bernada protes. (AL)



Kunjungi ini juga : Free the Indonesian Punks