Sadstory On Sunday (Photo by Isro Adi) |
Adanya salah satu personil yang bekerja di luar kota membuat penggarapan album ini sedikit mengulur waktu. "kita sudah sampai 40% dalam proses rekaman, karena saat ini salah satu gitaris kami bekerja di luar kota jadi prosesnya lebih lama dari target kita," ungkap Rahadian Descond Karunia atau yang biasa disapa Deskon, sang pemegang kendali microphone pada band ini.
Perihal siapa yang akan merilis album tersebut. Band yang terinspirasi oleh Envy, Touche Amore, dan Rites Of Spring ini mengaku belum terikat oleh label manapun. Sehingga kemungkinan akan merilis sendiri debut albumnya.
Debut album penuh ini akan menjadi ajang pengukuhan eksistensi dari band yang terbentuk sejak 2004 ini, setelah dalam perjalanannya terombang ambing oleh berbagai hal: bongkar pasang personil hingga sempat mengalami "mati-suri" pada 2007-2011. "Di pertengahan 2006 hingga 2007 kami sebenarnya sudah dalam proses rekaman untuk album, tapi dalam perjalanan, beberapa personil mengundurkan diri. Kemudian disusul dengan tambal sulam formasi yang sangat masif hingga proses rekaman terbengkalai dan proses kreatif berhenti. Hingga pada tahun 2011 kemarin saya coba menghidupkan kembali band ini dengan orang-orang yang sama sekali baru," ujar Deskon.
Terjalnya perjalanan yang dilalui oleh band ini, menyebabkan mereka hanya mampuh menghasilkan satu buah kompilasi sejak awal berdirinya yakni The Empty Space Journey: Purwokerto Independent Compilation pada 2007 lalu.
Saat ditanya hal menarik apa yang akan disuguhkan pada debut album bandnya ini. Deskon mengatakan, "fakta bahwa ini dibuat oleh band dari Purwokerto yang notabene bukan merupakan kota besar dan secara tradisi banyak memunculkan band-band inovatif, mungkin itu yang menarik. Dari segi materi, saya yakin yang kami sajikan cukup fresh. Bukan sesuatu baru, namun segar."
Ia juga berharap bersama debut album yang akan dirilis nanti ini akan mampuh menjangkau pendengar dimanapun, baik Indonesia maupun jika berkesempatan hingga mancanegara. Namun, disamping itu ada satu harapan besar lainnya yakni ingin terus mempertahankan band yang sudah ia rintis sejak awal dengan begitu lika-liku perjalanannya ini. "saya pribadi ingin band ini ada sampai kapanpun, terlepas dari siapa yang di dalamnya saya tidak perduli. tapi kan "Tomorrow Never Knows", jadi kami lebih kepada mengikuti alur saja dan menjalankan yang terbaik," ungkapnya. (AL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar