Senin, 24 Desember 2012

we.hum collective: "Bringing Fun and Independence Back Into the Scene"

Berikut ini, sebuah interview menarik bersama we.hum collective, sebuah kelompok yang konsen terhadap pengorganiran DIY gigs yang berdomisili di Jakarta dan sekitar. Yang telah cukup banyak mengorganisir sejumlah DIY gigs yang turut pula menghadirkan sejumlah band mancanegara untuk tampil di Jakarta. Interview ini diwakilan salah seorang pegiat kelompok tersebut yakni Toro Elmar. (AL)


Seperti biasa dan kebanyakan interviu lainnya. Ceritain sedikit dong asal muasalnya WeHum ?
We. Hum Collective itu awalnya adalah anak2 Kaskus yang biasa nongkrong di trit Hardcore dan trit SxE, lalu ketemuan di gigs HC di Delight Cafe (udah RIP itu tempat). Dari situ kita sering ngumpul-ngumpul bareng, ngegigs bareng. Lalu waktu itu tahun 2010 berkesempatan bikin acara screening film Edge: The Movie di Blok M. Mungkin itu acara pertama anak2 WeHum bikin bersama walaupun belum ada nama WeHum. Lalu baru pada sekitar awal 2011 bulan april, kita yang sering ngumpul-ngumpul bareng ga jelas, bikin sebuah ide, membuat sebuah kolektif yang membuat gigs, yang mempunyai utopia menggabungkan segala jenis musik menjadi satu, dengan mengambil sebuah tema di setiap acaranya. Acara pertama yang kita bikin itu acara akustik di restoran roemah rembang, di monas, series akustik kita namain "Escape". acaranya sendiri total DIY. semua sound dan alat musik hasil pinjem sana sini. Acaranya saat itu berlangsung intim, karena mungkin itu acara pertama ya, jadi belum banyak yang tau (walaupun sampe sekarang banyak yg belum tau haha). Setelah Escape, kita bikin series baru yang kita namain "Humming Mad", yang ini berkonsepkan full band, dan sebisa mungkin terdapat satu band touring dari luar negeri yang main. Jadi tema acara didapat dari jenis musik apakah yang band touring tersebut mainkan.

Sejauh ini apa saja kegiatan yang WeHum lakukan ?
Bikin gigs. hahahaa. kita belum ada rencana yang lain sih. habis buat ketemu ngumpul aja baru bisa H-2 minggu acara. semuanya dilakuin di social media.

Total, hingga saat interviu ini, berapa gigs yang sudah WeHum organisir ?
Seri Humming Mad sudah ada enam kali, Seri Escape sudah ada 2 kali. Jadi totalnya sudah ada delapan kali gigs hingga saat ini dari 2011.

Ceritain dong, proses pengorganisiran dari gigs itu sendiri ? Dari bagaimana konsep gigsnya sampai kendala yang kalian temui baik sebelum/saat gigs ?
Di WeHum kita ga ada leader, ceritanya pake sistem anarkisme gitu. hahahhaha.
tapi kita dibagi-bagi berdasarkan kapabilitas, dan setiap yang sudah mendapatkan jobdesk harus bertanggung jawab penuh atas pekerjaannya. Ada beberapa bagian jobdesk:

  •  Music Manager: Yang megang database band-band lokal, yang milih-milih band yang akan main, sesuai kah dengan tema yang akan dibawakan.
  • Art Director: Yang megang perdesainan, visual, seperti poster, promosi, ticketing, dan lain-lainnya yang berbau kreatif. Biasanya tiap gigs, si AD ini mencari bakat-bakat yang handal dibidang desain, fotografi, dll untuk membantu membuat poster. Tapi karena keseringan acara udah mentok, terpaksa menggunakan anak-anak WeHum.
  • Stage Manager: Yang ngurusin di Hari H untuk mengatur jadwal rundown, kontak band-band yang akan main, Ngurusin MC, dan kadang jadi Soundman.
  • Ticketing: yang megang pintu masuk, jika acaranya memakai tiket, kalau gratis dia yang megang donation box saat hari H.
  • Documentation: yang megang dokumentasi acara, biasanya documentation gabung sama social media. jadi saat band main, kita live tweet gitu. biar kaya bola. hahaha
  • Tim Wara Wiri: ini yang kerjaannya kesana kemari, ngurusin venue, nemenin band touring, ngurusin mereka tidur, dan makan.

Dari 6 jobdesk ini, sebenernya semua anggota WeHum megang semua tanggung jawabnya. dan ga tiap orang satu kerjaan, kadang ada yang semuanya dilahap. Jadi jobdesk ini cuman fondasi-nya aja. Biar ga ada yang kelupaan.

Adakah momen-momen terkonyol yang terjadi saat mengorganisir gigs ?
Duh kayanya banyak banget sih, jadi suka lupa, hahaa. Palingan kalo ngurusin band-band yang dari luar, kan mereka kulturnya berbeda ya, jadi kadang suka lucu aja ngeliat tingkah mereka, misalnya dari cara makan, sampe bingung mandi karena ga ada shower. Kalo pas di acaranya biasanya dari bagian Sound System, karena selalu aja ada masalah sound, mulai dari kabel yang ternyata ada yg belum kecolok dari band pertama mulai. Terus tiket yang udah terbeli potongannya kebuang, jadi ga tau ada berapa orang yang dateng. Ada yang ga bisa beli tiket, tapi mau dateng, akhirnya kita suruh bantu2in acara.

Sempet liat bio Twitter-nya WeHum tertulis "Bringing fun back into the scene" itu maksud tertentukah dari kalimat tersebut ?
Nah ini dia kita sendiri sebenernya masih cari cara bagaimana caranya bringing fun back into the scene. makanya itu sebenernya kita sebut utopia kita. Bikin gigs yang akrab, semua orang bisa saling kenal, jadi pertemuan banyak scene-scene musik untuk saling terbuka pemikirannya. saling sharing. Biasanya kalo buat saling ngenalin satu sama lain, kita sendiri yang saling ngenalin langsung misalnya "nah ini anak2 dari band ini, dia dari band ini lho mereka blablabla…". jadi dari organizernya sendiri yang saling mendekatkan pengunjungnya satu sama lain.

Pendapat tentang venue-venue yang ada di Jakarta sendiri, bagaimana kondisinya saat ini ?
Venue di jakarta jujur aja ada banyak banget. tapi ya you must have money. Venue yang nyediain tempat gratis bisa dibilang nyaris ga ada. tempat gratis tapi sharing profit aja deh, itu aja ga ada. Venue dijakarta sekarang harga sewa dari 1juta sampe berpuluh-puluh juta.

Tapi itu ga salah sih, karena mereka kan butuh operasional juga. membayar karyawannya. dan bagi kita harga segitu pun wajar. tapi kan semua balik lagi ke pengunjung, apakah masih bermental "gratisan", apakah masih hanya mau dateng ke acara musik hanya karena "gw suka band ini" bukannya datang "for the sake of music and support the scene". Kalo acara balik modal, kita bisa bayar venue dan bikin gigs kedepannya lagi ga repot2 lagi.

Dan tiap venue pun punya caranya berbeda-beda di sistemnya. Ada yang banyak jebakan betmen. misalnya udah teken kontrak segini biayanya, pas satu minggu sblm acara, ternyata ada biaya lain lagi, or ganti manajemen, yang kaya gitu pernah kita alamin. Or udah bayar DP, pas Hari H, harus dilunasin sebelum acara mulai, pemasukan belum ada.

Kalian punya gak sih impian/fantasi untuk membuat gigs seperti apa ? Semisalnya, ngbuat gigs di dalem air atau bla..bla..bla gitu..
Ada dong, kita pengen bikin namanya We. Hum Fest, itu udah direncanain dari awal berdiri sih. tapi belum jadi-jadi. karena ya patokan biaya tadi, dan kita sok idealis ga mau pake sponsor. hahaha.

Jadi We. Hum Fest ini sebenernya acara kecil2an aja, cuman dari pagi sampe malem full band. tempatnya bisa di taman, gunung, or jalanan, or gedung. yang nantinya akan dibagi jadi sesi Escape dan Humming Mad.

Semoga aja suatu saat nanti bisa terealisasikan, dan kita bener2 butuh banyak orang yg mau bantuin.


Menurut kalian gigs yang ideal itu seperti apa ? Setidaknya bagi kalian sendiri-lah.
Gigs dimana orang semua umur bisa masuk, Gigs yang harga tiketnya yang dijual dengan sound, dan performer yang sepadan. Gigs dimana semua orang bisa saling berkenalan, Gigs dimana ga ada Rasisme, Klasisme, Kaum-Kaum Elitist, Sok Rockstar, Homophobic, No Drugs, dan no Ribut-Ribut. Gigs dimana itu menjadi one of the best day ever happened in your life.

Kalian biasanya mencari band untuk perform di setiap gigs yang kalian organisir. Pernah gak ada band yang justru menawarkan diri untuk main di gigsnya WeHum ?
Yang nawarin diri sih banyak, tapi ya itu konsep kita kan bukan buka regist, kita terima band-band yg ngirim demonya, untuk masuk database kita, siapa tau kalo setema, bisa kita ajak. Jadi selama ini kita selalu yang ngundang band-bandnya. dan ga mau banyak-banyak band yang main. Soalnya kita percaya gigs ideal itu cuman 5 jam dengan band masing-masing bermain 30-45 menit.

Setiap band yang main di gigsnya WeHum itu di pungut donasi/gratis/justru WeHum yang bayar ?
hahaha Kita ga pernah bayar bandnya, haha ga mampuu. palingan gratis or kolektifan. tapi dengan pengertian kita kasih semuanya transparan, dari biaya venue, sound, dan budget yang dibutuhin agar gigs berjalan. Biasanya biaya kolektifannya dari 100rb dan maksimal 150rb aja. Tapi sebisa mungkin sih semua band main gratis.

Jangka pendek dan panjang anak-anak WeHum ingin melakukan apa lagi ?
Ada kabar agak menyedihkan sih, sepertinya gigs yang kita buat terakhir adalah tanggal 2 nanti. setelah itu kita ingin hiatus sementara. karena kita udah terlalu banyak nombokin, hahaa. jadi mungkin sembari memikirkan gimana cara balik modal, dan kita ga perlu nombok lagi. Karena ya itu lagi orang akan support ke acara musik hanya karena ada musik yang dia suka, bukan karena support the scene. Sementara WeHum selalu mengundang2 band2 touring yang underrated or ga dikenal banyak orang. walaupun kita tau itu resikonya. tapi ya semoga kedepannya kita bisa dapet caranya, sehingga bisa jalan terus gig WeHum.

Biasanya karena faktor apa sih, kok bisa sampe nombok begitu ?
  • Gig diadakan di weekdays, or office hour, orang indo menurut gw males untuk dateng ke acara-acara kalo hari-hari biasa. maklum weekend mentality. haha.
  • Seperti yang gw bilang diatas, ga tau band-nya yg main apa, blm pernah denger lagunya.
  • Terkadang terjebak sistem dari venuenya, yang tau-tau ada biaya tambahan dan lain-lain
  • Promosi yang dadakan, karena rata2 gig wehum baru fix semua performer seminggu sblm acara.

Intinya karena pemasukan sangat ga mencukupi untuk cover biaya venue dll.

Artikel Lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar