Jumat, 19 Juli 2013

The Telephone Akhiri Puasa Karya Dengan Lugas

Setelah puasa berkarya pasca rilisnya mini album "Materialisme Dialektika Logika" pada 2011 lalu. Unit Post-Punk Revival asal Purwokerto, The Telephone hadir dengan single terbaru bertajuk "Mafia Humaniora" tahun ini. Dalam single kali ini mereka seakan mencoba menghanyutkan pendengar kedalam kalem-nya Interpol namun berusaha tampil seliar The Vines meski pada faktanya mereka tetap saja bersahaja.

Mereka cukup lugas, merangkum semua sudut pandang terhadap kondisi negara seperti saat ini menjadi sebuah lelucon yang begitu satir terdengar. Dalam detik-detik awal pendengar langsung di sambut dengan sentilan, tengok saja bait berikut ini: "Selamat datang di negara yang bertuhan uang/Disini hukum hanyalah oceh untuk di pandang/Selamat datang di negara dengan banyak hutang/Hak asasi hanya untuk di tendang". Tidak berhenti sampai disitu, mereka pun masih tetap satir hingga detik-detik selanjutnya, "Jangan kau tuntut keadilan/Jika tak punya banyak uang/Ini negara preman yang benar jadi pecundang".

Kritik pedas yang disajikan dengan atmosfer mengawang namun tetap asik di nikmati sembari mengayunkan kepala, sebagai sarana penghantar pembakar masalah-masalah negara. Tidak menutup kemungkinan, pendengar akan dituntun pada titik apatisme akan sebuah bentuk negara yang memang telah bobrok ini. (AL)



Artikel Lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar