Senin, 11 Januari 2016

#review | Efek Rumah Kaca "Sinestesia", CD (Self Released, 2015)

Saya tidak terlalu peduli ketika mereka merilis single "Biru", entah mengapa single tersebut tidak mencuri perhatian saya sama sekali. Sebab saya mulai pasrah dengan nasib trio pop minimalis Jakarta satu ini, setelah mereka bertransformasi menjadi Pandai Besi. Saya pikir ketika itu, "apa yang bisa mereka lakukan lagi ? Lihat mereka mengubah lagu lama sedemikian rupanya. Tetap saja mereka hanya sedang membunuh bosannya." Lalu saya mulai meremehkan ERK dalam wujud album ketiga nya sebagai sesuatu yang mandul inovasi.

Selang itu, single "Putih" dikeluarkan. Berlanjut hingga Sinestesia dikabarkan telah rampung dan siap rilis. Ketika itu saya tarik semua ucapan sebelumnya. Ternyata apa yang saya takutkan tidak terjadi, mereka tidak mandul inovasi, justru sebaliknya. ERK diluar ekspektasi saya. Mulai dari konsep fragmentasi pada masing-masing lagu berjudul besar (Merah, Biru, Jingga, Hijau, Putih, dan Kuning), komposisi musiknya yang variatif dengan part yang harmonis antara satu sama lain, musiknya yang mampu menghidupi liriknya menjadi sedemikian hidupnya, album ini mengajak saya berpetualang untuk merasakan pengalaman yang ERK ingin bagikan melalui musiknya.

Dengan durasi yang panjang perlagunya, saya sempat bosan. Khususnya pada intro lagu "Merah" saya mulai merasa tak kerasan di telinga, namun ERK benar-benar memberi kejutan, sehingga saya menjadi penasaran dibuatnya. Saya melupakan bosannya mendengarkan lagu berdurasi panjang, karena saya tau bahwa pasti ada sesuatu yang berbeda juga mengagetkan yang akan mereka berikan.

Selamat Cholil, Adrian, dan Akbar. Album ini menyenangkan. (AL)

Artikel Lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar