Jumat, 30 Mei 2014

Reuniting The Families Bukti Dirty Edge Tidak Bubar

Kesibukan masing-masing personil yang tak bisa dihindari, pada akhirnya membuat Dirty Edge harus tertidur pulas hampir se-puluh tahun lamanya (periode 2001-2009). Meski memakan waktu yang cukup lama, para personil tidak pernah mengkukuhkan diri untuk bubar. Mereka hanya sedang memperkuat jati diri dengan masing-masing aktivitasnya yang berbeda-beda.

Barulah pada tahun 2009 silam, mereka menggelar konser sebagai tanda kembalinya ke jagat musik bawah tanah dengan Blackhole sebagai penyelenggara acaranya.

Nyaris berjalan tanpa karya, terlebih setelah melepas Enter The Zone pada 2000 silam melalui label Dirty Records. Pada tahun 2013 kemarin mereka melepas tiga buah lagu: "Ibu kota Kami Punya", "Kontrak", dan "Licentia Poetica", sebagai gambaran bahwa sesuatu akan terjadi.

Benar saja, setelah merancang amunisi baru hampir selama setahun. Pada awal Mei kemarin (1/5), band Jakarta yang sudah terbentuk sejak 1994 ini akhirnya merilis Reuniting The Families melalui label Movement Records.

Banyak hal yang mereka tawarkan pada album teranyarnya ini. Terutama pada departemen aransemen, mulai dari groove dan penampilan riff-riff bernada funk, blues, rock, hingga metal mereka coba persembahkan.

"Di album terbaru ini kami coba membaca apa yang menjadi dasar dari warna musik masing masing personil," tulis Al Syawal (gitaris), dalam press release yang LK terima. Kemudian ia pun melanjutkan, "Kami coba mencari titik temu dari itu semua dan coba mengexplorasi aransemennya."

Sedangkan untuk departemen lirik, mereka lebih senang menulisnya dengan bahasa Indonesia. Menurutnya karna bahasa Indonesia itu indah, lugas, dan mudah dimengerti oleh pecinta musik tanah air. Lengkap dengan tema-tema yang kian lekat dengan kehidupan sehari-hari.

“Kami coba melihat dengan realistis apa yang sedang terjadi dalam keseharian, kami tidak mengawang-awang. Lewat album ini kami menyuarakan banyak hal yang dialami oleh orang kebanyakan dalam keseharian. Intinya lewat album ini Dirty Edge menyuarakan ketidaknyamanan atas berbagai artifisial yang terjadi dalam keseharian hidup," ungkap Coki Manurung (vokal).

Sementara itu, selain merilis Reuniting The Families dalam format CD dan kaset. Ferly Harahap, selaku Marketing Communication dari Movement Records, akan menyajikan album ini dalam sebuah paket eksklusif yang terdiri dari CD/Kaset plus T-shirt, Poster dan beberapa merchandise lainnya dalam jumlah yang terbatas. (AL)

Artikel Lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar