Pasca menghilang dan macetnya arus zine yang konsen terhadap hardcore-punk dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Sejujurnya gua rindu ketika menikmati Hantamstagnansi, Salah Cetax, BtBW, Jalur Bebas, New Born Fire, Bootstraps sedang bergeloranya. Yang mana membuat scene ini tidak melulu soal pertunjukan, bagaimana menciptakan sound yang bagus, dan sablon merchandise saja.
Kongsi antara clothing line asal Medan, Ammunition dengan blogzine asal Jakarta, United Blood dalam merilis zine dengan strategi split, setidaknya mampuh mengobati kerinduan tersebut.
Perlu diakui bahwa edisi United Blood versi split kali ini adalah edisi paling bertaring. Entah kenapa pada edisi split ini lah gua merasa "tertembak" oleh apa yang Dody Sadath Cs. (editor United Blood.Red) sajikan.
Pada part UB, kita dapat menemui beragam esay menarik soal punk dengan judul Menghidupi, Dihidupi...Mati!, cerita Ito tentang label Madafaka nya, gig report Dead In The Dirt di Medan, celoteh Bagoes (Brave Heart) dengan judul Titik Koma, dan tiga esay dari Ari (Grave Dancers/POA) yang masing-masing membahas kegemarannya terhadap kaset pita dan betapa superiornya piringan hitam kini; para punk jalanan; dan cerita mengenai seseorang yang memakai kaos hanya demi mengikuti idolanya.
Ammunition sendiri tidak kalah menariknya. Meski lebih dominan oleh interview namun tetap saja masih layak disimak. Mereka menyajikan interview bersama Encrot (Empat Belas), dan masing-masing editor yakni Yullipopes (Ammunition) dan Dody saling balas membalas menginterview, dan juga tak lupa interview terakhir dengan Sweet Widi (Feel The Burn) yang tidak melulu membahas soal band. Yah, gua setuju dengan si pewawancara yang sudah jenuh dengan isi interview seputar musik belaka. Sekali-kali memang perlu untuk sedikit membahas mengenai apa yang band tulis dalam lirik ataupun hal-hal non-music lainnya.
Overall, split zine ini benar-benar mengobati kerinduaan gua terhadap zine yang konsen pada hardcore-punk scene. Untuk kalian yang tertarik dengan split zine ini, bisa menghubungi kontak yang gua sediakan di bawah. Sudah saat nya lo bukan cuma konsumsi kaos-topi-patch-button doang! Sesekali lo keluarin uang untuk membeli/mengganti ongkos foto kopi dari sebuah zine tidak akan membuat lu miskin. (AL)
Contact:
idodtadas@gmail.com / http://unitedxblood.blogspot.com/
Tampilkan postingan dengan label zines. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label zines. Tampilkan semua postingan
Rabu, 22 Januari 2014
Selasa, 21 Januari 2014
Review Zine: Disorder #1 "Special Debut"
Zine ini jika diibaratkan buah tuh bervitamin banget, senggaknya buat kalian yang haus akan segala macam tentang musik. Para penulis Disorder sepertinya tau betul bagaimana menyajikan sesuatu yang asing namun layak untuk dikonsumsi. Beberapa nama yang masih tabu di telinga mereka ulas penuh dengan suka cita, sebut saja Two Cold Fingers (Indie rock asal Jepang yang mereka sebut-sebut sebagai band brilian), Whisper Desire (Unit Indie-pop lokal yang membuat penulis terkagum-kagum), dan mungkin yang menurut gua paling sakti adalah feature tentang Fehlfarben -dedengkot post-punk Jerman yang politis. Yang terakhir gua sebutkan itu sejujurnya adalah tulisan yang paling nyaman sekaligus bernutrisi, ditulis dengan gaya penulisan yang khas dari seorang Raka Ibrahim (Barang siapa yang suka menyibukan dirinya membuka Jakartabeat dan Gigsplay tentu tidak asing dengan pemuda tampan satu ini).
Oh tunggu dulu, ternyata ada yang hampir terlewatkan. Kalian tentu tidak akan sudi apabila melewatkan membaca esay-nya Jiwa Singa dengan judul "Nama Saya Iwan Fals", yang ditulis seolah-olah dirinyalah seorang Iwan Fals. Ia mengkupas habis pelantun lagu "Bongkar" tersebut. Tentu menjadi sayang, apabila kita lewatkan begitu saja.
Dan Raka kembali melancarkan amunisinya pada halaman-halaman terakhir Disorder. Kali ini ia mengulas album klasik-album legenda-album paling dipuja penggiat indie tanah air: JKT:SKRG. Dan Disorder edisi debut di tutup oleh testimonial beberapa pegiat skena indie Jakarta, mengenai venue-venue yang kandas ditelan zaman seperti Poster, BB's, hingga Parc.
Oh yah Disorder Zine ini adalah versi fisik dari webzine mereka. Jika kalian beruntung, bisa mendapatkan versi hardcopy-nya. Jika tidak mintalah dengan baik soft-copy-nya. Jika tidak juga, berkunjunglah ke website mereka di wearedisorder.net. (AL)
Oh tunggu dulu, ternyata ada yang hampir terlewatkan. Kalian tentu tidak akan sudi apabila melewatkan membaca esay-nya Jiwa Singa dengan judul "Nama Saya Iwan Fals", yang ditulis seolah-olah dirinyalah seorang Iwan Fals. Ia mengkupas habis pelantun lagu "Bongkar" tersebut. Tentu menjadi sayang, apabila kita lewatkan begitu saja.
Dan Raka kembali melancarkan amunisinya pada halaman-halaman terakhir Disorder. Kali ini ia mengulas album klasik-album legenda-album paling dipuja penggiat indie tanah air: JKT:SKRG. Dan Disorder edisi debut di tutup oleh testimonial beberapa pegiat skena indie Jakarta, mengenai venue-venue yang kandas ditelan zaman seperti Poster, BB's, hingga Parc.
Oh yah Disorder Zine ini adalah versi fisik dari webzine mereka. Jika kalian beruntung, bisa mendapatkan versi hardcopy-nya. Jika tidak mintalah dengan baik soft-copy-nya. Jika tidak juga, berkunjunglah ke website mereka di wearedisorder.net. (AL)
Minggu, 08 September 2013
Video Dokumenter Bandung Zine Fest 2012
Pagelaran zine akbar se-Indonesia yang sudah terselenggara sebanyak dua kali: 2012 dan 2013 di Bandung. Baru-baru ini merilis sebuah video dokumenter yang berkenaan dengan acara tersebut.
Tanpa harus banyak berkomentar lagi, langsung saja simak video dokumenter yang satu ini:
Tanpa harus banyak berkomentar lagi, langsung saja simak video dokumenter yang satu ini:
Senin, 24 Juni 2013
Jumat, 25 Januari 2013
Review Zine: Salah Cetax #12
Dengan terseok-seok, Tommy, selaku pembuat Salah Cetax Zine berhasil menerbitkan edisi terbaru dari zine hardcore/punk nya yang kini menginjak angka 12. Di sela-sela rutinitas perkuliahannya, ia masih menyisikan tenaga untuk mengumpulkan materi demi materi untuk keberlangsungan zine yang sudah ia geluti dari waktu masih berseragam putih biru.
Di nomor terbarunya kali ini, praktis belum ada yang berubah. Masih seperti Salah Cetax(selanjutnya dibaca Salcet) biasanya yang tampil dengan layout cut-paste ala zine punk pada umumnya lengkap dengan konten seputar musik serta aktifitas didalam-nya yang ditulis dengan bahasa yang ringan. Apakah membosankan ? sepertinya tidak. Tidak akan pernah menjadi membosankan, selama apa yang disajikan itu banyak memberi ilmu-ilmu baru untuk pembacanya. Dan itulah yang terjadi pada Salcet.
Salcet, pada nomor kali ini mencoba me-manifestasikan punk melalui kegiatan-kegiatan yang terdokumentasikan dalam kata serta gambar. Sebagaimana yang tertuang dalam "Air Gratis Untuk Semua" pada halaman kedua, "MUAK: Pameran Zine & Artwork" pada halaman empat, "Bandung Zine Fest" pada halaman enam, "Jogyakarta Zine Attack 2012" pada halaman 13, "Sekolah Rakyat Belajar Gak Harus Bayar" pada halaman selanjutnya, dan "Punk Going to the Beach" pada halaman 13. Dimana pada masing-masing halaman tersebut mencoba menggambarkan bahwa punk tidak sebatas pada musik semata. Bahwa, punk bukanlah kelompok eksklusif yang hanya berkutat di lingkarannya saja.
Selain itu terdapat pula dua buah wawancara yang cukup menarik dengan dua band dengan latar belakang musik yang berbeda, Milisi Kecoa (Bandung Punk Rock/Hardcore) & Efek Rumah Kaca (Jakarta Indie Pop).
Selain kedua hal diatas, ada hal yang menarik lainnya buat saya pribadi yakni artikel tutorial "Buat Radio Mu Sendiri" yang ditulis oleh Arie dari Mind Blasting yang begitu informatif. Dalam artikel tersebut dijelaskan cara-cara membuat radio berbasis online yang keberadaannya mulai menjamur di Indonesia. Ada yang mau ikut mencobanya ?
Dan tak kalah menariknya juga adalah cerita Angga dari OFF Zine. Mengenai sejarah keberadaan punk/hardcore di daerahnya yakni Temanggung, Jawa Tengah. Dengan cukup lugas penulis menceritakan awal punk masuk ke daerahnya hingga orang-orang yang penulis rasa berkompeten dalam proses perkembangan scene disana.(AL)
Download Salah Cetax #12 versi digital disini
Di nomor terbarunya kali ini, praktis belum ada yang berubah. Masih seperti Salah Cetax(selanjutnya dibaca Salcet) biasanya yang tampil dengan layout cut-paste ala zine punk pada umumnya lengkap dengan konten seputar musik serta aktifitas didalam-nya yang ditulis dengan bahasa yang ringan. Apakah membosankan ? sepertinya tidak. Tidak akan pernah menjadi membosankan, selama apa yang disajikan itu banyak memberi ilmu-ilmu baru untuk pembacanya. Dan itulah yang terjadi pada Salcet.
Salcet, pada nomor kali ini mencoba me-manifestasikan punk melalui kegiatan-kegiatan yang terdokumentasikan dalam kata serta gambar. Sebagaimana yang tertuang dalam "Air Gratis Untuk Semua" pada halaman kedua, "MUAK: Pameran Zine & Artwork" pada halaman empat, "Bandung Zine Fest" pada halaman enam, "Jogyakarta Zine Attack 2012" pada halaman 13, "Sekolah Rakyat Belajar Gak Harus Bayar" pada halaman selanjutnya, dan "Punk Going to the Beach" pada halaman 13. Dimana pada masing-masing halaman tersebut mencoba menggambarkan bahwa punk tidak sebatas pada musik semata. Bahwa, punk bukanlah kelompok eksklusif yang hanya berkutat di lingkarannya saja.
Selain itu terdapat pula dua buah wawancara yang cukup menarik dengan dua band dengan latar belakang musik yang berbeda, Milisi Kecoa (Bandung Punk Rock/Hardcore) & Efek Rumah Kaca (Jakarta Indie Pop).
Selain kedua hal diatas, ada hal yang menarik lainnya buat saya pribadi yakni artikel tutorial "Buat Radio Mu Sendiri" yang ditulis oleh Arie dari Mind Blasting yang begitu informatif. Dalam artikel tersebut dijelaskan cara-cara membuat radio berbasis online yang keberadaannya mulai menjamur di Indonesia. Ada yang mau ikut mencobanya ?
Dan tak kalah menariknya juga adalah cerita Angga dari OFF Zine. Mengenai sejarah keberadaan punk/hardcore di daerahnya yakni Temanggung, Jawa Tengah. Dengan cukup lugas penulis menceritakan awal punk masuk ke daerahnya hingga orang-orang yang penulis rasa berkompeten dalam proses perkembangan scene disana.(AL)
Download Salah Cetax #12 versi digital disini
Senin, 17 September 2012
Alinea-Provokatif: A Skinhead Personal Statement
Sebuah zine personal yang aktif pada era 2000 awal dan membahas skindhead dan punk dengan sentuhan serta kacamata personal seorang Dimas Djoen Jr aka Godel, seorang yang dikenal juga aktif bersama band Grindcore, Tumor Ganas. (AL)
Download
Download
Rabu, 12 September 2012
Gratis Unduh Madafakah Zine Edisi Pertama
Acil Fardiaz, ex-Hellraiser, seorang yang sempat membuat Enjoy Fanzine, kini kembali dengan zine terbarunya, MAdafakah Zine. Sangat bertolak belakang dengan zine sebelumnya yang cenderung berkonten santai dan ringan sesuai namanya, Enjoy, konten yang hadir pada zine-nya kali ini cenderung sedikit berat dan bertendensi politis. Itu bisa dilihat dari beberapa tulisan yang termuat didalam-nya seperti Neo-Fasisme, Dibalik Pantat Nasionalisme, maupun interview bersama We The People (Bandung Hardcore) dan frontman Refused, Dennis Lyxzen. Selain itu, ada sedikit hal yang bisa membuat otak sedikit me-refresh yakni reportase mengenai Bandung Zine Fest yang terselenggara pada bulan Juli silam. Artikel mengenai blog-blog perempuan yang cukup inspiratif yang tersaji dalam 5 Blog Perempuan Hebat juga begitu informatif. Seperti kebanyakan zine musik/punk pada umumnya, zine ini ditutup dengan ulasan mengenai rilisan audio. (AL)
Download(2.0MB)
Download(2.0MB)
Selasa, 10 Juli 2012
Rabu, 04 Juli 2012
Bandung Zine Fest 2012
Bertepatan dengan Bulan Zine Internasional yang jatuh pada Juli ini. Para penggiat zine di kota Bandung mengadakan Bandung Zine Festival. Sebuah event yang diadakan sebagai wadah untuk berkumpulnya para zine maker, lokal artis, dan para distributor independen untuk sama-sama menunjukan apa yang telah mereka hasilkan. Bertempat di Gedung Indonesia Menggugat, para pengunjung yang datang akan disuguhi pameran zine, poster, serta cover zine. Tidak hanya itu pemutaran film serta workshop/diskusi pun turut meramaikan susunan acara pada festival zine yang akan terselengara pada tanggal 14 Juli 2012 nanti. (AL)
Kamis, 31 Mei 2012
Review: Salah Cetax #11
Selama dua tahun zine punk asal Balikpapan ini menghilang. Kesibukan Tommmy Tomhai selaku empunya zine ini menjadi alasan yang tak bisa ditawar lagi oleh nya. Yah, bagi kalian para pembaca setianya zine ini pasti sudah tau kalau Tommy mengerjakan semua ini sejak ia masih berstatuskan pelajar putih abu-abuh di Balikpapan dan kini ia sedang mengemban pendidikan disalah satu perguruan tinggi di Jogyakarta. Dan pada Maret tahun ini ia sukses merilis apa yang selama ini tertahankan.
Selasa, 17 April 2012
MUAK: Pameran Artwork dan Zine
Kemuakan terhadap apa saja tidak hanya bisa dituangkan dalam bentuk umpatan kekesalan. Segala bentuk kemuakan bisa dikemas dalam suatu yang menarik dan cerdas. salah satunya melalui media alternatif independen dalam hal ini Zine dan karya seni (Artwork). Untuk itu Salah Konco Syndycate dan KOMAKO menyelenggarakan Pameran Media Alternatif dan Artwork bertemakan "MUAK". ada sekitar 300 zine dari dalam dan luar negeri dan 30 artwork dari anak-anak muda baik dari luar ataupun lokal Yogyakarta yang siap untuk dibaca dan dinikmati. acara ini akan berlangsung mulai tanggal 23 April 2012 - 25 April 2012 di Lapangan Sansiro. Akan ada beberapa zine maker yang bisa diajak mengobrol secara hangat.
Rabu, 14 Maret 2012
Jumat, 02 Maret 2012
Review Zine: Coret Kertas #3

Rasanya terlalu bodoh jika mereview sesuatu tanpa pernah menyentuhnya. Jujur, saya belum membaca secara intensif zine ini. Dan hanya melihat-lihat apa saja yang zine asal Depok ini berikan pada nomer ketiga-nya. Secara saya belum berhasil mendapatkan versi fisiknya dari sang editor yang gemar menggambar itu. Dan terlalu lemahnya koneksi internet dirumah saya untuk dipakai mengunduh. Tapi, yang saya ingat nomer kali ini tidaklah jauh berbeda dengan nomer-nomer Coret Kertas sebelumnya. Meski begitu tidak ada salahnya untuk mengunduh dan kemudian di print out sebagai teman membaca kalian diwaktu santai.(AL)
Download: Coret Kertas #3(9.44MB)
Kamis, 29 Desember 2011
Review Zine: Fantasi Liar #2

Ternyata ekspektasi saya salah. Ini adalah zine musik yang berisi interview band, artikel, esay, profil band, review audio, dan flayer flayer album.
Lagi lagi saya salah, saya fikir semuanya all about hc/punk stuff ternyata tidak. Lihat saja pada daftar tamu yang diajak untuk berwawancara ria ini, mulai dari band folk rock seperti Dialog Dini Hari hingga Suri yang memainkan blues/rock. Tapi memang ada Deadly Weapon, sebuah band yang memainkan grindcore dan Knockdown yang memainkan hardcore. Tidak hanya itu sebuah interview bersama distro terkemuka yang banyak menyediakan Underground Stuff dihadirkan disini, yakni Holy Flesh Rock Shop.
Beberapa artikelnya pun cukup menarik, buat kalian yang masih kebingungan dengan term Cutting Edge, silahkan baca zine ini. Mas xNanux dari Betterday Zine juga menyumbangkan artikelnya. Dan zine ini ditutup oleh review audio serta beberapa flayer flayer.(AL)
Untuk mendapatkan Fantasi Liar Zine, silahkan kontak ke:
Anang Hardjo
xfantasikux@yahoo.com
Donwload versi PDF: Fantasi Liar #2
Langganan:
Postingan (Atom)