Just For Fun adalah bagian dari EP "Leave The Cage" yang akan dirilis pada akhir Maret atau awal April mendatang melalui label Optical Records/Movement Records/Samstrong Records.
Sabtu, 23 Maret 2013
Video of Today: Comeback Attack - Just For Fun (Official Video)
Just For Fun adalah bagian dari EP "Leave The Cage" yang akan dirilis pada akhir Maret atau awal April mendatang melalui label Optical Records/Movement Records/Samstrong Records.
Jumat, 22 Maret 2013
Photo Set: Tragedy Live In Jakarta
Photo by Muh. Reza Pahlawan |
Photo by Muh. Reza Pahlawan |
Photo by Muh. Reza Pahlawan |
Photo by Muh. Reza Pahlawan |
Photo by Muh. Reza Pahlawan |
Pada hari Rabu kemarin(20/3) Tragedy sukses menggelar pertunjukan pertama mereka di Rossi Musik Fatmawati, Jakarta Selatan. Kurang lebih dua belas tembang dari album baru "Darker Days Ahead" dan album lama seperti "Vegeance" mereka lontarkan, sehingga sukses meluluhlantakkan crowd yang lumayan padat malam itu. Setelah sebelumnya crowd dihangatkan oleh dua band lokal yakni SSSLOTHHH dan Peace or Annihilation.
Kamis, 21 Maret 2013
Marky Ramone Hanya Ingin Film Biopic Ramones Diproduksi Orang Terdekat
Marky Ramone (Source: google) |
Ia juga menambahkan, ""Saya lebih suka jika film ini dibuat tentang cikal bakal Ramones terbentuk. Saya ingin melihat bagaimana mereka bisa mengawali karir di Forest Hill dan menciptakan sound unik khas Ramones."
Seperti yang diketahui, Linda memiliki keinginan untuk membuat film biopic tentang Ramones yang akan ia adaptasi dari buku biografi yang di tulis oleh mendingan suaminya.
Jika film biopic ini berhasil diproduksi. Ini akan menjadi film ke delapan Ramones setelah Rock 'n' Roll High School, Lifestyles, We're Outta Here!, Around the World, End of the Century, Raw,dan It's Alive 1974–1996. (AL)
Senin, 18 Maret 2013
Selasa, 12 Maret 2013
Video Of Today: The Adicts - Give It To Me, Baby (Official)
Vidio klip terbaru The Adicts dari album All the Young Droogs yang dirilis oleh DC Jam akhir tahun lalu.
Rabu, 06 Maret 2013
Video of Today: Alkaline Trio - I, Pessimist
Video klip terbaru dari Alkaline Trio berkolaborasi dengan Tim McIlrath dari Rise Against. Lagu ini akan masuk dalam album terbaru mereka "My Shame is True" yang akan dirilis oleh Epitaph pada April mendatang.
Selasa, 05 Maret 2013
Dendang Fucklentine: DIY Gig Yang Masih Eksis Dan Konsisten Setiap Tahun
Tahun ini adalah tahun ke tujuh bagi gig Dendang Fucklentine. Bertempat disebuah rumah makan steak di bilangan Pamulang, Tanggerang Selatan. Kurang lebih 23 band dari latar belakang genre berbeda: hardcore, punk, grindcore, thrashcore, pop punk, dan lain lain, meramaikan malam itu(23/2). Silih berganti mencoba menghangatkan suasana yang pada saat itu di guyur hujan rintik-rintik.
Sempat di landa kepanikan diantara pihak penyelenggara, band, dan juga penonton yang datang malam itu oleh ancaman pembubaran oleh warga sekitar dan juga hilir mudik nya Polisi di karena kan acara yang sudah melebih batas waktu yang telah di sepakati antar pengelola tempat dengan pihak penyelenggara. "Batas waktu jam 12. Tapi karna ngaret jadi sampe jam segini(waktu itu kurang lebih pukul 23.30.Ed). Harusnya mulai dari setengah lima tapi jadi mulai setengah delapan. Dengan 23 band, sebenernya udah di komplain sama warga. Cuman dari pihak pengelola katanya tanggung deh!," tutur Sujud selaku penyelenggara gig.
Sujud menambahkan, datangnya Polisi disebabkan oleh kerusuhan pada acara musik di minggu sebelumnya. Yang berakhir dengan dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian setempat. Dan hal tersebutlah yang sempat menghambat-nya dalam memperoleh izin untuk acara.
Meski sempat dibuat panik oleh warga dan pihak kepolisian. Tidak serta mengurangi keintiman malam itu. Semua yang hadir larut dalam buaian musik cadas dari beberapa penampil seperti Sonata, Obsesif Kompulsif, Proletar, Floco, WxFxN, Jigsaw, dan beberapa band lainnya. Alhasil, acara berakhir dengan lancar.
Dendang Fucklentine adalah DIY Gig tahunan yang di selenggarakan pada bulan Februari disetiap tahunnya. Berangkat dari kebosanan rutinitas kerja yang melanda Sujud bersama seorang sahabat lainnya sehingga menghasilkan Dendang Fucklentine #1 pada 2007. "Dari 2007. Awal 2007. Gua berdua temen gawe(kerja.Ed) iseng-iseng bikin acara. Terjadilah dendang. Pertama itu street gigs, kaya gubuk derita gitu ada tempat cuci steam di pinggir jalan deket rumah gua didaerah Bintaro," ungkap Sujud menceritakan asal muasal Dendang Fucklentine.
"Waktu itu mau bikin nya bulan Februari. Terus bertempatan dengan valentine," lanjutnya, menjelaskan alasan dibalik pemilihan nama Dendang Fucklentine.
Dalam kerja di lapangan, Sujud tidak hanya berdua. Ia dibantu oleh keempat teman nya yang lain. Bahkan terkadang dibantu oleh teman-teman yang lain juga dalam setiap episode dari Dendang Fucklentine ini. Namun seiringnya waktu, hanya menyisakan ia seorang. Kesibukan sebagai pekerja lah yang membuat beberapa orang lainnya tidak sempat membagi waktunya untuk mengorganisir gig.
Dan ini adalah tahun ke tujuh, Sujud dalam menjalankan Dendang Fucklentine. Suka duka ia sudah rasakan, mulai dari mudahnya mendapatkan perizinan tempat sampai harus berurusan dengan pihak polisi karena sulitnya mendapatkan izin. "Suka dukanya kaya gini polisi dateng warga dateng. Pernah di cut juga waktu pertama itu. Di cut gara-gara magrib main juga. Berhenti main sebentar. Yang paling dukanya izinnya itu. Sukanya, karna ga ada kendala juga," ungkap pria yang juga sering mengadakan acara Skateboard ini.
Dalam perjalanannya, Dendang Fucklentine tidak selamanya mulus. Sempat terancam untuk absen pada tahun ke lima, dikarenakan Sujud yang mengalami kecelakaan sehingga ia harus berisitirahat demi kesembuhannya. Namun berkat dua orang teman yang sudi mengambil ahli pengorganisiran gig, akhirnya Dendang Fucklentine #5 bisa terwujud dan batal absen ditahun itu.
Tidak mudah untuk bisa mempertahankan sebuah DIY gig untuk tetap eksis selama bertahun-tahun. Terlebih lagi dalam setiap pengorganisirannya tak jarang menemui kerugian materi, entah karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Belum berbagai kendala yang harus dihadapi pra/pasca-acara. Meski memang bukan materi sebagai prioritas tujuan dalam mengorganisir DIY gig. Diperlukan konsistensi tinggi serta kegigihan lebih untuk mempertahankan semua itu. Seperti apa yang Sujud katakan, "Konsisten aja sih. Udah gitu yah fokus. Tahun ini bikin. Jadiin, jalanin. Nimbulin kepercayaan juga ke yang lain. Apapun kendalanya jalanin terus," ucapnya.
Meski bisa terbilang cukup sukses dalam setiap pengorganisiran Dendang Fucklentine di setiap tahunnya. Sujud masih belum punya pikiran untuk membawa gig yang ia organisir tersebut berubah wujud menjadi acara yang lebih meriah dan besar dari sebelumnya. "Terlalu susah sih sebenarnya. Yang penting jalan aja dan tetap ditunggu. Walaupun acaranya kecil. Kalau terlalu besar cape juga. Udah gitu yang kerja cuma 3-4 orang. Mau bikin gede ? cape juga. Boncos gua," tandas pria bertubuh subur ini, tidak muluk.
Semoga ditahun-tahun berikutnya Dendang Fucklentine masih tetap berjalan dengan kesederhanaannya yang justru terlihat elegan: tanpa barikade, free show(meski kadang ticketing itu perlu, namun sewajarnya.Ed), dan begitu intim. Skena lokal masih membutuhkan gig-gig seperti ini. (AL)
Sempat di landa kepanikan diantara pihak penyelenggara, band, dan juga penonton yang datang malam itu oleh ancaman pembubaran oleh warga sekitar dan juga hilir mudik nya Polisi di karena kan acara yang sudah melebih batas waktu yang telah di sepakati antar pengelola tempat dengan pihak penyelenggara. "Batas waktu jam 12. Tapi karna ngaret jadi sampe jam segini(waktu itu kurang lebih pukul 23.30.Ed). Harusnya mulai dari setengah lima tapi jadi mulai setengah delapan. Dengan 23 band, sebenernya udah di komplain sama warga. Cuman dari pihak pengelola katanya tanggung deh!," tutur Sujud selaku penyelenggara gig.
Sujud menambahkan, datangnya Polisi disebabkan oleh kerusuhan pada acara musik di minggu sebelumnya. Yang berakhir dengan dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian setempat. Dan hal tersebutlah yang sempat menghambat-nya dalam memperoleh izin untuk acara.
Meski sempat dibuat panik oleh warga dan pihak kepolisian. Tidak serta mengurangi keintiman malam itu. Semua yang hadir larut dalam buaian musik cadas dari beberapa penampil seperti Sonata, Obsesif Kompulsif, Proletar, Floco, WxFxN, Jigsaw, dan beberapa band lainnya. Alhasil, acara berakhir dengan lancar.
Dendang Fucklentine adalah DIY Gig tahunan yang di selenggarakan pada bulan Februari disetiap tahunnya. Berangkat dari kebosanan rutinitas kerja yang melanda Sujud bersama seorang sahabat lainnya sehingga menghasilkan Dendang Fucklentine #1 pada 2007. "Dari 2007. Awal 2007. Gua berdua temen gawe(kerja.Ed) iseng-iseng bikin acara. Terjadilah dendang. Pertama itu street gigs, kaya gubuk derita gitu ada tempat cuci steam di pinggir jalan deket rumah gua didaerah Bintaro," ungkap Sujud menceritakan asal muasal Dendang Fucklentine.
"Waktu itu mau bikin nya bulan Februari. Terus bertempatan dengan valentine," lanjutnya, menjelaskan alasan dibalik pemilihan nama Dendang Fucklentine.
Dalam kerja di lapangan, Sujud tidak hanya berdua. Ia dibantu oleh keempat teman nya yang lain. Bahkan terkadang dibantu oleh teman-teman yang lain juga dalam setiap episode dari Dendang Fucklentine ini. Namun seiringnya waktu, hanya menyisakan ia seorang. Kesibukan sebagai pekerja lah yang membuat beberapa orang lainnya tidak sempat membagi waktunya untuk mengorganisir gig.
Dan ini adalah tahun ke tujuh, Sujud dalam menjalankan Dendang Fucklentine. Suka duka ia sudah rasakan, mulai dari mudahnya mendapatkan perizinan tempat sampai harus berurusan dengan pihak polisi karena sulitnya mendapatkan izin. "Suka dukanya kaya gini polisi dateng warga dateng. Pernah di cut juga waktu pertama itu. Di cut gara-gara magrib main juga. Berhenti main sebentar. Yang paling dukanya izinnya itu. Sukanya, karna ga ada kendala juga," ungkap pria yang juga sering mengadakan acara Skateboard ini.
Dalam perjalanannya, Dendang Fucklentine tidak selamanya mulus. Sempat terancam untuk absen pada tahun ke lima, dikarenakan Sujud yang mengalami kecelakaan sehingga ia harus berisitirahat demi kesembuhannya. Namun berkat dua orang teman yang sudi mengambil ahli pengorganisiran gig, akhirnya Dendang Fucklentine #5 bisa terwujud dan batal absen ditahun itu.
Tidak mudah untuk bisa mempertahankan sebuah DIY gig untuk tetap eksis selama bertahun-tahun. Terlebih lagi dalam setiap pengorganisirannya tak jarang menemui kerugian materi, entah karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Belum berbagai kendala yang harus dihadapi pra/pasca-acara. Meski memang bukan materi sebagai prioritas tujuan dalam mengorganisir DIY gig. Diperlukan konsistensi tinggi serta kegigihan lebih untuk mempertahankan semua itu. Seperti apa yang Sujud katakan, "Konsisten aja sih. Udah gitu yah fokus. Tahun ini bikin. Jadiin, jalanin. Nimbulin kepercayaan juga ke yang lain. Apapun kendalanya jalanin terus," ucapnya.
Meski bisa terbilang cukup sukses dalam setiap pengorganisiran Dendang Fucklentine di setiap tahunnya. Sujud masih belum punya pikiran untuk membawa gig yang ia organisir tersebut berubah wujud menjadi acara yang lebih meriah dan besar dari sebelumnya. "Terlalu susah sih sebenarnya. Yang penting jalan aja dan tetap ditunggu. Walaupun acaranya kecil. Kalau terlalu besar cape juga. Udah gitu yang kerja cuma 3-4 orang. Mau bikin gede ? cape juga. Boncos gua," tandas pria bertubuh subur ini, tidak muluk.
Semoga ditahun-tahun berikutnya Dendang Fucklentine masih tetap berjalan dengan kesederhanaannya yang justru terlihat elegan: tanpa barikade, free show(meski kadang ticketing itu perlu, namun sewajarnya.Ed), dan begitu intim. Skena lokal masih membutuhkan gig-gig seperti ini. (AL)
Senin, 04 Maret 2013
Commitment Records Asia Akan Rilis Debut Album Sectarian Violence
Commitment Records chapter Asia akan segera merilis debut album dari band hardcore/punk straight edge, Sectarian Violence. Album tersebut akan dirilis dalam bentuk tape kaset pada akhir Maret nanti.
Tidak hanya itu. Mereka mengatakan, akan ada special bundle berisi kaset, sticker, patch, poster, dan kaos yang hanya diproduksi sebanyak 24pcs dengan sistem pre-order.
Sectarian Violence sendiri adalah proyek terbaru dari Nick Tape(Coke Bust) pada bagian vokal bersama beberapa kawan lainnya Andrew(guitar), Pat(guitar), Staffan(bass), dan Tomas(drum). Bisa dikatakan band ini adalah band yang lintas negara, mengingat latar belakang personilnya yang berasal dari berbagai negara: Inggris, Swedia, dan Amerika. (AL)
Minggu, 03 Maret 2013
Video of Today: What We Think Live In Depok
Ini adalah penampilan terbaru dari What We Think sewaktu menjadi pembuka dalam rangkaian tur Expire -band asal Amerika- di Pasar Segar, Depok pada 13 Februari lalu, setelah sebelumnya rehat untuk waktu yang cukup lama.
Sabtu, 02 Maret 2013
Sadstory On Sunday: Nafas Screamo Dari Purwokerto
Sadstory On Sunday (Photo by Isro Adi) |
Adanya salah satu personil yang bekerja di luar kota membuat penggarapan album ini sedikit mengulur waktu. "kita sudah sampai 40% dalam proses rekaman, karena saat ini salah satu gitaris kami bekerja di luar kota jadi prosesnya lebih lama dari target kita," ungkap Rahadian Descond Karunia atau yang biasa disapa Deskon, sang pemegang kendali microphone pada band ini.
Perihal siapa yang akan merilis album tersebut. Band yang terinspirasi oleh Envy, Touche Amore, dan Rites Of Spring ini mengaku belum terikat oleh label manapun. Sehingga kemungkinan akan merilis sendiri debut albumnya.
Debut album penuh ini akan menjadi ajang pengukuhan eksistensi dari band yang terbentuk sejak 2004 ini, setelah dalam perjalanannya terombang ambing oleh berbagai hal: bongkar pasang personil hingga sempat mengalami "mati-suri" pada 2007-2011. "Di pertengahan 2006 hingga 2007 kami sebenarnya sudah dalam proses rekaman untuk album, tapi dalam perjalanan, beberapa personil mengundurkan diri. Kemudian disusul dengan tambal sulam formasi yang sangat masif hingga proses rekaman terbengkalai dan proses kreatif berhenti. Hingga pada tahun 2011 kemarin saya coba menghidupkan kembali band ini dengan orang-orang yang sama sekali baru," ujar Deskon.
Terjalnya perjalanan yang dilalui oleh band ini, menyebabkan mereka hanya mampuh menghasilkan satu buah kompilasi sejak awal berdirinya yakni The Empty Space Journey: Purwokerto Independent Compilation pada 2007 lalu.
Saat ditanya hal menarik apa yang akan disuguhkan pada debut album bandnya ini. Deskon mengatakan, "fakta bahwa ini dibuat oleh band dari Purwokerto yang notabene bukan merupakan kota besar dan secara tradisi banyak memunculkan band-band inovatif, mungkin itu yang menarik. Dari segi materi, saya yakin yang kami sajikan cukup fresh. Bukan sesuatu baru, namun segar."
Ia juga berharap bersama debut album yang akan dirilis nanti ini akan mampuh menjangkau pendengar dimanapun, baik Indonesia maupun jika berkesempatan hingga mancanegara. Namun, disamping itu ada satu harapan besar lainnya yakni ingin terus mempertahankan band yang sudah ia rintis sejak awal dengan begitu lika-liku perjalanannya ini. "saya pribadi ingin band ini ada sampai kapanpun, terlepas dari siapa yang di dalamnya saya tidak perduli. tapi kan "Tomorrow Never Knows", jadi kami lebih kepada mengikuti alur saja dan menjalankan yang terbaik," ungkapnya. (AL)
Jumat, 01 Maret 2013
Video of Today: The Casualties - My Blood, My Life, Always Forward
Dan ini video musik terbaru dari The Casualties. Dimana ini akan menjadi bagian dari album terbaru mereka, Resistance.
Free Streaming: Kylesa - Unspoken
Ini akan menjadi bagian dari album terbaru Kylesa "Ultraviolet" yang akan dirilis pada 24 Mei.
Lama Menghilang, Balcony Bangkit Dengan Amunisi Baru Dan Tetap Dinanti
Balcony 2013 (Photo by Official) |
Balcony sendiri sebenarnya telah berniat reunian pada tahun 2009. Waktu itu Baruz, Jojon(gitar), dan Febby(drum) yang kebetulan mempunyai cukup waktu senggang kemudian memutuskan untuk berkumpul, bernostalgia semasih ngband bersama dulu. Momentum kangen-kangenan tersebut tidak di sia-sia kan dan alhasil berbuntut manis, dua buah lagu: Kafir dan Aku Menolak, tercipta. Namun sayang takdir berkata lain, kesibukan masing-masing mengharuskan Balcony untuk rehat kembali.
Baruz sibuk dengan band barunya, Godless Symptoms. Ramdan konsen dengan Burgerkill-nya. Badick aktif di Justa Life. Febby sibuk disalah satu manajemen band pop. Sedangkan Jojon sibuk dengan pekerjaan barunya sebagai bagian dari tim manajemen label musik mainstream tanah air.
Pada Oktober 2011, seorang teman lama yang sedang mempersiapkan sebuah acara bertemakan reuni band-band era GOR. Saparua angkatan 90-an menghubungi Balcony untuk menjadi salah satu line-up acara tersebut. Setelah dirundingkan terlebih dahulu pada akhirnya Balcony pun memutuskan untuk ambil bagian. Mereka tampil dengan formasi di album "Metafora Komposisi Imajinar" yang sempat dirilis sebelum mereka bubar yakni Baruz(vokal), Jojon(gitar), Febby(drum), Ramdan(gitar), dan Badick(bass).
Ternyata penampilan perdana Balcony pada acara tersebut, mampuh menjadi moodbooster untuk kembali melangkah. Dan pasca acara tersebut, seorang teman menawarkan Balcony untuk merekam materi-materi baru di studio recording yang baru saja dibuka oleh nya. Maret 2012, Balcony mulai proses rekaman dan baru rampung pada November di tahun yang sama. Hingga akhirnya semua itu selesai dan menghasilkan apa yang saat ini diketahui sebagai "Balcony: The 6 Songs Reunion".
Meski telah lama menghilang, kharisma Balcony di scene underground lokal tak meredup. Album baru tersebut mendapat respon yang cukup baik dari para pendengar mereka, seperti apa yang di ungkapkan Baguz, "Sejauh ini respon nya ya lumayan lah, lagian kita nya juga udah menghilang sejak 2003, hehe. Respon positif dan negative selalu kami terima dan bagi kami itu biasa aja, karna selalu ada pro dan kontra."
Bahkan dalam sebuah artikel ulasan, Revan Bramadika(drumer Rajasinga) mengutarakan kekagumannya pada mini album milik band yang sudah ia gemari sejak masih berseragam putih-abu abu tersebut. "Kesimpulan. Balcony tidak pernah membuat album yang sama. Belum pernah mengecewakan. Tiap album selalu punya berita, cerita, dan cara yang berbeda. Tidak semua band melakukan hal ini. Sama seperti album pertama, album terakhir ini akan selalu berotasi di ruang musik saya. FLOWER CITY HARDCORE RULES!!!," tulisnya disebuah situs milik salah satu distro terkemuka kota Bandung.
Untuk sementara ini Balcony masih di sibukan dengan promosi mini album tersebut dengan mengandalkan akses dunia maya. Dan belum berrencana untuk naik pangggung kembali. Tak apalah. Asalkan tak menghilang kembali. (AL)
Langganan:
Postingan (Atom)