Ketika itu Agung Prabowo duduk di kelas 1 Sekolah Dasar, ia mendapatkan hadiah komik dari Ibu-nya karna berhasil meraih ranking kelas. Doraemon dan Kungfu Boy adalah komik yang Ibu-nya berikan. Menjadi cikal bakal ketertarikan pria kelahiran Semarang 29 tahun silam ini terhadap komik. "Sejak itulah saya mulai berfikir, membuat komik itu keren sekali," ungkapnya.
Namun tidak lantas membuat ia langsung menerbitkan komik. Ia lebih dulu menerbitkan sebuah fanzine vegetarian/hc-punk dengan nama For Tomorrow dan juga malang melintang diberbagai band, salah satunya Scream Of Oi.
Berikut ini hasil obrolan LK dengan Agung Prabowo soal statusnya menjadi komikus, zinemaker, anak band, dan juga seorang guru. (AL)
Apa yang membuat kamu pada akhirnya tertarik untuk menjadi komikus ?
Menjadi komikus sudah menjadi cita – cita saya sejak kecil, nah baru setelah lulus kuliah saya berkesempatan untuk terjun di dunia komik. Sekitar tahun 2010an saya mulai iseng – iseng meng-upload komik strip (komik 1 halaman) di facebook. Tanpa diduga, sambutannya begitu positif, dan beberapa penerbit pun mulai berdatangan untuk mengajak join dipenerbitan mereka, dream come true.
Minggu, 28 Desember 2014
Rabu, 24 Desember 2014
CBA: Karna Bosan Dan Ingin Keluar Kotak
CBA merilis single terbaru berjudul "Out Of Box" via soundcloud pada hari ini (24/12). Single tersebut merupakan wujud dari kebosanan dan 'mentok' nya musik yang telah mereka mainkan selama kurang lebih 5 tahun terakhir.
"Single “Out Of Box” ini kami rancang sebagai petanda untuk keluar dari kegelisahan tersebut. Mencari ruang-ruang baru untuk bersenang-senang tanpa harus membuang esensi ataupun mengurangi semangat bermusik kami sebelumnya," tulis mereka dalam press release yang kami terima.
Sebelumnya mereka sudah memberikan isyarat pada mini album Leave The Cage yang rilis 2013 lalu. Mereka mengatakan bahwa mini album tersebut adalah penjembatan antara pendengar sebagai gambaran bagaimana musik CBA di kemudian hari. “Ini lah kami (CBA) yang sekarang. Kami sudah sampai diujung seberang yang kami khendaki," tulis mereka.
Jika melihat kebelakang dan merunut dari diskografi yang mereka punya, pada awalnya CBA memainkan musik hardcore dengan sentuhan old school. Sekarang bisa didengar melalui single tersebut, band asal Depok ini memainkan musik yang sedikit bernuansa punk rock. "Tidak perlu dulu musik mu seperti apa lalu berubah menjadi apa. Selagi gairah dan semangat yang dibawakan masih sama. Tentu perkara diterima atau tidak itu kembali kepada telinga masing-masing. Kami hanya ingin memainkan musik seperti yang memang kami inginkan."
Selain merilisnya, single "Out Of Box" ini dapat didownload bebas. (Mario)
"Single “Out Of Box” ini kami rancang sebagai petanda untuk keluar dari kegelisahan tersebut. Mencari ruang-ruang baru untuk bersenang-senang tanpa harus membuang esensi ataupun mengurangi semangat bermusik kami sebelumnya," tulis mereka dalam press release yang kami terima.
Sebelumnya mereka sudah memberikan isyarat pada mini album Leave The Cage yang rilis 2013 lalu. Mereka mengatakan bahwa mini album tersebut adalah penjembatan antara pendengar sebagai gambaran bagaimana musik CBA di kemudian hari. “Ini lah kami (CBA) yang sekarang. Kami sudah sampai diujung seberang yang kami khendaki," tulis mereka.
Jika melihat kebelakang dan merunut dari diskografi yang mereka punya, pada awalnya CBA memainkan musik hardcore dengan sentuhan old school. Sekarang bisa didengar melalui single tersebut, band asal Depok ini memainkan musik yang sedikit bernuansa punk rock. "Tidak perlu dulu musik mu seperti apa lalu berubah menjadi apa. Selagi gairah dan semangat yang dibawakan masih sama. Tentu perkara diterima atau tidak itu kembali kepada telinga masing-masing. Kami hanya ingin memainkan musik seperti yang memang kami inginkan."
Selain merilisnya, single "Out Of Box" ini dapat didownload bebas. (Mario)
Selasa, 23 Desember 2014
Feast "Camkan" Kebebasan Beragama
Adalah Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha (gitar), Adrianus Aristo Haryo (drum), Dicky Renanda (gitar), dan Fadli Fikriawan (bass), lima pemuda asal Jakarta yang tergabung dalam unit hardrock/psychedelic, Feist, yang merasakan kegelisahan kebebasan beragama di Indonesia.
Secara gamblang mereka mempertanyakan hubunganan pribadi yang sangat intim dengan Alam Semesta dan tuhan. "Harus diatur secara massal ?" tegas mereka melalui press release yang kami terima.
Hal tersebut yang merangsang band bentukan 2012 ini untuk merangkumnya menjadi sebuah single berjudul "Camkan". Melalui lagu tersebut, mereka mengajak pendengar untuk ikut mempertanyakan kembali hal-hal esensial yang bersentuhan dengan keseharian.
Single "Camkan" dapat segera didengar via tautan di bawah ini. (AL)
Secara gamblang mereka mempertanyakan hubunganan pribadi yang sangat intim dengan Alam Semesta dan tuhan. "Harus diatur secara massal ?" tegas mereka melalui press release yang kami terima.
Hal tersebut yang merangsang band bentukan 2012 ini untuk merangkumnya menjadi sebuah single berjudul "Camkan". Melalui lagu tersebut, mereka mengajak pendengar untuk ikut mempertanyakan kembali hal-hal esensial yang bersentuhan dengan keseharian.
Single "Camkan" dapat segera didengar via tautan di bawah ini. (AL)
Total Jerks Akan Split Album Dengan The Kuda
Band hardcore dengan nuansa musik early hardcore 80an nya yang kental, Total Jerks, mengabarkan akan melakukan split dengan The Kuda. Hal tersebut diungkapkan secara langsung oleh sang vokalis Ricky disela-sela proses rekaman materi baru Total Jerks di Zafran Music Studio Depok, Minggu(21/12) kemarin.
Rencananya split album tersebut akan dirilis pada Februari tahun 2015 mendatang dengan bantuan label Necros Division. Album split tersebut pun menampilkan materi yang baru dari masing-masing band.
Kepada LK, Ricky memberikan bocorkan satu buah materi yang berjudul "Go To The Beach" yang juga sebagai gambaran bagaimana musik Total Jerks dialbum split tersebut. Sebuah lagu dengan nuansa surf-punk yang catchy nan binal. Silahkan simak lagu nya pada tautan di bawah ini. (AL)
Rencananya split album tersebut akan dirilis pada Februari tahun 2015 mendatang dengan bantuan label Necros Division. Album split tersebut pun menampilkan materi yang baru dari masing-masing band.
Kepada LK, Ricky memberikan bocorkan satu buah materi yang berjudul "Go To The Beach" yang juga sebagai gambaran bagaimana musik Total Jerks dialbum split tersebut. Sebuah lagu dengan nuansa surf-punk yang catchy nan binal. Silahkan simak lagu nya pada tautan di bawah ini. (AL)
Kamis, 18 Desember 2014
#gigreport | Vicious Divine "Loathe Relese Party"
Vicious Divine. Photo by Rumah Rimba doc. |
Rumah Rimba menjadi saksi bisu pesta pora yang kami lakukan malam itu. Studio yang terbagi menjadi 3 ruangan kamar mandi, backstage, dan ruanganutama. Ruangan utama yang kurang lebih berukuran 6mx14m sudah bukan lagi ruangan bersih dengan tembok coklat dan lantai yang rata. Gambaran bodoh kami sudah mengotori semua dinding. Ada panggung setinggi 1m dengan lightning disekitarnya. Tak luput dari pandangan semua orang yang datang ke venue ada Graffiti bertuliskan Vicious Divine dengan warna dominan Merah, Kuning, Hijau menyambut di belakang Gerbang Masuk Rumah Rimba yang digambar oleh FJS. Di depan ada Booth kecil dengan sofa sofa yang berhias lampu lampu kecil yang digunakan teman teman untuk bersantai sebelum masuk ke venue dan tepat disamping gerbang ada lapakan kecil yang tentunya menjual Rilisan fisik dari band band lokal seperti AJTHC danBully Brat yang baru merilis Debut Album mereka ikut serta juga beberapa Rilisan keren dari Arabian Records, Sidoarjo.
Rabu, 17 Desember 2014
"Be Strong" A Fundraising Gig For Dimas "Dipaw" Prabowo
Gallstone. Terdengar seram dan keren seperti nama band metal yang menghiasi sampul majalah Kerrang bukan ? Tidak untuk yang ini. Gallstone jika ditranslasikan artinya adalah batu empedu. Batu yang eksistensinya bisa mengganggu organ kantung empedu manusia. Tidak terkecuali untuk Dimas Prabowo aka Dipaw. Dipaw adalah kakak, adik, saudara dan teman yang loyal dan sangat mencintai skena indie ibukota (terutama skena pop-punk, emo dan hardcore). Saking cintanya, Dipaw sampai punya 3 band, Dagger Stab, Miss Universe, dan Volk.
Tapi, sudah hampir sebulan aktivitas Dipaw, baik ngeband ataupun kerja terhenti. Sampai sekarang, Dipaw masih berada di Rumah Sakit Umum Pertamina (RSPP) gegara gallstone ini. "Be Strong Dipaw", begitulah caption dari banyak teman-teman Dipaw yang sempat menjenguk Dipaw di RSPP. Caption yang akhirnya menginspirasi teman-teman Dipaw untuk membuat suatu karya yang bisa membantu Dipaw. Akhirnya, teman-teman yang sayang dan rindu dengan Dipaw berinisiatif untuk membuat fundraising gig ini.
Gig ini adalah bentuk dukungan kita untuk meringankan beban Dipaw dan keluarga. Fundraising gig ini akan diramaikan oleh teman-teman Dipaw yaitu: Last Child, Monkey Boots, Story Starry Nite, Koboy Insaf, My Name Is, Viscral, S2V, Tinkerbell, Miss Universe dan Volk. Tidak cuma ngeband, gig ini juga akan diramaikan oleh sesi lelang merchandise band-band yang hasil penjualannya nanti akan disumbangkan untuk pengobatan Dipaw.
Kami mengundang teman-teman, baik yang kenal ataupun yang belum kenal dengan Dipaw, untuk ikutan menyemangati Dipaw dengan cara datang dan mengapresiasi fundraising gig ini pada hari Minggu, 21 Desember 2014 di Maitrin Cafe, Pulo Mas-Jakarta Timur. Semakin banyak teman-teman yang datang dan membeli tiket + merchandise, semakin besar dukungan yang bisa kita berikan buat Dipaw.
Be Strong Dipaw !
Tapi, sudah hampir sebulan aktivitas Dipaw, baik ngeband ataupun kerja terhenti. Sampai sekarang, Dipaw masih berada di Rumah Sakit Umum Pertamina (RSPP) gegara gallstone ini. "Be Strong Dipaw", begitulah caption dari banyak teman-teman Dipaw yang sempat menjenguk Dipaw di RSPP. Caption yang akhirnya menginspirasi teman-teman Dipaw untuk membuat suatu karya yang bisa membantu Dipaw. Akhirnya, teman-teman yang sayang dan rindu dengan Dipaw berinisiatif untuk membuat fundraising gig ini.
Gig ini adalah bentuk dukungan kita untuk meringankan beban Dipaw dan keluarga. Fundraising gig ini akan diramaikan oleh teman-teman Dipaw yaitu: Last Child, Monkey Boots, Story Starry Nite, Koboy Insaf, My Name Is, Viscral, S2V, Tinkerbell, Miss Universe dan Volk. Tidak cuma ngeband, gig ini juga akan diramaikan oleh sesi lelang merchandise band-band yang hasil penjualannya nanti akan disumbangkan untuk pengobatan Dipaw.
Kami mengundang teman-teman, baik yang kenal ataupun yang belum kenal dengan Dipaw, untuk ikutan menyemangati Dipaw dengan cara datang dan mengapresiasi fundraising gig ini pada hari Minggu, 21 Desember 2014 di Maitrin Cafe, Pulo Mas-Jakarta Timur. Semakin banyak teman-teman yang datang dan membeli tiket + merchandise, semakin besar dukungan yang bisa kita berikan buat Dipaw.
Be Strong Dipaw !
Senin, 08 Desember 2014
Video of Today: CBA - Rocky Never Been Felt Rock (Live at Stay Here & Stay Together #3)
Kami berkesempatan menyaksikan materi terbaru dari unit punk rock asal Depok, CBA, yang menjadi penampil dalam gig Stay Here and Stay Together #3 Sabtu (6/12) kemarin di Porsea Depok.
Menurut penuturan sang vokalis sebelum memulai lagu, materi ini akan direkam akhir Desember mendatang sebagai gambaran mengenai masa depan musik CBA.
Mengenai tema lirik, mereka mengatakan, "Jika Beastie Boys punya Fight for Your Right. Kita punya lagu ini. Semangatnya sama."
Minggu, 07 Desember 2014
Gerram Rilis Video Teaser Sebelum Album Terbaru
Gerram, unit dark hardcore asal Palembang ini merilis video teaser. Hal ini sebagai kebutuhan promosi untuk debut album mereka Genderang Bencana.
Video teaser ini menggunakan latar lagu "Jeram" yang juga menjadi bagian dalam album tersebut. Dalam video ini menampilkan cuplikan-cuplikan gambar proses rekaman, potongan lagu, artwork, foto dan beberapa info.
Album Genderang Bencana sendiri niatnya akan rilis pada 10 Desember mendatang melalui sebuah label mandiri, Blacksheep Records, dalam format CD. (AL)
Video teaser ini menggunakan latar lagu "Jeram" yang juga menjadi bagian dalam album tersebut. Dalam video ini menampilkan cuplikan-cuplikan gambar proses rekaman, potongan lagu, artwork, foto dan beberapa info.
Album Genderang Bencana sendiri niatnya akan rilis pada 10 Desember mendatang melalui sebuah label mandiri, Blacksheep Records, dalam format CD. (AL)
Kolibri: Rilis Album 'Blank Television' Karna Frustasi
Band asal Surabaya, Kolibri, merilis debut album dengan tajuk Blank Television pada Rabu (3/12) lalu. Dalam album tersebut terdapat lima buah lagu dengan tambahan satu buah intro, yang dapat diunduh secara gratis melalui akun bandcamp mereka.
Album Blank Television mempunyai makna tersendiri. Mereka mengibaratkannya seperti layaknya menonton siaran televisi dalam waktu yang lama dengan pikiran kosong, pandangan mata tertuju kepada warna-warni televisi namun isi pikiran memuai entah kemana. "Beragam imaji dari emosi yang meluap-luap, kemalasan yang penuh dengan rasa apatis, serta perjalanan spiritual yang membingungkan kami ibaratkan seperti menonton siaran televisi," jelas mereka melalui siaran pers yang kami terima.
Mereka menambahkan, "secara keseluruhan, isi dari lagu-lagu yang tertuang dalam album ini merupakan sedikit gambaran rasa frustasi di dalam sisi psikologis kehidupan manusia yang kemudian memunculkan beragam imaji abstrak yang muncul silih berganti dan seringkali secara tiba-tiba."
Album ini sendiri sebenarnya sudah sempat mereka rilis dalam sebuah pagelaran bertajuk Akhirnya Rilis Juga: a Collective Release Party pada Juni lalu. Dimana kala itu setiap penonton yang hadir mendapatkan rilisan tersebut dengan metode transfer via USB Disk, sebuah cara yang mereka berinama Offline Digital Media Share.
Untuk mendapatkan rilisan ini, kalian bisa langsung mengunjungi situ bandcamp mereka: https://kolibrisub.bandcamp.com/releases. (AL)
Album Blank Television mempunyai makna tersendiri. Mereka mengibaratkannya seperti layaknya menonton siaran televisi dalam waktu yang lama dengan pikiran kosong, pandangan mata tertuju kepada warna-warni televisi namun isi pikiran memuai entah kemana. "Beragam imaji dari emosi yang meluap-luap, kemalasan yang penuh dengan rasa apatis, serta perjalanan spiritual yang membingungkan kami ibaratkan seperti menonton siaran televisi," jelas mereka melalui siaran pers yang kami terima.
Mereka menambahkan, "secara keseluruhan, isi dari lagu-lagu yang tertuang dalam album ini merupakan sedikit gambaran rasa frustasi di dalam sisi psikologis kehidupan manusia yang kemudian memunculkan beragam imaji abstrak yang muncul silih berganti dan seringkali secara tiba-tiba."
Album ini sendiri sebenarnya sudah sempat mereka rilis dalam sebuah pagelaran bertajuk Akhirnya Rilis Juga: a Collective Release Party pada Juni lalu. Dimana kala itu setiap penonton yang hadir mendapatkan rilisan tersebut dengan metode transfer via USB Disk, sebuah cara yang mereka berinama Offline Digital Media Share.
Untuk mendapatkan rilisan ini, kalian bisa langsung mengunjungi situ bandcamp mereka: https://kolibrisub.bandcamp.com/releases. (AL)
Tragedi anggap Album II Sebagai Shit Bomb
Photo by TRAGEDI doc. |
Berisi sepuluh lagu, album ini dianggap kuartet yang terdiridari Teguh (vokal), Zanoe (gitar), Reza (bass), dan Ami (drum) sebagai refleksi sederhana dari apa yang terjadi di sekitar mereka. Teguh mengatakan bahwa tidak ada tema khusus untuk albumini. Fokusnya cerita tentang arogansi yang mereka temui dan alami di keseharian. “Album ini tidak menceritakan sesuatu yang tidak kami lihat dan tidak kami rasakan langsung. Semuanya sangat dekat dengan keseharian kami. Intinya tentang arogansi yang pernah kami alamin,” jelas Teguh.
Mengenai materi lagu, dipaparkan oleh Ami dan Reza, musik yang mereka buat kebanyakan hasil dari jam session. Mereka juga mengungkapkan bahwa selain hardcore setiap personelnya punya ketertarikan lumayan dalam terhadap banyak genre musik. Oleh karena disentuh beberapa kekhasan genre musiklain, materi musik album II ini dianggap baru.
“Hardcore punk sudah pasti, dipoles progressive, thrash, stoner, dll. Alhasil crossover hardcore,” kata Reza. Ami menegaskan, “bebaslah, mau dibilang apa. Pastinya kami bikin musik yang kalau didengar, orang kira yang mainin badannya gede, gagah, pokonya tough guy banget! Hahahah!”
Lebih lanjut Zanoe menjelaskan bahwa perilisan II ini bagi TRAGEDI layaknya kado dan bukti keberhasilan merekamempertahankan eksistensi. Jujur Zanoe, selain perumusan materinya, prosespembuatan album ini juga memakan waktu yang lumayan lama. Oleh karena itu eksistensi mereka sebagai band yang produktif sempat dipertanyakan. Bahkan beberapa orang dan kelompok menganggap mereka sudah bubar.
“Kalau saya anggap album ini kayak kado, sih, sekaligus shit bomb buat yang nganggap kami nggak produktif atau malah bubar. huahahaha,” sambung Zanoe sambil canda tawa.
Sebelum merilis albumnya, mereka sempat merilis dua buah single yang juga ada di album itu, “Fuck With Your Statement” dan “Don’t Give A World A Chance”. Selain dua buah single, band yang dipayungi oleh Gr8day-Music ini juga merilis video musik untuk single pertamanya “Fuck With Your Statement.”
Rabu, 03 Desember 2014
Deal Statement: Menjadikan Band Sebagai Media Kampanye Gajah
Photo by DS doc. |
Hal tersebut menggugah unit hardcore punk asal Kota Depok, Deal Statement, untuk melakukan fundraising untuk membantu menyelamatkan Gajah. Fundraising tersebut dilakukan dengan cara menjual kaos yang semua keuntungannya akan di sumbangkan melalui salah satu LSM yang fokus pada isu terkait. Tidak hanya itu, saat ini Deal Statement sedang menggarap sebuah video dokumenter. Mau tau lebih lanjut ? Mari simak hasil obrolan singkat kami dengan Giring (gitar/back voc) Deal Statement. (AL)
Langganan:
Postingan (Atom)