Sebuah kabar menggembirakan datang dari Relamati Records, khususnya untuk para pasangan yang aktif dalam satu proyek musik. Pasalnya label asal Yogyakarta tersebut sedang menggarap album kompilasi yang diperuntukan untuk para pasangan: kekasih ataupun pasutri.
Label yang terkenal dengan rilisan band-band cadasnya ini, membebaskan untuk segala macam genre. Rencananya kompilasi tersebut akan dirilis dalam format tape kaset dan 3" CDr berbentuk hati. Untuk deadline-nya sendiri, mereka akan menunggu hingga 10 Februari mendatang. Untuk tanggal rilisnya sendiri, mereka menjadwalkan 14 Februari sudah bisa dilempar ke pasaran.
Saat ini sudah ada delapan band yang masuk dalam list kompilasi terhitung hari ini (29/01), diantaranya Ballerina Killer, Owol Owol Murah, Sulfur, Qualtagh, Antara Lain, se_l_o, Extreme Hate, dan Æ. Jadi tunggu apalagi, bagi kalian yang aktif di bermusik bersama pasangan tidak ada salahnya ikut serta dalam proyek kompilasi ini. (AL)
Contact: Relamati Records Fanpage
Rabu, 29 Januari 2014
Selasa, 28 Januari 2014
Last Pain Dedikasikan Single Baru Untuk Para Pendengar Setia
Veteran metalcore Bogor yang dulu intens menjadi headliners gig setiap minggu di kota hujan. Kembali menyeruak setelah kemarin tampil di Rockaddict Metalfest 2014 Bogor. Mereka Membagikan cd single di acara tersebut, seperti sebuah sinyal kembalinya Endra, Qicol, Kidot, T’nar, dan Bella setelah terakhir mengeluarkan The Abomination Of Destiny EP pada tahun 2009. Dengan materi baru yang terdengar lebih tajam. Dan yang lebih asik, ada part-part dimana ada sedikit ornamen sound seperti Kvelertak, yeah!. "Hellraisers" dipilih sebagai judulnya, yang didedikasikan kepada penikmat Last Pain, yang mereka sebut Hellraisers. Apakah juga ini sinyal coming soon nya album perdana mereka? Kita tunggu saja. (Fauzan)
Senin, 27 Januari 2014
Katuamidruta: Upaya Pengarsipan Rilisan Lokal Dalam Bentuk Digital
Setan apa yang telah merasuki jiwa saya hingga melupakan file short-interview bersama Roy Ferris yang dilakukan pada Oktober 2012 silam. Dan baru saya temukan secara tidak sengaja baru-baru ini.
Sekedar info, Roy Ferris adalah seseorang di belakang Katuamidruta yang fokus mengarsipkan data audio dari skena hardcore/punk lokal. Bukan maksud untuk melatih seseorang untuk lebih cenderung gemar mendownload. Bung Roy yang juga aktif di band Zudas Krust bermaksud untuk mengarsipkan berbagai rilisan yang sudah tidak ada lagi bentuk fisiknya. Seperti yang ia tulis pada sisi kanan blog tersebut, "Blog ini, hanya sebagai review dari semua produk yang dihasilkan. Juga sebagai arsip dari banyak stuff-stuff awal yang sudah tidak ada lagi kaset atau Cd-nya. Kami share kembali, hanya untuk mengingatkan kalian, bahwa banyak band-band bagus ketika awal-awal scene ini berkembang." (AL)
Ceritain sedikit dong tentang Katuamidruta; Kapan lahirnya? Dan atas dasar apa sih membuat Katuamidruta?
Hmmm, gimana ya mulai ceritanya ?! Karena saya kurang tahu pasti kapan saya mulai membuat blog ini. Kalau tidak salah sekitaran tahun 2010 dan pertama kalinya share adalah Demo pertama band Jogja, yaitu Atret. Yang Demo ini beredar sekitar tahun 1997-an. Ada cerita seru pas saya share mp3 Demo Atret ini, ternyata ada beberapa teman yang tidak tahu tentang Demo ini, sampai akhirnya salah satu personil band ini memberikan komentarnya bahwa mereka pernah mengeluarkan Demo pertama mereka dengan title "Kill The Gasser". Hahahaha...
Menarik kalau mengingat awal-awal saya mulai share di blog yang saya jalanin itu. Hahaha... Kalo ditanya dasarnya, kenapa saya membuat Katuamidruta itu, karena saya suka mentransfer Demo-Demo Tape koleksi saya menjadi format mp3. Ini sudah saya lakukan sejak tahun kurang lebih 2004-an. Dan tahun 2010 lah, saya mulai membuat blog ini untuk mempermudah men-share info tentang rekaman-rekaman awal mulai berkembangnya scene Hardcore/Punk disini. Walaupun tidak banyak tapi saya berharap bisa memberikan kontribusi untuk teman-teman. Pada dasarnya, saya juga menekankan juga untuk teman-teman supaya membuat sebuah bentuk fisik dari Demo-Demo yang mereka share. Sangat disayangkan kalau saja hanya membuat Demo hanya sebatas share data Audio dalam bentuk download. Setidaknya ada bentuk yang bisa dijadikan cerita menarik dikemudian hari ketika Demo-Demo tersebut sudah tidak lagi beredar atau band yang bersangkutan bubar atau hal lainnya yang terjadi. Kadang ketika ada teman-teman yang share Demo mereka, saya juga menanyakan tentang kover Demo mereka dalam bentuk Jpeg atau format lainnya dalam ukuran maksimal. Karena biasanya, saya akan melakukan print dan membuat bentuk fisiknya sendiri. Setidaknya untuk saya pribadi selain saya mendapatkan share Audio dalam bentuk mp3, saya juga ingin memiliki dalam bentuk fisiknya.
Di Katuamidruta, ada team work atau kerja sendirian bang?
Pada dasarnya tidak ada team-work yang terbentuk secara terorganisir. Lagipula siapapun bisa terlibat menjadi team-work blog ini, secara tidak langsung. Awalnya memang saya mengerjakannya sendiri dari mulai me-layout blog sampai meng-upload data-data yang mau di-share. Lalu setelah itu, saya mulai dapat bantuan dari Dani Tremor. Dia memberikan sentuhan kreasinya dalam bentuk artwork untuk banner dan juga membantu banyak upload-an data-data Audio. Dari sini juga, akhirnya saya melibatkan teman-teman yang ingin share Demo mereka untuk memberikan link download yang sudah mereka upload. Sehingga memudahkan saya untuk melakukan update dengan cepat. Kalo dilihat kan, secara tidak langsung sudah terbentuk team-work dengan sendirinya.
Gimana sih prosesnya supaya karya band kita bisa ada di Katuamidruta?
Sebenarnya tidak diharuskan wajib share Demo melalui blog yang saya jalanin ini. Banyak juga kok, Blog yang bagus-bagus yang juga mempunyai fungsi sama, yaitu melakukan share informasi yang dijalani teman-teman lainnya. Mungkin karena blog yang saya jalani ini, saya khususkan untuk scene Hardcore/Punk lokal, maka beberapa teman-teman mempunyai ekspetasi lain melihat blog yang saya jalani ini...Hahahaha... Memang tidak ada peraturan baku yang tertulis, tapi memang kalo ada beberapa teman yang ingin share Demo mereka di Katuamidruta, biasanya saya hanya meminta Genre musik yang mereka mainkan, asal band, tahun rilisan/rekaman dan link download (itupun kalo mereka memilikinya), karena tidak sedikit juga yang mengirimkan Demo-Demo mereka melalui email dalam bentuk data Audio dan saya pun harus meng-upload ulang sendiri. Dan tentunya yang tidak ribet dengan urusan perihal Hak Cipta atau Copyrights... Itu saja sebenarnya prosesnya, walaupun kadang saya juga sedikit terharu jika ada beberapa teman yang memang memiliki keinginan untuk melakukan share lewat blog yang saya jalani ini...Hahaha...
Tanggapan ente terhadap SOPA/PIPA?
Untuk beberapa pihak sebenarnya ini sangat menguntungkan mereka, seperti halnya label-label besar dan band-band yang terlibat dalam hukum Hak Cipta tersebut. Tapi yang menjadi permasalahan, hal ini mencakup banyak ruang dalam hal share data. Banyak akses-akses yang awalnya mudah dilakukan menjadi sangat sulit karena adanya peraturan-peraturan yang dikeluarkan pihak SOPA/PIPA, juga tidak sedikit yang akhirnya diblokir secara tidak langsung. Ini yang menjadi banyak pihak-pihak pengguna situs sharing data di dunia menjadi tidak suka dengan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh SOPA/PIPA. Tapi bagi saya pribadi hal ini bukan menjadi hal yang besar yang juga ditanggapi teman-teman lainnya. Yang ternyata banyak juga teman-teman yang share situs untuk ruang berbagi dalam bentuk lain.
Apa sih artinya Katuamidruta? Kenapa pake nama yang susah diingat dan diucap bang?
KATUAMIDRUTA, saya ambil dari lagu band Punk lamanya kota Malang, THE LIAR. Katuamidruta itu maksudnya Tak Mau Di Atur...Karena kebiasaan orang Malang itu menggunakan Bahasa balikan. Karena saya dulu sempat lama tinggal di Malang, hampir 10 tahunan, dan saya mendapatkan Demo ini langsung dari salah satu personil mereka. Ini saya pakai, ketika saya mendata koleksi Demo yang saya miliki. Dan saya suka dengan kata "Katuamidruta" pada lagu band The Liar. Makanya saya pakai untuk blog yang saya jalani ini. Memang sedikit rumit untuk diingat, mungkin disitu daya tariknya...Hahahahaha...
Oh iya, selain ngurus Katuamidruta. Ente aktif di band juga kan? Sebutin bang sekarang aktif di band apa aja?
Waktu masih di Jakarta, saya main Drums untuk ZUDAS KRUST. Sekarang semenjak saya tinggal di Sumatera Utara, saya main Drums untuk band JAHAT. Masih bermain musik yang tidak jauh beda dengan Zudas Krust. Saya jarang mempunyai band lebih dari satu, biasanya satu juga sudah repot...Hahahahaha... Eh, sedikit promosi, JAHAT sudah keluar album-nya dibawah label Doombringer Records... Hahahaha...
Menurut ente, sejauh ini perihal pendokumentasian untuk scene Punk/Hardcore lokal bagaimana?
Sebenarnya banyak yang melakukan pen-dokumentasi-an untuk stuff Hardcore/Punk lokal tapi tidak banyak juga yang melakukannya secara serius dan menyimpan dengan baik. Kadang ada yang membeli, setelah mendengarkan hilang begitu saja atau hal lainnya. Menurut saya pribadi, kalo dilihat sekarang, banyak teman-teman yang sudah mengumpulkan stuff-stuff lokal mulai dari rilisan terbaru sampai rilisan ulang. Dan tidak sedikit juga, yang terlihat mulai mencari rilisan-rilisan lama yang sudah tidak atau jarang beredar. Jadi point-nya untuk support stuff lokal, memang tidak akan pernah mati. Dan memang jangan pernah mati. Karena apa yang saya rasakan, produksi lokal dalam bentuk Audio sudah tidak kalah dengan band-band dari luar sana.
Check: http://katuamidruta.blogspot.com/
Sekedar info, Roy Ferris adalah seseorang di belakang Katuamidruta yang fokus mengarsipkan data audio dari skena hardcore/punk lokal. Bukan maksud untuk melatih seseorang untuk lebih cenderung gemar mendownload. Bung Roy yang juga aktif di band Zudas Krust bermaksud untuk mengarsipkan berbagai rilisan yang sudah tidak ada lagi bentuk fisiknya. Seperti yang ia tulis pada sisi kanan blog tersebut, "Blog ini, hanya sebagai review dari semua produk yang dihasilkan. Juga sebagai arsip dari banyak stuff-stuff awal yang sudah tidak ada lagi kaset atau Cd-nya. Kami share kembali, hanya untuk mengingatkan kalian, bahwa banyak band-band bagus ketika awal-awal scene ini berkembang." (AL)
Ceritain sedikit dong tentang Katuamidruta; Kapan lahirnya? Dan atas dasar apa sih membuat Katuamidruta?
Hmmm, gimana ya mulai ceritanya ?! Karena saya kurang tahu pasti kapan saya mulai membuat blog ini. Kalau tidak salah sekitaran tahun 2010 dan pertama kalinya share adalah Demo pertama band Jogja, yaitu Atret. Yang Demo ini beredar sekitar tahun 1997-an. Ada cerita seru pas saya share mp3 Demo Atret ini, ternyata ada beberapa teman yang tidak tahu tentang Demo ini, sampai akhirnya salah satu personil band ini memberikan komentarnya bahwa mereka pernah mengeluarkan Demo pertama mereka dengan title "Kill The Gasser". Hahahaha...
Menarik kalau mengingat awal-awal saya mulai share di blog yang saya jalanin itu. Hahaha... Kalo ditanya dasarnya, kenapa saya membuat Katuamidruta itu, karena saya suka mentransfer Demo-Demo Tape koleksi saya menjadi format mp3. Ini sudah saya lakukan sejak tahun kurang lebih 2004-an. Dan tahun 2010 lah, saya mulai membuat blog ini untuk mempermudah men-share info tentang rekaman-rekaman awal mulai berkembangnya scene Hardcore/Punk disini. Walaupun tidak banyak tapi saya berharap bisa memberikan kontribusi untuk teman-teman. Pada dasarnya, saya juga menekankan juga untuk teman-teman supaya membuat sebuah bentuk fisik dari Demo-Demo yang mereka share. Sangat disayangkan kalau saja hanya membuat Demo hanya sebatas share data Audio dalam bentuk download. Setidaknya ada bentuk yang bisa dijadikan cerita menarik dikemudian hari ketika Demo-Demo tersebut sudah tidak lagi beredar atau band yang bersangkutan bubar atau hal lainnya yang terjadi. Kadang ketika ada teman-teman yang share Demo mereka, saya juga menanyakan tentang kover Demo mereka dalam bentuk Jpeg atau format lainnya dalam ukuran maksimal. Karena biasanya, saya akan melakukan print dan membuat bentuk fisiknya sendiri. Setidaknya untuk saya pribadi selain saya mendapatkan share Audio dalam bentuk mp3, saya juga ingin memiliki dalam bentuk fisiknya.
Di Katuamidruta, ada team work atau kerja sendirian bang?
Pada dasarnya tidak ada team-work yang terbentuk secara terorganisir. Lagipula siapapun bisa terlibat menjadi team-work blog ini, secara tidak langsung. Awalnya memang saya mengerjakannya sendiri dari mulai me-layout blog sampai meng-upload data-data yang mau di-share. Lalu setelah itu, saya mulai dapat bantuan dari Dani Tremor. Dia memberikan sentuhan kreasinya dalam bentuk artwork untuk banner dan juga membantu banyak upload-an data-data Audio. Dari sini juga, akhirnya saya melibatkan teman-teman yang ingin share Demo mereka untuk memberikan link download yang sudah mereka upload. Sehingga memudahkan saya untuk melakukan update dengan cepat. Kalo dilihat kan, secara tidak langsung sudah terbentuk team-work dengan sendirinya.
Gimana sih prosesnya supaya karya band kita bisa ada di Katuamidruta?
Sebenarnya tidak diharuskan wajib share Demo melalui blog yang saya jalanin ini. Banyak juga kok, Blog yang bagus-bagus yang juga mempunyai fungsi sama, yaitu melakukan share informasi yang dijalani teman-teman lainnya. Mungkin karena blog yang saya jalani ini, saya khususkan untuk scene Hardcore/Punk lokal, maka beberapa teman-teman mempunyai ekspetasi lain melihat blog yang saya jalani ini...Hahahaha... Memang tidak ada peraturan baku yang tertulis, tapi memang kalo ada beberapa teman yang ingin share Demo mereka di Katuamidruta, biasanya saya hanya meminta Genre musik yang mereka mainkan, asal band, tahun rilisan/rekaman dan link download (itupun kalo mereka memilikinya), karena tidak sedikit juga yang mengirimkan Demo-Demo mereka melalui email dalam bentuk data Audio dan saya pun harus meng-upload ulang sendiri. Dan tentunya yang tidak ribet dengan urusan perihal Hak Cipta atau Copyrights... Itu saja sebenarnya prosesnya, walaupun kadang saya juga sedikit terharu jika ada beberapa teman yang memang memiliki keinginan untuk melakukan share lewat blog yang saya jalani ini...Hahaha...
Tanggapan ente terhadap SOPA/PIPA?
Untuk beberapa pihak sebenarnya ini sangat menguntungkan mereka, seperti halnya label-label besar dan band-band yang terlibat dalam hukum Hak Cipta tersebut. Tapi yang menjadi permasalahan, hal ini mencakup banyak ruang dalam hal share data. Banyak akses-akses yang awalnya mudah dilakukan menjadi sangat sulit karena adanya peraturan-peraturan yang dikeluarkan pihak SOPA/PIPA, juga tidak sedikit yang akhirnya diblokir secara tidak langsung. Ini yang menjadi banyak pihak-pihak pengguna situs sharing data di dunia menjadi tidak suka dengan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh SOPA/PIPA. Tapi bagi saya pribadi hal ini bukan menjadi hal yang besar yang juga ditanggapi teman-teman lainnya. Yang ternyata banyak juga teman-teman yang share situs untuk ruang berbagi dalam bentuk lain.
Apa sih artinya Katuamidruta? Kenapa pake nama yang susah diingat dan diucap bang?
KATUAMIDRUTA, saya ambil dari lagu band Punk lamanya kota Malang, THE LIAR. Katuamidruta itu maksudnya Tak Mau Di Atur...Karena kebiasaan orang Malang itu menggunakan Bahasa balikan. Karena saya dulu sempat lama tinggal di Malang, hampir 10 tahunan, dan saya mendapatkan Demo ini langsung dari salah satu personil mereka. Ini saya pakai, ketika saya mendata koleksi Demo yang saya miliki. Dan saya suka dengan kata "Katuamidruta" pada lagu band The Liar. Makanya saya pakai untuk blog yang saya jalani ini. Memang sedikit rumit untuk diingat, mungkin disitu daya tariknya...Hahahahaha...
Oh iya, selain ngurus Katuamidruta. Ente aktif di band juga kan? Sebutin bang sekarang aktif di band apa aja?
Waktu masih di Jakarta, saya main Drums untuk ZUDAS KRUST. Sekarang semenjak saya tinggal di Sumatera Utara, saya main Drums untuk band JAHAT. Masih bermain musik yang tidak jauh beda dengan Zudas Krust. Saya jarang mempunyai band lebih dari satu, biasanya satu juga sudah repot...Hahahahaha... Eh, sedikit promosi, JAHAT sudah keluar album-nya dibawah label Doombringer Records... Hahahaha...
Menurut ente, sejauh ini perihal pendokumentasian untuk scene Punk/Hardcore lokal bagaimana?
Sebenarnya banyak yang melakukan pen-dokumentasi-an untuk stuff Hardcore/Punk lokal tapi tidak banyak juga yang melakukannya secara serius dan menyimpan dengan baik. Kadang ada yang membeli, setelah mendengarkan hilang begitu saja atau hal lainnya. Menurut saya pribadi, kalo dilihat sekarang, banyak teman-teman yang sudah mengumpulkan stuff-stuff lokal mulai dari rilisan terbaru sampai rilisan ulang. Dan tidak sedikit juga, yang terlihat mulai mencari rilisan-rilisan lama yang sudah tidak atau jarang beredar. Jadi point-nya untuk support stuff lokal, memang tidak akan pernah mati. Dan memang jangan pernah mati. Karena apa yang saya rasakan, produksi lokal dalam bentuk Audio sudah tidak kalah dengan band-band dari luar sana.
Check: http://katuamidruta.blogspot.com/
Kamis, 23 Januari 2014
Tigapagi "Roekmana’s Repertoire", CD (Helat Tubruk, 2013)
Segala sesuatu yang dipersiapkan matang dan tak terburu-buru memang selalu akan menuai hasil yang maksimal. Begitulah yang terjadi pada trio folk/pop Tigapagi. Proses produksi album debut mereka yang memakan waktu lebih dari dua tahun, ternyata berbuah epic.
Dengan cermat mereka menggabungkan unsur musik diatonik (do, re, mi, fa sol, la, si, do) dan pentatonik. (da, mi, na, ti, la, da) yang terdapat dalam Karawitan Sunda. Keduanya menyatu tanpa harus saling merajai. Harmonisasi keduanya terjaga.
Bersemayam empat belas lagu dalam satu track tanpa jeda dengan jembatan notasi yang tidak terkesan memaksa. Mari simak “Alang-alang” yang begitu teduh dan kental akan nuansa sunda, lengkap dengan karakter vokal tamu Firza Achmar Paloh (Sore) yang menuntun pendengar menyelami bait demi bait lirik. Banyak musisi tamu yang diikut sertakan dalam album ini. Tengok lagu “Erika” yang begitu menawan dibawakan oleh Ida Ayu Made Paramita Sarasvati dari Nada Fiksi. “Tertidur” yang sukses dieksekusi oleh Aji Gergaji (The Milo). “Pasir” yang dengan begitu menegangkannya berhasil disajikan secara khas oleh Cholil Mahmud (Efek Rumah Kaca/Pandai Besi). Baik vokal tamu ataupun vokalis Sigit Agung Pramudita memberikan impresi yang berbeda-beda namun terdapat benang merah diantaranya; mereka berhasil memberi nyawa pada setiap lagu yang dibawakan.
Beragam bunyian dari violin, viola, cello, hingga kecapi kian menambah semarak album ini. Ditunjang dengan gaya penulisan lirik Sigit yang sarat akan metafora bahasa. Alih-alih rumit dan sukar dimengerti, lirik mereka justru menawarkan sebaliknya. Begitu puitis tapi tak berlebihan. Roekmana’s Repertoire adalah salah satu nafas baru yang kian menambah semarak skena folk lokal. Mereka begitu anggun sekaligus mencekam.
Dan satu hal lagi. Poin plus terletak dari bagaimana mereka mencoba mengemas album ini. Menyajikannya menjadi semacam kumpulan data yang tersimpan dalam satu paket dokumen rahasia, hasil dari investigasi orang-orang yang dicap “kiri”. Nuansa era Indonesia 65-66 terpancar dari kemasan album ini.
Tigapagi menjadi semacam penetralisir dari kondisi di mana folk tidak melulu soal cinta klise dan nada-nada riang. Kalian akan mendapatkan sesuatu yang berbeda. Jika bisa dikatakan, mendengarkan Tigapagi sama halnya seperti menonton adegan action yang menegangkan -penuh lika liku- namun sayang untuk dilewatkan. (AL)
Dengan cermat mereka menggabungkan unsur musik diatonik (do, re, mi, fa sol, la, si, do) dan pentatonik. (da, mi, na, ti, la, da) yang terdapat dalam Karawitan Sunda. Keduanya menyatu tanpa harus saling merajai. Harmonisasi keduanya terjaga.
Bersemayam empat belas lagu dalam satu track tanpa jeda dengan jembatan notasi yang tidak terkesan memaksa. Mari simak “Alang-alang” yang begitu teduh dan kental akan nuansa sunda, lengkap dengan karakter vokal tamu Firza Achmar Paloh (Sore) yang menuntun pendengar menyelami bait demi bait lirik. Banyak musisi tamu yang diikut sertakan dalam album ini. Tengok lagu “Erika” yang begitu menawan dibawakan oleh Ida Ayu Made Paramita Sarasvati dari Nada Fiksi. “Tertidur” yang sukses dieksekusi oleh Aji Gergaji (The Milo). “Pasir” yang dengan begitu menegangkannya berhasil disajikan secara khas oleh Cholil Mahmud (Efek Rumah Kaca/Pandai Besi). Baik vokal tamu ataupun vokalis Sigit Agung Pramudita memberikan impresi yang berbeda-beda namun terdapat benang merah diantaranya; mereka berhasil memberi nyawa pada setiap lagu yang dibawakan.
Beragam bunyian dari violin, viola, cello, hingga kecapi kian menambah semarak album ini. Ditunjang dengan gaya penulisan lirik Sigit yang sarat akan metafora bahasa. Alih-alih rumit dan sukar dimengerti, lirik mereka justru menawarkan sebaliknya. Begitu puitis tapi tak berlebihan. Roekmana’s Repertoire adalah salah satu nafas baru yang kian menambah semarak skena folk lokal. Mereka begitu anggun sekaligus mencekam.
Dan satu hal lagi. Poin plus terletak dari bagaimana mereka mencoba mengemas album ini. Menyajikannya menjadi semacam kumpulan data yang tersimpan dalam satu paket dokumen rahasia, hasil dari investigasi orang-orang yang dicap “kiri”. Nuansa era Indonesia 65-66 terpancar dari kemasan album ini.
Tigapagi menjadi semacam penetralisir dari kondisi di mana folk tidak melulu soal cinta klise dan nada-nada riang. Kalian akan mendapatkan sesuatu yang berbeda. Jika bisa dikatakan, mendengarkan Tigapagi sama halnya seperti menonton adegan action yang menegangkan -penuh lika liku- namun sayang untuk dilewatkan. (AL)
BVAS Yang Berbahaya Dari Surabaya
Satu lagi band yang me-sounding akan rilis albumnya tahun 2014 ini, Surabaya stoner metal rookie, BVAS. Tepatnya mereka akan merilis extended play album yang bertajuk Agresi dalam format CD Februari mendatang, dinaungi oleh Radioactive Force Records yang juga berasal dari Surabaya.
Cukup beberapa bulan saja untuk merilis ep sejak terbentuknya pada bulan Juni 2013. "Ilustrasi Berhala Dunia", preview single ep mereka yang dilemparkan lewat media sosial cukup membuat tidak sabar menunggu ep mereka. Yah apa mau jujur dikata ? Memang begitu adanya, riff-riff gitar itu begitu menggoda. Buat para fans Down, Black Label Society, High On Fire hingga Seringai. (Fauzan)
Cukup beberapa bulan saja untuk merilis ep sejak terbentuknya pada bulan Juni 2013. "Ilustrasi Berhala Dunia", preview single ep mereka yang dilemparkan lewat media sosial cukup membuat tidak sabar menunggu ep mereka. Yah apa mau jujur dikata ? Memang begitu adanya, riff-riff gitar itu begitu menggoda. Buat para fans Down, Black Label Society, High On Fire hingga Seringai. (Fauzan)
Rabu, 22 Januari 2014
Review Zine: AmmunitionXUnited Blood "Split Zine"
Pasca menghilang dan macetnya arus zine yang konsen terhadap hardcore-punk dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Sejujurnya gua rindu ketika menikmati Hantamstagnansi, Salah Cetax, BtBW, Jalur Bebas, New Born Fire, Bootstraps sedang bergeloranya. Yang mana membuat scene ini tidak melulu soal pertunjukan, bagaimana menciptakan sound yang bagus, dan sablon merchandise saja.
Kongsi antara clothing line asal Medan, Ammunition dengan blogzine asal Jakarta, United Blood dalam merilis zine dengan strategi split, setidaknya mampuh mengobati kerinduan tersebut.
Perlu diakui bahwa edisi United Blood versi split kali ini adalah edisi paling bertaring. Entah kenapa pada edisi split ini lah gua merasa "tertembak" oleh apa yang Dody Sadath Cs. (editor United Blood.Red) sajikan.
Pada part UB, kita dapat menemui beragam esay menarik soal punk dengan judul Menghidupi, Dihidupi...Mati!, cerita Ito tentang label Madafaka nya, gig report Dead In The Dirt di Medan, celoteh Bagoes (Brave Heart) dengan judul Titik Koma, dan tiga esay dari Ari (Grave Dancers/POA) yang masing-masing membahas kegemarannya terhadap kaset pita dan betapa superiornya piringan hitam kini; para punk jalanan; dan cerita mengenai seseorang yang memakai kaos hanya demi mengikuti idolanya.
Ammunition sendiri tidak kalah menariknya. Meski lebih dominan oleh interview namun tetap saja masih layak disimak. Mereka menyajikan interview bersama Encrot (Empat Belas), dan masing-masing editor yakni Yullipopes (Ammunition) dan Dody saling balas membalas menginterview, dan juga tak lupa interview terakhir dengan Sweet Widi (Feel The Burn) yang tidak melulu membahas soal band. Yah, gua setuju dengan si pewawancara yang sudah jenuh dengan isi interview seputar musik belaka. Sekali-kali memang perlu untuk sedikit membahas mengenai apa yang band tulis dalam lirik ataupun hal-hal non-music lainnya.
Overall, split zine ini benar-benar mengobati kerinduaan gua terhadap zine yang konsen pada hardcore-punk scene. Untuk kalian yang tertarik dengan split zine ini, bisa menghubungi kontak yang gua sediakan di bawah. Sudah saat nya lo bukan cuma konsumsi kaos-topi-patch-button doang! Sesekali lo keluarin uang untuk membeli/mengganti ongkos foto kopi dari sebuah zine tidak akan membuat lu miskin. (AL)
Contact:
idodtadas@gmail.com / http://unitedxblood.blogspot.com/
Kongsi antara clothing line asal Medan, Ammunition dengan blogzine asal Jakarta, United Blood dalam merilis zine dengan strategi split, setidaknya mampuh mengobati kerinduan tersebut.
Perlu diakui bahwa edisi United Blood versi split kali ini adalah edisi paling bertaring. Entah kenapa pada edisi split ini lah gua merasa "tertembak" oleh apa yang Dody Sadath Cs. (editor United Blood.Red) sajikan.
Pada part UB, kita dapat menemui beragam esay menarik soal punk dengan judul Menghidupi, Dihidupi...Mati!, cerita Ito tentang label Madafaka nya, gig report Dead In The Dirt di Medan, celoteh Bagoes (Brave Heart) dengan judul Titik Koma, dan tiga esay dari Ari (Grave Dancers/POA) yang masing-masing membahas kegemarannya terhadap kaset pita dan betapa superiornya piringan hitam kini; para punk jalanan; dan cerita mengenai seseorang yang memakai kaos hanya demi mengikuti idolanya.
Ammunition sendiri tidak kalah menariknya. Meski lebih dominan oleh interview namun tetap saja masih layak disimak. Mereka menyajikan interview bersama Encrot (Empat Belas), dan masing-masing editor yakni Yullipopes (Ammunition) dan Dody saling balas membalas menginterview, dan juga tak lupa interview terakhir dengan Sweet Widi (Feel The Burn) yang tidak melulu membahas soal band. Yah, gua setuju dengan si pewawancara yang sudah jenuh dengan isi interview seputar musik belaka. Sekali-kali memang perlu untuk sedikit membahas mengenai apa yang band tulis dalam lirik ataupun hal-hal non-music lainnya.
Overall, split zine ini benar-benar mengobati kerinduaan gua terhadap zine yang konsen pada hardcore-punk scene. Untuk kalian yang tertarik dengan split zine ini, bisa menghubungi kontak yang gua sediakan di bawah. Sudah saat nya lo bukan cuma konsumsi kaos-topi-patch-button doang! Sesekali lo keluarin uang untuk membeli/mengganti ongkos foto kopi dari sebuah zine tidak akan membuat lu miskin. (AL)
Contact:
idodtadas@gmail.com / http://unitedxblood.blogspot.com/
Selasa, 21 Januari 2014
Review Zine: Disorder #1 "Special Debut"
Zine ini jika diibaratkan buah tuh bervitamin banget, senggaknya buat kalian yang haus akan segala macam tentang musik. Para penulis Disorder sepertinya tau betul bagaimana menyajikan sesuatu yang asing namun layak untuk dikonsumsi. Beberapa nama yang masih tabu di telinga mereka ulas penuh dengan suka cita, sebut saja Two Cold Fingers (Indie rock asal Jepang yang mereka sebut-sebut sebagai band brilian), Whisper Desire (Unit Indie-pop lokal yang membuat penulis terkagum-kagum), dan mungkin yang menurut gua paling sakti adalah feature tentang Fehlfarben -dedengkot post-punk Jerman yang politis. Yang terakhir gua sebutkan itu sejujurnya adalah tulisan yang paling nyaman sekaligus bernutrisi, ditulis dengan gaya penulisan yang khas dari seorang Raka Ibrahim (Barang siapa yang suka menyibukan dirinya membuka Jakartabeat dan Gigsplay tentu tidak asing dengan pemuda tampan satu ini).
Oh tunggu dulu, ternyata ada yang hampir terlewatkan. Kalian tentu tidak akan sudi apabila melewatkan membaca esay-nya Jiwa Singa dengan judul "Nama Saya Iwan Fals", yang ditulis seolah-olah dirinyalah seorang Iwan Fals. Ia mengkupas habis pelantun lagu "Bongkar" tersebut. Tentu menjadi sayang, apabila kita lewatkan begitu saja.
Dan Raka kembali melancarkan amunisinya pada halaman-halaman terakhir Disorder. Kali ini ia mengulas album klasik-album legenda-album paling dipuja penggiat indie tanah air: JKT:SKRG. Dan Disorder edisi debut di tutup oleh testimonial beberapa pegiat skena indie Jakarta, mengenai venue-venue yang kandas ditelan zaman seperti Poster, BB's, hingga Parc.
Oh yah Disorder Zine ini adalah versi fisik dari webzine mereka. Jika kalian beruntung, bisa mendapatkan versi hardcopy-nya. Jika tidak mintalah dengan baik soft-copy-nya. Jika tidak juga, berkunjunglah ke website mereka di wearedisorder.net. (AL)
Oh tunggu dulu, ternyata ada yang hampir terlewatkan. Kalian tentu tidak akan sudi apabila melewatkan membaca esay-nya Jiwa Singa dengan judul "Nama Saya Iwan Fals", yang ditulis seolah-olah dirinyalah seorang Iwan Fals. Ia mengkupas habis pelantun lagu "Bongkar" tersebut. Tentu menjadi sayang, apabila kita lewatkan begitu saja.
Dan Raka kembali melancarkan amunisinya pada halaman-halaman terakhir Disorder. Kali ini ia mengulas album klasik-album legenda-album paling dipuja penggiat indie tanah air: JKT:SKRG. Dan Disorder edisi debut di tutup oleh testimonial beberapa pegiat skena indie Jakarta, mengenai venue-venue yang kandas ditelan zaman seperti Poster, BB's, hingga Parc.
Oh yah Disorder Zine ini adalah versi fisik dari webzine mereka. Jika kalian beruntung, bisa mendapatkan versi hardcopy-nya. Jika tidak mintalah dengan baik soft-copy-nya. Jika tidak juga, berkunjunglah ke website mereka di wearedisorder.net. (AL)
Senin, 20 Januari 2014
Barefood: "Band Serius Itu Harus Punya Rilisan Fisik"
Photo by Barefood doc. |
Pada bulan suci ramadhan 2009, Rachmat Triyadi atau yang lebih akrab dipanggil Mamat, memiliki beberapa bahan lagu dan mengajak Dito untuk ngejam. Dari ngejam bareng, akhirnya mereka mencari seorang drumer additional dan dibantu oleh Tio (Mellon Yellow). Lalu, mereka memilih untuk mencari drumer tetap, masuklah Ugeng, untuk menjadi pemain drum. Akan tetapi, drum yang diisi oleh Ugeng, tak berjalan cukup lama, ia keluar dan digantikan oleh Niko.
Pada tahun 2010, mereka bertiga membuat sebuah demo yang berisi empat buah lagu dari Mamat. Alasan membuat sebuah demo ini awalnya hanya untuk sebuah dokumentasi, supaya ketika dimainkan kembali tidak lupa dan tidak berniat untuk dirilis. Akan tetapi, saat mendegarkan demo tersebut, hasilnya lumayan bagus, akhirnya diupload di sebuah situs internet. Banyak orang yang mengetahui band ini atas bantuan Dede (Wastred Rockers) yang telah mengepostkan link untuk mengunduh lagu mereka di sebuah media sosial dan di sinilah awal keserisusan Barefood. Berikut adalah interview dngan Dito (Gitar & vokal) dan Mamat (Bass). (Agung Saputra)
Bagaimana kabar kalian setelah rilis EP album Sullen ?
Alhamdulillah, itu semua juga atas bantuan dari Anoa Records. Mereka yang telah bertanggung jawab atas distribusi EP album Sullen sehingga terdapat di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung, Malang, Yogya, Bali, dan lainnya.
Bagaimana proses pra-produksi Sullen ini?
Sebelum mengerjakn Sullen, kami itu suka tektok lagu gitu. Sebenernya sih untuk Sullen ini ada lebih dari lima lagu, kita sudah menyiapkan sembilan lagu. Terus kita rekam dan kita dengarkan nah yang lima ini hasilnya bagus. Jadi terpililah kelima lagu ini untuk masuk Sullen. Maret kita masuk studio, rekam-rekam dan jadi. Saat itu kita sedang mencari drumer, dapatlah Bowo dari (The Porno). Kita ajak Bowo, terus kasih materinya ke Bowo, untuk dipelajarin.
Untuk track Sullen, kami dibantu oleh Uci (Sarespring) dalam pembuatan lirik dan vokal. Awalnya untuk lagu ini kami ingin vokal dari suara cowo. Akan tetapi, Uci bersedia untuk membantu mengisi suara karena dia telah memuat lirik. Jadi, mungkin dia lebih tahu suasana dari lirik Sullen ini.
Bisa diceritakan bagaimana proses produksi Sullen ini?
Saat proses mixing master kami yang menyesuaikan hasilnya dengan operator, jadi sullen ini pure 90% dari segi sound dan lain-lain itu Barefood sendiri yang nge-drive Sang Operator. Proses mixing mastering bener-bener lama banget karena kita kan juga outputnya pake pita. Jadi kalau pakai pita itu kan hasil jadi dan hasil sebelumnya itu beda. Terus setelah itu kita menyiapkan design, packaging, dan siaplah utnuk dirilis pada September.
Cerita dibalik pembuatan lirik?
Untuk pembuatan lirik track "Sullen", kami dibantu oleh Uci. Untuk lirik lainnya itu ya tentang perjalanan cinta sesorang yang patah hati, saat sedang kesal sama bos, dan di saat kita tidak tahu harus ngapain untuk menghilangkan kejenuhan.
Sullen ini bukan merupakan karya pertama, pada tahun 2010 kalian sempat memproduksi Demo yang berisi empat buah lagu ("Deep and Crush", "Truth", "Breath", dan "Hard"). Apa ada perbedaan musik dengan album Sullen ini?
Perbedaan antara demo pada tahun 2010 dan Sullen ini, mungkin perbedaannya hanya sedikit karena warna dari kedua itu gak jauh beda. Mungkin dari hasil suara, kalau Sullen lebih baik musiknya. Sedangkan demo 2010, lebih raw atau kasar karena itu demo live, juga latihannya belum cukup.
Photo by Barefood doc. |
Barefood sendiri sih bukan band yang menepatkan diri. Sebenernya sih ya kesenangan, dari lirik dan musik yang simple. Supaya seperti anak SD misalkan mendengarkan lagu Barefood, ya langsung paham tentang musiknya dan bisa memainkannya.
Kenapa kalian memilih tanggal 30 September lalu untuk merilis EP kalian?
Awalnya kami ingin awal September, tapi ternyata ada salah cetak gitu, padahal kita sudah cetak 500 CD. Ternyata ada kesalah di masternya, jadi keluaran suaranya itu beda jauh dengan CD yang sekarang. Dari 500 CD itu kami sudah sempat menaruhnya di toko-toko musik juga karena ada kesalahan, akhirnya ditarik kembali dan diganti dengan yang baru. Jadi itulah kami memilih mundur untuk merilisnya, menjadi tanggal 30 September, mungkin biar lebih komunis banget. [Tertawa]
Soal cover, kenapa kalian memilih warna dasar hijau tua dan foto seorang wanita yang duduk misterius sambil memegang gitar?
Sebenernya konsep awalnya bukan seperti itu. Itu juga dibantu oleh Rici untuk foto sesinya. Dan ternyata masternya cuma ada yang itu. Waktu itu juga sudah banyak banget konsep untuk covernya, akhirnya pas dipilih-pilih pakai ini aja, foto cewe, sebenernya biar suasana covernya lebih sejuk aja. Kan kalau kita berdua terlihatnya gersang gitu. [Tertawa]. Akhirnya pakai model cewe sedang memegang gitar, supaya kita dapat mempengaruhi orang-orang bahwa lagu kita juga manis seperti cewe yang di cover itu. [Tertawa]. Hanya untuk lebih bagus aja kok dan ga ada arti.
Saat ini, sedang marak band yang merilis karyanya dalam format vinyl. Apakah kalian mempunyai keinginan untuk melakukan hal yang sama di kemudian hari?
Keinginan sih ada, cuma belum kepikiran sampai situ karena produksinya juga mahal. Mungkin kalau ada yang mau meproduksiin ya ga apa-apa sih.
Bagaimana tanggapan kalian terhadap turunnya minat penikmat musik dalam membeli rilisan fisik?
M: Sebenernya itu pilihan sih dia mau beli atau tidak beli. Cuma, yang pasi kalau menurut gw sih. Band yang serius itu lu harus punya rilisan fisik. Sebenernya kalau dia gamau beli juga ga apa-apa sih. Itu pilihan mereka. Bukan gw anti download juga yaa hehehe. Pilihan aja sih itu.
D: Ya memang sekarang internet, kalau lu mau liat video yang di ambil dari satu tahun yang lalu, lu juga bisa lihat itu. Tapi kan lu ga bisa menghanddle itu dengan seksama, bisa aja sih kalau barefood ada yang mengupload lagunya di mediafire atau link download lainnya, ya kita juga ga bisa berbuat apa sih selain pasrah. Tapi kalau memang kalian suka dengan bandnya lebih baik belilah rilisan fisiknya, selain membantu juga mensuppourt bandnya. Ya asal downloadnya sih ga apa-apa dan tidak legal dari bandnya hehe. Rilisan fisik itu penting banget.
Apa kegiatan kalian selain bermusik?
Kegiatan kami selain bermusik adalah berkerja karena dengan itu kami bisa memenuhi kebutuhan kami.
Harapan kalian di tahun 2014 yang akan datang apa?
Harapan kami di tahun 2014 adalah realisasi tour, bikin EP lagi, atau apalah yang penting rilisan gitu. Kami juga ada rencana ingin merilis sebuah komplikasi lagi bersama salah satu band di Jakarta.
Misalkan di tahun baru nanti kalian tahu kalau kalian akan meninggal, apa yang akan kalian lakukan ?
M: kalau mati yaa, ngewe dulu, abis itu sholat deh hehe
D: kalau mamat ngewe, gw yang ngerekam dia ngewe terus sholat juga hehe
Minggu, 19 Januari 2014
Tepati Janji, Gerbang Singa Rilis Mini Album Gratis
Setelah sebelumnya merilis single sebagai permulaan untuk mini album ketiga mereka. Kini, Gerbang Singa akhirnya merilis Beast EP secara gratis pada Jumat (17/01) kemarin.
Mereka sengaja merilis Beast secara gratis unduh, karna menyadari bahwa mereka belum bisa maksimal dalam hal pendistribusian album fisik. Selain itu mereka mengatakan, "Kami yakin teman-teman sekalian bila benar-benar suka dengan materi EP ini pasti juga akan membeli rilisan fisik kami," ungkap mereka.
Jadi, tunggu apalagi. Mari unduh mini album ini dan kita sama-sama nantikan album fisiknya benar terwujud. (AL)
Download
Jumat, 17 Januari 2014
Hurt Is Hurt - Debut EP
Sound gitar kering dan raw dengan beat yang kencang tapi berat seberat beban hidup yang harus kutanggung, endyangg. hehe.. Balik lagi lanjut, disempurnakan dengan growl vocal yang agresif dan latar belakang sound penuh noise sungguh ektrim adanya, yap sebuah geng crust punk asal Padang yang menautkan HURT sebagai nama geng mereka.
Baru saja merilis ep mandiri bertitle Hurt, sama seperti nama band nya. 7 tracks dengan semua lirik yang berbahasa Inggris yang kental bertemakan sosial yang straight to the point. Seperti menjadi suatu konspirasi penyambutan band gaek crust punk asal negeri ratu elizabeth, DOOM Pada februari mendatang, terus apa yang kalian tunggu crusties? Buruan cek preview ep mereka dibawah ini nih. (Fauzan)
Baru saja merilis ep mandiri bertitle Hurt, sama seperti nama band nya. 7 tracks dengan semua lirik yang berbahasa Inggris yang kental bertemakan sosial yang straight to the point. Seperti menjadi suatu konspirasi penyambutan band gaek crust punk asal negeri ratu elizabeth, DOOM Pada februari mendatang, terus apa yang kalian tunggu crusties? Buruan cek preview ep mereka dibawah ini nih. (Fauzan)
Titik Balik ‘Hell Gate’, Tape Cassette (Madafaka Records/Forthcoming Records, 2013)
Satu lagi band potensial datang dari scene Medan Crew. Nuansa modern hardcore dibalut dengan sangat apik bersama lirik yang terdengar puitis. Totally Ruiner! Walaupun saya kurang suka dengan soundnya kalau saja lebih diulik pasti outpoutnya lebih bagus. Cukuplah buat permulaan setidaknya membuat saya menantikan materi-materi selanjutnya.
Titik Balik membuktikan kalau band lokal gak kalah keren dari band yang notabene jadi “influence umum”. Nice. Semoga aja band ini cepet tour, gak sabar lihat performnya nih. Hmm… satu cover song dari Judge? Good choice! Eh track Purnama keren juga bro! (Ahmad Alif Ivanka)
Titik Balik membuktikan kalau band lokal gak kalah keren dari band yang notabene jadi “influence umum”. Nice. Semoga aja band ini cepet tour, gak sabar lihat performnya nih. Hmm… satu cover song dari Judge? Good choice! Eh track Purnama keren juga bro! (Ahmad Alif Ivanka)
Sectarian Violence ‘Upward Hostility’, Tape Cassette (Commitment Asia Records)
Sebuah rilisan keren dari Commitment Asia Records menampilkan band lintas benua: Eopa dan Amerika. Dengan packaging yang menarik, terutama casenya mirip sama kaset-kaset jadul. Disertai lyric sheet dan artwork b/w. Salah satu proyekannya Nick Tape (vocalist Coke Bust). Cukup menjanjikan dan menarik perhatian, fast sxe hardcore to the max dengan direksi lirik bertema sosial politik yang dibuat dengan serius. Suka dengan WHN?! or Scholastic Deth ? Nih buat kamu! (Ahmad Alif Ivanka)
Fukk Bar Culture/Seized 'Split', Tape Cassette (Time Up Records/Suhatkor Records, 2013)
Tra-la-laaa split keren yg bakalan jadi esensial nih. Dimulai dari seized band yg maenin style ala Charles Bronson, Infest, Hellnation, etc. Jadi sudah pasti ngebut deh! Nyuguhin 4 track plus satu cover song dari Minor Threat "I Don't Wanna Hear It" yang dibawain rapi.
Selanjutnya gerombolan pecinta jengkol dari tanah pasundan, yup Fukk Bar Culture. Penggabungan antara umea sound plus dc sound tidak lain tidak bukan adalah DS-13 meet Coke Bust. Part gitarnya semakin variatif ditambah style vokalnya semakin nakal! Satu lagi yang keren dari band ini, lirik mereka gak klise agak berbeda, kamu bisa baca sendiri, saya pribadi suka dengan lirik 'Late Youth' sepertinya based on true story hehehe ;) Oh iyaa mereka ngecover track yang menurut saya pas dibawain "Lie" dari DS-13.
Kalo kamu belum dapet nih rilisan, kasian amat deh! Btw cover artworknya bagus, anak kecil lagi maen ayunan yg dibuat dari ban, kerenlah. (Ahmad Alif Ivanka)
Selanjutnya gerombolan pecinta jengkol dari tanah pasundan, yup Fukk Bar Culture. Penggabungan antara umea sound plus dc sound tidak lain tidak bukan adalah DS-13 meet Coke Bust. Part gitarnya semakin variatif ditambah style vokalnya semakin nakal! Satu lagi yang keren dari band ini, lirik mereka gak klise agak berbeda, kamu bisa baca sendiri, saya pribadi suka dengan lirik 'Late Youth' sepertinya based on true story hehehe ;) Oh iyaa mereka ngecover track yang menurut saya pas dibawain "Lie" dari DS-13.
Kalo kamu belum dapet nih rilisan, kasian amat deh! Btw cover artworknya bagus, anak kecil lagi maen ayunan yg dibuat dari ban, kerenlah. (Ahmad Alif Ivanka)
Morfem 'Hey Makan Tuh Gitar!', CD (MRFM Records, 2013)
Ada dua alasan yang mempengaruhi kenapa album kedua Morfem ini patut berada dalam tumpukan cakram padat dirumah. Adalah pertama, sebuah video testimoni para personil yang meliputi cerita betapa seru nan penuh eksperimentalnya sewaktu sesi produksi hingga kenapa album ini patut untuk dibeli, yang begitu persuasif. Kedua, single “180 Derajat” yang begitu catchy dan memikat melalui untaian kata dalam liriknya dilepas gratis beberapa bulan sebelum album ini resmi rilis, sontak menimbulkan pertanyaan ‘apakah semua lirik ditulis dengan keindahan kata yang sama ?’. Dua alasan tersebut menimbulkan impuls yang akhirnya mengiring langkah menuju toko cd terdekat.
Benar saja, alasan pertama terjawab, beragam bebunyian hadir dalam kontruksi musik Morfem kali ini. Mulai dari bebunyian ala klenengan sapi di “180 Derajat” hingga kinciran yang biasa anak balita mainkan di “Jalan Darat (Anti-Boring)” yang menyemarakan instrument yang drummer Freddie mainkan. Belum lagi ditambah kekayaan akan karakter sound milik gitaris Pandu Fathoni yang dominan raw namun terdengar mengalir di telinga, memberi kesan ramah. Di dukung oleh bass line berdistorsi milik bassis Yanu Fuadi yang menambah kekayaan bebunyian dalam album ini.
Morfem dalam album kali ini bisa dibilang lebih berwarna secara musikal ketimbang satu album terdahulunya “Indonesia” ataupun mini album “Seka Ingus Mu”. Selain mempertahankan image raw ala indie rock, mereka juga memasukan beberapa sentuhan garage rock pada “Legenda Berbalut Ngeri” yang bernuansa 60-an, atmosfer psikedelia meraung dalam “Era Gelap Sirna” yang instrumental, membumbui “Senjakala Cerita” dengan taburan noise rock, bermain punk rock dalam “Seka Ingus Mu” yang kembali mereka persembahkan dalam album ini dan terdengar lebih out ketimbang versi mini album. Kesemuanya dikemas oleh karakter sang vokalis Jimi Multhazam yang terdengar bebas.
Kepiawaian Jimi dalam menulis lirik pun tak perlu diragukan. Ia berhasil merangkum cerita saat melaksanakan Jalan Darat Tour 2012 bersama Jude dan The Experience Brother yang ditransformasi oleh nya menjadi sebuah lagu “Jalan Darat (Anti-Boring)” adalah sebuah hal yang patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, pendengar disuguhi sebuah tour diary versi audio berdurasi 2:21 menit lengkap dengan berbagai kesan serta beberapa penampil pendukung di masing-masing kota yang mereka singgahi. Sinis namun cerdas nan humoris-nya Jimi tergambar dalam “180 Derajat” dan “Hey Tuan Boti Men”, sedikit sarkas pada “Berlagak Gila” (Tumben sekali kau Roni/Kantong mu sedikit berisi/Kau hidup tuk hari ini/Dan esok kaupun kembali merki), dan sedikit bijak pada “Cerdas dan Taktis” (Dunia penuh tipu daya/Jangan sampai kau yang di kadali/Kaulah yang kendali keadaan/Berbahagialah/Senantiasa tertawa). Sebuah nilai plus yang jarang dimiliki oleh musisi lokal yang terkadang lebih terbuai menyanyikan lirik dalam berbahasa asing.
Pemilihan tajuk album ini pun patut diacungi jempol, jika tidak bisa dikatakan menjadi daya tarik bagi siapapun yang pertama kali melihat kepingan cakram padat ini. Applause untuk Morfem! (AL)
Benar saja, alasan pertama terjawab, beragam bebunyian hadir dalam kontruksi musik Morfem kali ini. Mulai dari bebunyian ala klenengan sapi di “180 Derajat” hingga kinciran yang biasa anak balita mainkan di “Jalan Darat (Anti-Boring)” yang menyemarakan instrument yang drummer Freddie mainkan. Belum lagi ditambah kekayaan akan karakter sound milik gitaris Pandu Fathoni yang dominan raw namun terdengar mengalir di telinga, memberi kesan ramah. Di dukung oleh bass line berdistorsi milik bassis Yanu Fuadi yang menambah kekayaan bebunyian dalam album ini.
Morfem dalam album kali ini bisa dibilang lebih berwarna secara musikal ketimbang satu album terdahulunya “Indonesia” ataupun mini album “Seka Ingus Mu”. Selain mempertahankan image raw ala indie rock, mereka juga memasukan beberapa sentuhan garage rock pada “Legenda Berbalut Ngeri” yang bernuansa 60-an, atmosfer psikedelia meraung dalam “Era Gelap Sirna” yang instrumental, membumbui “Senjakala Cerita” dengan taburan noise rock, bermain punk rock dalam “Seka Ingus Mu” yang kembali mereka persembahkan dalam album ini dan terdengar lebih out ketimbang versi mini album. Kesemuanya dikemas oleh karakter sang vokalis Jimi Multhazam yang terdengar bebas.
Kepiawaian Jimi dalam menulis lirik pun tak perlu diragukan. Ia berhasil merangkum cerita saat melaksanakan Jalan Darat Tour 2012 bersama Jude dan The Experience Brother yang ditransformasi oleh nya menjadi sebuah lagu “Jalan Darat (Anti-Boring)” adalah sebuah hal yang patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, pendengar disuguhi sebuah tour diary versi audio berdurasi 2:21 menit lengkap dengan berbagai kesan serta beberapa penampil pendukung di masing-masing kota yang mereka singgahi. Sinis namun cerdas nan humoris-nya Jimi tergambar dalam “180 Derajat” dan “Hey Tuan Boti Men”, sedikit sarkas pada “Berlagak Gila” (Tumben sekali kau Roni/Kantong mu sedikit berisi/Kau hidup tuk hari ini/Dan esok kaupun kembali merki), dan sedikit bijak pada “Cerdas dan Taktis” (Dunia penuh tipu daya/Jangan sampai kau yang di kadali/Kaulah yang kendali keadaan/Berbahagialah/Senantiasa tertawa). Sebuah nilai plus yang jarang dimiliki oleh musisi lokal yang terkadang lebih terbuai menyanyikan lirik dalam berbahasa asing.
Pemilihan tajuk album ini pun patut diacungi jempol, jika tidak bisa dikatakan menjadi daya tarik bagi siapapun yang pertama kali melihat kepingan cakram padat ini. Applause untuk Morfem! (AL)
Rabu, 15 Januari 2014
Warmouth - Demo 2014
Photo by Warmouth doc. |
Minggu, 12 Januari 2014
Gerbang Singa Rilis Single Sebelum Mini Album
Band hardcore asal Solo, Gerbang Singa, kembali akan merilis mini album ketiga nya di tahun ini. Prosesnya sendiri sejauh ini baru menyelesaikan satu lagu yang rampung di mastering dan mixing. Dan seperti yang sebelumnya mereka janjikan melalui akun resmi di Facebook, "Insya ALLAH beberapa hari ke depan akan kita keluarkan versi free download," tulis mereka pada 9 Januari kemarin.
Band yang terpengaruh oleh 50 Lions, Sick Of It All, Madball, dan Throwdown ini, akhirnya pun menepati janji mereka. Kemarin (11/01), mereka merilis single teranyar secara gratis*. Meski mereka mengakui hasil mastering pada lagu tersebut baru rampung 90% namun mereka berjanji hasil akhir akan lebih maksimal. Single tersebut diharapkan bisa menjadi gambaran akan bagaimana musik mereka pada mini album nanti. Saat ini belum ada kabar kelanjutan tentang tanggal resmi perilisan mini album tersebut. Tentu tidak jadi barang yang salah untuk menantikannya. (AL)
*Download
Band yang terpengaruh oleh 50 Lions, Sick Of It All, Madball, dan Throwdown ini, akhirnya pun menepati janji mereka. Kemarin (11/01), mereka merilis single teranyar secara gratis*. Meski mereka mengakui hasil mastering pada lagu tersebut baru rampung 90% namun mereka berjanji hasil akhir akan lebih maksimal. Single tersebut diharapkan bisa menjadi gambaran akan bagaimana musik mereka pada mini album nanti. Saat ini belum ada kabar kelanjutan tentang tanggal resmi perilisan mini album tersebut. Tentu tidak jadi barang yang salah untuk menantikannya. (AL)
*Download
Sabtu, 11 Januari 2014
Transformasi Death Of President
Photo by DOP doc. |
Dan pada akhir Desember kemarin, DOP kembali melakukan split dengan sebuah band Italia, Carlos Dunga, di bawah bendera Tarung Records dan CKPYH Records. Apa yang kamu temukan ? Sebuah pendewasaan musik. Yah begitulah kami menyebutnya. Meski belum bisa move on dari tempo cepat. Namun line gitar mereka kini bernuansa thrash metal, kian heavy terdengar. Seperti mendengarkan Bones Brigade, D.R.I. era Dirty Rotten rasanya.
Jika kami perhatikan memang ada beberapa band lokal yang sebelumnya bermain dengan style fastcore/thrashcore awalnya kemudian seiring waktu merambah ke thrash metal/crossover. Dan sayangnya beberapa dari band tersebut terkesan gagal bertransformasi. Tapi DOP ? mereka tidak termasuk yang gagal namun juga sukses. Mereka berada di antara. Meski begitu bukan berarti apa yang mereka lakukan sia-sia, tentu masih layak didengar. Dan salahkan Katon W. De Pena jika DOP tidak bisa membuat mu meliar di moshpit (Apa hubungannya ?.Red). (AL)
Album Split Tersanjung13xLocal Fruits Dirilis Gratis
Veteran grindcore Jakarta, Tersanjung13 merilis album splitnya bersama Local Fruits dari Malang pada akhir Desember lalu (29/12).
Tidak seperti album Ears Slaughter 2002-2013 mereka yang dirilis dalam format CD. Kini mereka merilis splitnya dengan cara sistem download via Stone Age Records.
Terdapat sembilan track beringas, cepat, a la Unholy Grave hingga No Comment. (AL)
Download
Tidak seperti album Ears Slaughter 2002-2013 mereka yang dirilis dalam format CD. Kini mereka merilis splitnya dengan cara sistem download via Stone Age Records.
Terdapat sembilan track beringas, cepat, a la Unholy Grave hingga No Comment. (AL)
Download
Debut EP Cyco Vision Akan Dirilis Alternaive
Setelah sukses dengan debut demo nya yang rilis tahun kemarin. Kini, Cyco Vision berencana untuk menggarap debut EP yang masih dirahasiakan judulnya. Namun para prajurit crossover asal Bandung ini mengabarkan bahwa EP tersebut nantinya akan dirilis oleh label Alternaive, salah satu label kondang yang juga menaungi beberapa band seperti Hellowar (RIP), Hooded, Hantamrata, Grave Dancers, dan Milisi Kecoa. Rencananya EP tersbut akan rilis awal tahun ini. Sepertinya tidak dalam waktu yang lama lagi. (AL)
Bankeray Berbagi Pengalaman Lewat Thrash Attack
Photo by Bankeray doc. |
Tidak hanya itu. Mereka-pun melanjutkan cerita, "Venue acaranya memanglah pinggiran, namun semangat dan niat penonton yang datang memang untuk bersenang-senang, moshpit liar, persetan debu tanah lapangan yang membumbung saat mereka pogo. Tak perduli mau band besar atau kecil, tak perduli darimana asalnya, mereka benar-benar menikmatinya. Semangat dan pengalaman ini, ditambah beberapa hal dari keseharian kami, coba kami tulis dalam lirik lagu," terang mereka. Dan "Thrash Attack" lah yang mereka maksudkan.
Saat ini mereka sedang dalam tahap pengerjaan artwork dan layout cover guna kebutuhan debut album Liar. Nantinya, album tersebut akan berisi sepuluh lagu dan satu lagu akustik. Mereka merencanakan semuanya akan terealisasi pada tahun 2014 ini. "Semoga segera kelar!" tandas mereka. (AL)
Jumat, 10 Januari 2014
LKTDOV 'Self Tilted', Tape Cassette (Optical Records, 2013)
Belum apa-apa rilisan ini sudah mengharu biru pendengar melalui sampling milik salah satu iklan asuransi jiwa Thailand yang mampuh mengundang tangis di sela-sela track "Welcome To Another World" bergema. Yang kemudian disusul petikan manis berpadu dentuman piano dari track "Is It a Dream Within Dream ?" yang lembut mengiringi Janitra Ayu bekeluh kesah. Sebelum akhirnya gelegar vokal Indra Menus menghentak. Track "Parting Away From You" bernuasa tak jauh berbeda dengan track lainnya. Yah, jangan harapkan kamu akan mendapatkan nuansa ceria di sini karna LKTDOV akan mengajak mu untuk merenung sembari menyelami nuansa musik mereka yang kelam nan membuai a la Post-rock dan seagresif Screamo. Semua itu kamu bisa dapatkan pada side A rilisan tape kaset ini.
Sementara untuk side B kamu akan mendapatkan sesuatu yang lebih kotor, raw, sekaligus suram. Dua track yakni "This Love Has No Jealousy" dan "Live at JNM" semua direkam secara langsung ketika mereka latihan dan manggung.
Rilisan ini adalah hasil kerja sama berbagai label di antaranya Optical Records, Sailboat Records, Relamati Records, dan Rizkan Records. Kamu bisa mendapatkan rilisan ini dengan cara menghubungi label-label terkait ataupun bisa langsung mengkontak Optical Records (kontak tersedia di bawah.Red).
Rilisan ini direkomendasikan untuk kalian pendengar setia Envy, Russian Circles, Mogwai, etc. (AL)
Kontak: Optical Records (Phone: +6285779200282)
Sementara untuk side B kamu akan mendapatkan sesuatu yang lebih kotor, raw, sekaligus suram. Dua track yakni "This Love Has No Jealousy" dan "Live at JNM" semua direkam secara langsung ketika mereka latihan dan manggung.
Rilisan ini adalah hasil kerja sama berbagai label di antaranya Optical Records, Sailboat Records, Relamati Records, dan Rizkan Records. Kamu bisa mendapatkan rilisan ini dengan cara menghubungi label-label terkait ataupun bisa langsung mengkontak Optical Records (kontak tersedia di bawah.Red).
Rilisan ini direkomendasikan untuk kalian pendengar setia Envy, Russian Circles, Mogwai, etc. (AL)
Kontak: Optical Records (Phone: +6285779200282)
Prabu Pramayougha 'YA! WAH!', Tape Cassette (Rizkan Records/Blah Records, 2013)
Prabu Pramayougha sebelumnya dikenal sebagai frontman unit pop-punk, Saturday Night Karaoke. Sebelum akhirnya memutuskan untuk bersolo karir. Bisa jadi ini adalah trik atau semacam aspirin dari mandeknya langkah bersama SNK yang memang dalam beberapa tahun terakhir ini seperti kehilangan arah -sempat dikabarkan bubar namun sesekali aktif bermain.
YA! WAH! sebenarnya adalah dua album berbeda yang dirilis bersama. YA! lebih dulu dirilis pada 2012 dalam format cakram padat via label Jepang, SP Records. Sementara WAH! adalah album paling muktahir, direkam akhir Agustus 2013 dan rilis via Blah! Records. Yang akhirnya kedua album tersebut dipersatukan layaknya sepasang suami-istri yang telah lama pisah ranjang oleh Rizkan Records yang berkongsi dengan Blah! Records dalam format tape kaset. Bersampulkan pink yang dominan, album ini seperti seruan iklan soda "membawa kebahagiaan".
Secara keseluruhan (dalam segi musik) Prabu masih belum menawarkan sesuatu yang berbeda dari apa yang ia mainkan ketika di SNK dulu. Masih menyediakan Pop-Punk enerjik, ceria, dan penuh warna begitulah kiranya kalimat untuk menggambarkan bagaimana musiknya. Sekilas, kita akan tetap menerka bahwa ini adalah SNK. Sepertinya bayang-bayang SNK masih melekat pada Prabu (atau bisa jadi sebaliknya) layaknya Morrissey ketika hijrah dari The Smiths atau Sammy Simorangkir ketika hijrah dari Kerispatih.
Tapi siapa yang peduli dengan itu ? Halah! Bagaimanapun juga album ini tetap mampuh membuat kita meliar di kamar. Mampuh membuat kita merasakan muda selayaknya remaja belasan tahun -meskipun usia anda sudah berkepala tiga. Mampuh mengembalikan memoar kita ketika pertama kali mendengarkan Dookie-nya Greenday, Dude Ranch-nya Blink182, atau sekedar membayangkan wajah kikuknya Milo Aukerman.
Total ada delapan track dengan bonus-bonus yang tidak akan kamu kira sebelumnya, bahwa bonus lagu seperti itu yang Prabu masukan dalam albumnya. Sedikit bocoran, ada Prabu versi Punk-kentrung (WTF!!! Term apa lagi itu?!.Red). (AL)
YA! WAH! sebenarnya adalah dua album berbeda yang dirilis bersama. YA! lebih dulu dirilis pada 2012 dalam format cakram padat via label Jepang, SP Records. Sementara WAH! adalah album paling muktahir, direkam akhir Agustus 2013 dan rilis via Blah! Records. Yang akhirnya kedua album tersebut dipersatukan layaknya sepasang suami-istri yang telah lama pisah ranjang oleh Rizkan Records yang berkongsi dengan Blah! Records dalam format tape kaset. Bersampulkan pink yang dominan, album ini seperti seruan iklan soda "membawa kebahagiaan".
Secara keseluruhan (dalam segi musik) Prabu masih belum menawarkan sesuatu yang berbeda dari apa yang ia mainkan ketika di SNK dulu. Masih menyediakan Pop-Punk enerjik, ceria, dan penuh warna begitulah kiranya kalimat untuk menggambarkan bagaimana musiknya. Sekilas, kita akan tetap menerka bahwa ini adalah SNK. Sepertinya bayang-bayang SNK masih melekat pada Prabu (atau bisa jadi sebaliknya) layaknya Morrissey ketika hijrah dari The Smiths atau Sammy Simorangkir ketika hijrah dari Kerispatih.
Tapi siapa yang peduli dengan itu ? Halah! Bagaimanapun juga album ini tetap mampuh membuat kita meliar di kamar. Mampuh membuat kita merasakan muda selayaknya remaja belasan tahun -meskipun usia anda sudah berkepala tiga. Mampuh mengembalikan memoar kita ketika pertama kali mendengarkan Dookie-nya Greenday, Dude Ranch-nya Blink182, atau sekedar membayangkan wajah kikuknya Milo Aukerman.
Total ada delapan track dengan bonus-bonus yang tidak akan kamu kira sebelumnya, bahwa bonus lagu seperti itu yang Prabu masukan dalam albumnya. Sedikit bocoran, ada Prabu versi Punk-kentrung (WTF!!! Term apa lagi itu?!.Red). (AL)
Sailboat Records Umumkan Rilis Hikari Todo
光とど atau Hikari Todo adalah Emil Prakertia Raji, musisi muda berumur 20 tahun yang juga Vokalis dan gitaris band Screamo/Experimental A City Sorrow Built. Berdomisili di Perth dan Juga Bali. Hikari Todo adalah Solo Project Post-Rock-nya sejak 2012, sudah mengeluarkan album EP berisi 3 lagu pada tahun 2012 yang diberi judul "Light Stays" yang dirilis oleh Sailboat Records pada CD dan juga Digital Download.
Jika di album pertama Hikari Todo banyak terinspirasi dari Anime jepang, pada album EP "The Joys In Not Knowing" yang berisi 6 lagu bertotal durasi 15 menit, lebih banyak memasukkan unsur personal dengan minimalisasi instrumen dan juga menambahkan instrumen strings dan juga trumpet pada beberapa lagu, dan juga memasukkan vokal pada satu lagu.
The Joys In Not Knowing ditulis dan direkam sepanjang tahun 2013, EP ini adalah catatan personal dari seorang Emil, baik Heart warming ataupun heart breaking. EP ini memperlihatkan pengembangan dan meminilasir beberapa element yang ada di EP sebelumnya (Light Stays). This is no nonsense melodic atmospherical music with 6 tracks just hitting the 15 minutes mark.
Kami merilis complete preview dua lagu yang ada di album The Joys In Not Knowings, yang bisa didengar disini:
Album ini akan dirilis rencananya Akhir januari paling cepat. Saat ini Sailboat Records membuka Limited Pre Order CD yang akan diberi sisipan bonus Poster didalamnya. CD akan diproduksi dengan jumlah yang sangat terbatas yaitu 100 keping dengan Free Download di Bandcamp Sailboat Records (www.sailboatrecords.bandcamp.com).
Jika di album pertama Hikari Todo banyak terinspirasi dari Anime jepang, pada album EP "The Joys In Not Knowing" yang berisi 6 lagu bertotal durasi 15 menit, lebih banyak memasukkan unsur personal dengan minimalisasi instrumen dan juga menambahkan instrumen strings dan juga trumpet pada beberapa lagu, dan juga memasukkan vokal pada satu lagu.
The Joys In Not Knowing ditulis dan direkam sepanjang tahun 2013, EP ini adalah catatan personal dari seorang Emil, baik Heart warming ataupun heart breaking. EP ini memperlihatkan pengembangan dan meminilasir beberapa element yang ada di EP sebelumnya (Light Stays). This is no nonsense melodic atmospherical music with 6 tracks just hitting the 15 minutes mark.
Kami merilis complete preview dua lagu yang ada di album The Joys In Not Knowings, yang bisa didengar disini:
Album ini akan dirilis rencananya Akhir januari paling cepat. Saat ini Sailboat Records membuka Limited Pre Order CD yang akan diberi sisipan bonus Poster didalamnya. CD akan diproduksi dengan jumlah yang sangat terbatas yaitu 100 keping dengan Free Download di Bandcamp Sailboat Records (www.sailboatrecords.bandcamp.com).
Kamis, 09 Januari 2014
Real Project Perkenalkan Materi Baru
Real Project. Photo by Alfian Putra |
Kali ini mereka rupanya gemar berbasa-basi sedikit -tidak to the point seperti biasanya. Namun tidak mengurangi energi yang terpancar dalam musik mereka yang agresif. Sepertinya mereka mencoba lebih harmonis dalam meramu komposisi pada materi kali ini. Dan, karakter vokal Mels lebih terdengar "ngotot" di sini. Keren!
Yang penasaran dengan materi baru Real Project. Kami menyediakan link streaming nya di bawah sini. (AL)
Langganan:
Postingan (Atom)